𝙾𝚗𝚎 - 𝙰 𝙿𝚛𝚎𝚌𝚒𝚘𝚞𝚜 𝙽𝚊𝚖𝚎

1.4K 191 3
                                    

SEVEN YEARS LATER...

Raven yang tengah memejamkan matanya sejenak segera mengangkat kepalanya melihat ayahnya yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya dengan tatapan datarnya.

"Apa Dad? Aku sedang malas disuruh-suruh sekarang."

"Bersiap-siaplah, kita akan ke Diagon Alley."

Severus berdecak kesal melihat putrinya yang merespon dengan kembali bersandar di sofa dengan buku tebal di atas wajahnya. "Berdiri, nona. Kita harus ke Diagon Alley untuk membeli perlengkapan belajarmu." Severus menyihir buku-buku yang berserakan kembali ke rak dengan rapi.

"Apakah surat dari Hogwarts sudah datang?" Tanya Raven membuat sang ayah menggeleng.

"Kamu tidak perlu dengan surat itu," Sebuah kacamata diletakkan di wajah Raven membuat mata gadis itu terbuka, Severus ternyata memakaikan kacamata baca pada Raven. "Dan pakai kacamatamu jika ingin membaca. Matamu rusak tuh."

Melihat kepergian sang ayah, Raven berdecak malas. Tapi akhirnya ia berpakaian rapi dan menyusul ayahnya yang ternyata sudah lebih dulu ke Diagon Alley dan menitipkan sejumlah uang padanya.

"Wow Dad, uangmu banyak juga."

Raven melihat isi kertas yang ia dapatkan di atas meja sebelum berangkat. Satu alisnya terangkat heran melihat hanya dua list dari kertas yang akan dia beli, sisanya akan di urus oleh ayahnya.

"Tongkat sihir dan jubah. Baiklah, ayo ke Diagon Alley! Aku penasaran dengan tempat itu saat pertama kali menonton film ini." Serunya bersemangat dan segera pergi ke Diagon Alley. Untungnya Severus suka mengajaknya untuk membeli bahan-bahan ramuannya.

Menggunakan sebuah Portkey di ruang baca di lantai bawah, Raven sontak berteleportasi ke bar dimana para penyihir duduk bersenang-senang.

"Well, well, kamu cukup berani datang kemari, Raven."

"Hagrid!!"

Gadis itu segera memeluk tubuh besar Hagrid dengan senyum lebar. "Kenapa kamu ada di bar? Stress?" Tanyanya polos membuat Hagrid terkekeh geli.

"Urusan orang dewasa." Jawabnya dan mengantar Raven keluar dari bar. "Ingin membelikan perlengkapan sekolah?"

Raven mengangguk mengiyakan. "Dad menyuruhku untuk membelinya karena besok dia sudah berangkat duluan ke Hogwarts."

Tentu saja, Severus adalah guru sekaligus kepala asrama Slytherin yang harus mempersiapkan banyak hal. Jadi sebelum dia berangkat, dia harus membeli banyak perlengkapan untuk putrinya itu.

Dan mengapa dia harus menemani Raven? Karena gadis itu bisa-bisa nanti hilang karena terlalu penasaran dengan lingkungannya.

Setelah membawa keluar Raven dari bar, Hagrid lalu berpamitan karena harus pergi mengurus sesuatu. Raven melambai mengucapkan sampai jumpa dan menatap pemandangan didepannya.

Kagum. Itulah yang dirasakan Raven sekarang. Tempat ini benar-benar keren sampai-sampai dia hanya berdiri bengong di tengah jalan karena saking kagumnya dengan tempat ini.

Bel berbunyi menandakan adanya pelanggan. Raven memasuki toko yang menjual seragam Hogwarts.

"Hogwarts, dear?" Celetuk Madam Malkin pada Raven yang dijawab anggukan. Raven melihat-lihat sebentar di dalam toko sambil menunggu jubahnya.

Raven akhirnya keluar setelah sudah mendapat jubah pesanannya. Dia sedikit berdiri sebentar di pinggir jalan untuk melihat-lihat betapa ramainya Diagon Alley sekarang. Yang pasti, hampir orang-orang yang berada disini pasti merupakan salah satu calon siswa baru Hogwarts.

𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐓𝐂𝐇𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang