PESAN DARI INDONESIA (1)

110 7 0
                                    

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Kak Jas

Apa kabar Kak Jas?, lama enggak nyapa Kak Jas, Hadwan sudah libur dari Pesantren dan Hadwan tinggal menunggu acara kelulusan, oh iya Kak Jas apa KaJas tidak mau pulang saat kelulusan Hadwan?, selain melihat kelulusan Hadwan ada seseorang juga yang berniat melamar Kak Jas, Abi dan Umi berharap banyak pada Kak Jas untuk bisa pulang libur kali ini, selain untuk membayar rindu setelah kepergian Kak Jas selama dua tahun ini tanpa pulang, kami juga berharapa Kak Jas bisa pulang dan mempertimbangkan seseorang yang hendak melamar Kak Jas ini, ya sudah sampai disini dulu ya KaJas, pesan Hadwan ini tidak perlu dibalas tapi jika Kak Jas punya waktu luang tolong telepon Abi, Umi atau Hadwan ya, biar Umi jelaskan lebih detail lagi kepada KaJas dan mungkin Kak Jas juga bisa mempertimbangkan lagi jika mendengar penjelasan dari Umi, Hadwan rindu Kak Jas love you Kakak Hadwan yang paling cantik.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Kak Jas

Mata coklat Jasmine membulat saat membaca pesan singkat dari Hadwan, "Ada yang mau melamarku, siapa?" gumam Jasmine sambil mengingat-ingat beberapa Kyai dan putranya yang pernah bertamu ke rumah orang tuanya, "Ah tidak mungkin salah satu dari mereka jelas-jelas aku sudah menolak dengan halus orang-orang yang pernah bertamu dan menyampaikan maksudnya itu" Jasmine masih bergumam sendiri yang akhirnya menarik perhatian Layla. "Ada apa sih Jas?" tanya Layla yang tanpa segan meraih ponsel yang tengah dipegang oleh Jasmine, mata sipit Layla membulat tidak kalah kagetnya dengan Jasmine segera dia menoleh memandang wajah sahabatnya yang masih terbengong memikirkan pesan dari adiknya Hadwan.

"Ini serius Jas, kamu mau dilamar?, kita loh baru tahun kedua disini dan baru juga mau selesaikan semester empat" tanya Layla seakan tidak percaya akan pesan singkat dari Hadwan yang baru saja di abaca. "Aku juga enggak tahu Lay" jawab Jasmine singkat sambil terduduk lemas, "Tapi kan tinggal kamu tolak aja Jas, lagian ini kan bukan pertama kalinya ada yang datang ngelamar kamu" Layla berusaha menenangkan Jasmine. "Hmm, entahlah Lay gimana nantinya, jika nanti yang ngelamar aku baik agamanya aku tidak punya alasan lagi untuk menolaknya, lagian menikah tidak akan mengganggu studi jadi tidak ada alasan lagi untuk menolak kan diumur yang sudah cukup ini" balas Jasmine singkat.

Layla yang mendengar jawaban Jasmine hanya bisa terdiam sambil mengangguk mengerti maksud dari Jasmine, jika dulu sahabatnya itu bisa menolak lamaran dengan alasan usia yang masih terlalu muda, dan masih berstatus sebagai santriwati sedangkan sekarang umur Jasmine sudah 20 tahun dan sudah berstatus mahasiswa pernikahan bukan lagi hal yang sulit baginya.

"Jadi kamu akan pulang ke Indonesia Jas?" tanya Layla hati-hati, "Mungkin libur kali ini aku akan pulang Lay, apalagi adikku si Hadwan akan kelulusan seperti sangat tidak adil jika aku tidak hadir, karena setelah itu kami akan semakin sulit untuk bertemu mengingat Hadwan pasti juga sedang mengurus untuk melanjutkan pendidikan ke Al-Azhar" jawab Jasmine dengan nada rendah seakan menyimpan banyak tanya didalam kepalanya. "Ya sudah jangan terlalu kamu pikirkan Jas, nanti malam kamu coba saja telpon keluargamu, mungkin setelah mendengar penjelasan Umi kamu akan lebih tenang dari sekarang" hibur Layla sambil menepuk pelan pundak Jasmine, "Iya Lay, makasih ya" balas Jasmine sambil melemparkan senyum manisnya kepada Layla sahabatnya.

Siang itu Jasmine dan Layla tengah duduk di bangku taman sambil membaca buku masing-masing, dengan hati-hati sesekali Layla melirik Jasmine yang sedari tadi pagi menekuk wajahnya, pesan dari Hadwan seakan menghantui Jasmine menumpuk ribuan tanya dalam kepalanya. "Jas" ucap Layla hati-hati berencana akan sedikit mencairkan suasana canggung antara mereka, "Iya ada apa Lay?" jawab Jasmine segera membuyarkan lamunannya yang menatap kosong rentetan huruf pada buku dihadapannya. "Kira-kira siapa ya yang mau ngelamar kamu?" Layla memulai dengan pertanyaan, "Entahlah Lay, aku juga mikirin itu dari tadi pagi, rasanya pengen banget cepat malam dan ngobrol sama Umi" Jasmine menghela napas panjang. "Hmm apa jangan-jangan ada Kyai yang mau jadiin kami istri kedua lagi Jas" canda Layla yang diikuti dengan tawa renyah mereka berdua, "Dih mikirnya gitu banget" balas Jasmine tidak terima sambil tertawa, "Gini-gini aku itu Ning Jasmine Alleya putri Gus Agam Syarif Husein dan Umi Zayna Shafiyyah, siapa yang tidak kenal dengan kedua orang tuaku, pastinya yang datang ngelamar juga bakal menimbang-nimbang dulu sebelum datang" Jasmine membalas ucapan Layla dengan sombong menjelaskan bahwa dia adalah putri pemilik pondok pesantren dan seorang Ustadzah yang cukup terkenal.

"Dih mulai dah sombongnya, padahal mah aslinya juga cuma seorang remaja yang suka anime terus kuliah desain di Jepang, jauh banget sama cover orang tuanya" Layla membalas ucapan Jasmine dengan fakta. "Biarin kali, enggak melulu seorang Ning harus kuliah ke Al-Azhar" Jasmine tidak mau kalah dengan sahabatnya, "Alasan aja dasar wibu" jawab Layla singkat, "Wibu, wibu situ sendiri juga wibu kan, santriwati yang ngajakin ada Gus buat kuliah ke Jepang" Jasmine kembali menjawab yang disambut dengan tawa keduanya, kini Layla berhasil menghilangkan wajah suram sahabatnya karena dengan candaannya Jasmine dapat kembali tertawa.

Malam telah tiba setelah mendirikan salat isya, Jasmine segera menelpon nomor Hadwan untuk berbicara dengan Uminya dan memastikan maksud dari pesan Hadwan tadi pagi yang telah membuatnya risau sepanjang hari dan menanti malam.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Awan" ucap Jasmine saat telepon telah tersambung. "Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh KaJas" suara berat Hadwan membalas. "Umi mana Wan?" tanya Jasmine tanpa basa basi lagi kepada adiknya Hadwan, "Oh iya sebentar ya KaJas, Umi baru selesai salat, Hadwan panggil dulu ya" jawab Jadwan yang diikuti dengan suara Hadwan yang samar-samar terdengar tengah memanggil Umi Zayna "Umi ini ada KaJas mau bicara", "Iya Wan, Umi datang" jawab Umi Zayna yang samar-samar terdengar oleh Jasmine.

"Assalamualaikumwarahmatullahi wabarakatuh KaJas" suara lembut Umi Zayna terdengar dari ujung telepon, "Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh Umi" jawab Jasmine lembut. "Bagaimana kabarmu disana Nak?" tanya Umi mengawali pembicaraan layaknya seorang Ibu yang pasti akan menanyakan kabar anaknya terlebih dahulu jika diberikan waktu untuk berbicara, "Alhamdulillah KaJas baik-baik saja disini Umi, Umi gimana disana?" Jasmine membalas pertanyaan Umi. "Umi baik-baik saja KaJas, tapi adikmu si Hadwan sejak keluar dari Pondok tidak pernah berhenti bertanya kapan kamu akan pulang, sedangkan Abimu sibuk menonton berita Negara Jepang" jelas Umi dengan sedikit tertawa. "Umi bisa aja, oh iya Umi tadi pagi Hadwan mengirimkan Jasmine pesan, dan Jasmine ingin tahu apa maksud dari pesan itu Umi?" tanya Jasmine seakan sudah tidak sabar ingin mengetahui maksud pesan yang dikirim oleh Hadwan.

"Oh itu Nak, begini beberapa hari setelah Adikmu Hadwan keluar dari Pondok Pesantren tiba-tiba dia datang bersama seseorang ke rumah, awalnya Umi kira pemuda itu hanya datang sekadar bermain ke rumah kita ternyata dia yang datang bersama Adikmu itu punya niat lain, dan sesampainya di Rumah didepan Abi, Umi dan Adikmu Hadwan dia menyampaikan niat baiknya ingin melamarmu Nak" jelas Umi yang terdengar jelas oleh Jasmine dan membenarkan pesan yang dikirim oleh Hadwan. "Lantas siapa pemuda itu Umi?" tanya Jasmine semakin penasaran dengan sosok yang diceritakan Uminya, pemuda yang begitu berani datang ke Rumah sendiri tanpa orang tua dan langsung menyampaikan maksunya untuk melamar Jasmine, tentu saja bisa dipastikan bahwa pemuda itu cukup berani tanpa orang tua dia menyampaikan maksud melamar seorang putri Gus Agam Syarif Husein yang cukup terkenal dan disegani, bahkan sebelum-sebelumnya yang datang menyampaikan niat melamar Jasmine pastinya melalui perantara orang tua karena segan kepada Gus Agam.

"Pemuda itu tentunya kamu kenal Nak, Abi, Umi dan Adikmu Hadwa juga sangat mengenal pemuda itu, dia adalah salah satu Santri di Pondok Pesantren kita, tahun ini dia baru lulus sama seperti Adikmu, dia lulusan terbaik tahun ini dan seorang Hafiz, selain itu dia juga akan dikirim ke Al-Azhar untuk melanjutkan pendidikan karena mendapatkan beasiswa, dia satu-satunya Santri yang bisa mengalahkan Adikmu dalam segala hal, dari akademik, penguasaan kitab, hafalan dan lain-lain, pemuda yang Umi maksud adalah Qabil Uwais Algaffar putra sahabat Umi Heira Fadheela Yara dan Furqon Alfarizi" ucap Umi Zayna yang seketika membulatkan mata Jasmine, "Apa Qabil?" jawab Jasmine hampir tidak percaya.

***

AR-RAHMAN BUKAN UNTUK JASMINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang