that night

137 16 0
                                    

Di dalam ruangan medis yang tenang, Sakura sedang berdiri di dekat meja kerjanya yang penuh tumpukan kertas di atasnya. Cahaya matahari sore mulai memasukki ruangannya melalui jendela besar di sampingnya, memantulkan kilau samar di rambut merah mudanya yang diikat rapih. Wajahnya sedikit serius, matanya tampak fokus pada laporan misi dan kasus pada tumpukan kertas itu.

Sakura mengenakan pakaian medis yang sederhana, dengan blouse berwana merah muda dibalut jas berwarna putih. Jari-jarinya bergerak lincah saat ia mengurutkan setiap dokumen.

"Jidat!" Panggil seorang gadis pirang dari ujung pintu yang sudah dibuka, menyadarkan pemilik ruangan yang sedang fokus dengan dokumen-dokumennya.

"Pig! Tak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu?" Omel Sakura dengan mata yang masih tertuju pada dokumen-dokumennya.

Ino hanya tertawa melihat amarah dari sahabatnya itu, dan berjalan mendekati Sakura yang masih fokus. "Kau ingat hari ini ada acara ulang tahun Rokudaime-sama, kan?"

Sakura melepaskan pandangan dari dokumen dan menatap Ino dengan bingung, "lalu?" Tanyanya yang menimbulkan gertak gigi dari mulut gadis bermarga Yamanaka itu.

"Kau bertanya?! Dia itu mantan gurumu dan sekarang menjabat menjadi Rokudaime Hokage. Dan kau masih bertanya?!"

Sakura sebenarnya tahu hari ini ada ulang tahun dari mantan gurunya yang selalu menemani Sakura dari dulu saat ditinggal oleh Naruto dan Sasuke berkelana. Pria perak itu selalu membantunya atau bahkan mendukungnya ketika ia ditinggalkan kekasihnya terdahulu.

Kakashi sangat berharga baginya, hanya saja ia terlalu malas mengikuti acara formal yang dibuat untuk Rokudaime Hokage itu. Sakura bukan tipe gadis yang suka berpesta, mungkin dia akan menghadiahkan buku Icha-Icha ataupun memasakkan sup miso kesukaan gurunya pada esok hari.

"Ino kau bisa lihat masih banyak yang harus kukerjakan disini. Aku yakin Kakashi-sensei paham kalau aku tidak bisa hadir." Tangan Sakura menunjukkan dokumen yang menggunung, membuat Ino berdecak kesal saat melihatnya.

"Hei jidat! Semenjak ditolak Sasuke apa kau semakin gila?!" Sergah gadis pirang itu.

"Ino, berhentilah membicarakannya." Ucap Sakura jengah.

Sakura pernah tidak berhenti bekerja selama 3 minggu setelah ditolak Sasuke sebelum keberangkatan pemuda berambut raven itu untuk melakukan penebusan dosa. Membuat Tsunade begitu marah saat mengetahui Sakura bekerja tanpa berhenti.

"Kau itu masih 21 tahun, ada banyak laki-laki yang lebih tampan dari bocah Uchiha itu." Kata Tsunade dengan nada marah.

Perkataan Tsunade itu yang masih diingat baik oleh Sakura.

"Ayolah Sakura, aku akan membantumu!" Ino merebut dokumen itu dari tangan Sakura.

"Hanya memilah berdasarkan nama-namanya saja kan?"

🌱🌱🌱

"Sialan kau Ino!" Desis Sakura pelan setelah melihat Ino melambaikan tangannya pada Sakura, "bersenang-senanglah disini jidat!" Sambil menggandeng tangan Sai keluar dari restoran ini.

Sakura awalnya mau segera pulang, tetapi sudah banyak pasang mata yang melihat kehadirannya disini, sehingga ia tidak enak jika belum menemui Kakashi. Saat ingin menghampiri Kakashi, ia di kelilingi banyak rekan-rekannya membuat Sakura mengurungkan niatnya.

Sakura berjalan menuju sudut ruangan sambil membawa beberapa potong buah di piring kecil. Sakura melihat banyak teman-temannya disana sedang bersenang-senang dengan pesta kecil sake mereka. Bukannya Sakura tidak mau bergabung hanya saja dia baru pulang dari tempat kerjanya dan langsung disuruh ganti baju sesuai pilihan Ino, dress berwarna merah muda selutut yang senada dengan warna rambut yang dimilikinya.

"Yo!" Sebuah sapaan familiar mengudara membuat gadis itu menoleh ke arah suara.

Disampingnya ada Rokudaime Hokage--Hatake Kakashi yang tersenyum menatapnya. Sakura menoleh ke arah dimana ada Kakashi satu lagi yang masih dikelilingi rekan-rekannya disana.

"Kau licik Rokudaime-sama." Kekeh Sakura.

"Sakura, kau tahu aku tidak menyukai pesta."

"Oh, aku hampir lupa selamat ulang tahun Rokudaime Hokage-sama." Ucap Sakura penuh hormat, mengingat pesta ini dibuat untuk perayaan ulang tahun Kakashi.

Kakashi tersenyum menatap Sakura, "maa, jangan meledekku seperti itu. Tapi, terima kasih Sakura-chan." Membuat Sakura terkekeh karna dapat meledek pria perak dihadapannya itu.

Sakura sudah lama tidak menemui Kakashi, ia hanya bertemu jikalau ada dokumen yang harus ditandatangani oleh Hokage. Mungkin terakhir kali mereka bertemu ketika Sakura menangisi kepergian Sasuke waktu itu yang membuat wajah Sakura memerah seperti orang bodoh ketika mengingat kejadian 1 bulan yang lalu.

Sakura ingin menyuapkan potong buah terakhir ke dalam mulutnya. Tangannya ditarik dan akhirnya potongan buah terakhir itu malah masuk ke dalam mulut Kakashi.

"Hei!" Teriak Sakura.

"Hadiah ulang tahunku, kan?" Ucap Kakashi sambil mengunyah potongan buah itu

Sakura hanya menggeleng sambil tertawa kecil melihat tingkah Kakashi barusan.

"Kau tidak bergabung dengan Naruto dan lainnya?" Tanya Kakashi setelah menelan potongan buah di dalam mulutnya.

"Aku lelah. Kau sendiri mengapa disini Kakashi-sama?"

"Berhentilah meledekku," ucap pria itu jengah, "aku hanya lelah menanggapi mereka semua." Membuat Sakura sedikit terkekeh.

"Kurasa menjadi Hokage bukan passion-mu mengingat kau suka menjauhi keramaian hanya untuk membaca buku Icha-Icha Tactics."

Kakashi tersenyum, "kau benar, menjadi Hokage cukup membosankan. Aku lebih baik harus menjalani misi panjang daripada hanya duduk di kursi Hokage berjam-jam."

"Mungkin kau harus bertahan beberapa tahun lagi sebelum Naruto mengambil alih." Ucap Sakura sambil menatap Naruto yang sudah mabuk di depan sana.

"Tidak ku sangka selama ini Hinata menyukai Naruto yang bodoh itu." Ucap Sakura diakhiri kekehan.

Kakashi menoleh ke Sakura lalu menatap Naruto yang teler. "Kau benar." Kakashi tersenyum di balik maskernya. Senyum Kakashi terasa begitu hangat dibanding sebelum-sebelumnya.

Mereka bertukar senyum dan tatapan, terjebak dalam momen yang terasa lebih intim daripada seharusnya.

Teriakan Lee yang sudah mabuk menginterupsi mereka. Kakashi terbatuk saat menyadari lamanya tatapan mereka. Keduanya merasa ada magnet tak terlihat yang menarik mereka lebih dekat.

🌱🌱🌱

Setelah beberapa jam, akhirnya acara ulang tahun itu selesai. Sakura pulang dengan perasaan campur aduk. Dia tidak bisa memikirkan interaksi kecilnya dengan Kakashi, yang bahkan Sakura baru tahu senyum Kakashi cukup manis walaupun terbalut masker hitam khasnya itu. Sepanjang jalan pulang wajah Sakura merona.

"Itu kan hanya interaksi kecil yang biasa kami lakukan. Kenapa jantungku berdebar-debar sih?" Gumamnya kesal.

Sakura sampai di apartemen kecil miliknya di pusat kota. Ia mulai berjalan ke arah kamar mandi untuk membilas tubuhnya yang mulai lengket. Senyum Kakashi kembali terngiang di pikirannya.

Byur

"Kurasa Ino benar aku menjadi gila setelah ditolak Sasuke!"

TBC

Akhirnya kembali menulis lagi di fanfic kedua aku.

Selamat ulang tahun untuk bapak Hatake Kakashi yang ke-51 wkwkw. Semoga semakin kaya sugar daddy ya pak.

Terima kasih untuk mbak Taylor Swift yang menginspirasi saya untuk membuat cerita ini dari lagunya yang berjudul Enchanted.

Semoga kalian suka yaa

Jangan lupa vomentnya🖐

EnchantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang