HAPPY READING
****
Di SMA cakrawala upacara tengah dilaksanakan, karena hari ini adalah hari Senin jadi sudah menjadi rutinitas mereka. Semua guru beserta murid mereka tengah khidmat menikmati upacara berlangsung.
Upacara telah berjalan dengan lancar tidak ada kendala apapun, setelah upacara selesai mereka semua diberi waktu istirahat lima belas menit setelah itu kegiatan belajar akan dimulai. Kali ini Agatha dan temannya tidak pergi ke kantin untuk makan, mereka lebih memilih makan di kelas.
Waktu istirahat telah habis, tanda semua murid akan melaksanakan kegiatan belajar mereka, saat ini di kelas XXI IPA 1 sudah banyak murid yang masuk setelah mereka menikmati waktu istirahatnya.
"Pagi anak-anak". Ucap Bu tiur, guru matematika sudah memasuki kelas.
"Pagi Bu". Jawab semua murid.
Rasanya sangat bosan sekali harus bertemu dengan pelajaran matematika yang dimana tidak sedikit orang menyukainya, tapi bagi Agatha semua pelajaran itu mudah jika kita ingin usaha untuk belajar. Agatha termasuk murid yang pintar di sekolahnya, tapi tidak sepintar yang lain, karena jika dirinya merasa kurang paham dengan pelajaran maka ia pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi buku yang dapat dipahami nya.
"Baik hari ini buka buku kalian hal 48, kali ini kita akan membahas materi statistika". Titah Bu tiur pada mereka.
Mereka semua menuruti perintah guru matematika itu, dan Bu tiur dengan segera menjelaskan materi yang akan dibahas pada hari ini.
"Ah, males banget gua belajar MTK". Ucap Rara, dapat didengar oleh tenang sebangkunya. Mereka ber empat duduk berdekatan Rara bersama Alin dan di depannya Agatha dengan Karin.
"Ya elah Ra, sekali-kali kek Lo semangat gitu belajar MTK, noh biar kayak temen Lo si Agatha". Ujar Karin menengok kearahnya.
Rara berbisik pada mereka agar tidak ketahuan oleh guru. "Buset Lo malah bandingin gue sama dia". Ujar Rara pelan.
"Sutt, jangan ngobrol nanti Bu tiur marah". Agatha merasa terganggu dengan obrolan temannya, ia bukannya sok pintar atau apa, hanya saja jika Bu tiur sudah marah akan melebihi macan galaknya.
Beda halnya dengan Agatha dan kawannya yang sedang mengikuti kelas pada hari ini. Terkecuali laskar, ya laki-laki itu kini sedang berada di rooftop sekolah, sudah menjadi kebiasaan nya jika ada pelajaran yang tidak disukainya maka dirinya akan pergi membolos diikuti beserta temannya.
"Muka Lo kenapa?". Tanya Rama padanya, saat melihat wajah lebam laskar.
Laskar memegangi lukanya yang kemarin habis dihajar oleh Reno, ia kira sudah sembuh ternyata masih sedikit sakit. "Gapapa". Jawabnya.
"Lo habis dihajar siapa, tiba-tiba tuh muka bonyok gitu". Kata Galen padanya.
"Sedikit masalah kemaren". Ujar laskar.
"Las, semalem si Galen di serang". Ucap Devan, ia ingin memberitahu ketuanya itu kalau teman mereka ada yang habis di hajar oleh segerombolan orang kemarin malam.
Laskar mengerutkan keningnya. "Sama siapa? Dia sendirian?". Tanya laskar pada Devan.
Devan menganggukkan kepalanya. "Semalem abis pulang dari markas, Galen di hajar sama orang-orang yang bajunya serba hitam terus pake masker, dan dia gak sempet buat minta bantuan sama kita". Jelas Devan.
Laskar menghampiri Galen ingin bertanya. "Lo tau siapa mereka?". Tanya laskar padanya.
"Gue gak tau tapi gua sempet liat orangnya las, tapi motor Erik sama Jodi ada disana". Jawab Galen.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle Of Destiny
JugendliteraturNEW COVER>>Ganti Judul Dulu mungkin hidupnya masih menjadi remaja yang bebas untuk melakukan banyak hal, tapi itu dulu karena sekarang dirinya harus menerima keajaiban takdir yang tidak disangka-sangka. Melewati banyaknya rintangan hidup yang penuh...