SURAT DAN SAKURA (2)

85 2 0
                                    

Negeri Jepang terlihat cantik dengan bunga sakura yang bermekaran dimana-mana, sepanjang jalan orang-orang bisa menyaksikan bunga berwarna pink itu. "Jas, aku ikut ya" Layla memasang wajah sedih disebuah bangunan besar, tepat di depan Layla Jasmine berdiri dengan senyum merekah seperti bunga Sakura.

"Layla, kamu disini aja baik-baik ya, aku enggak apa-apa kok pulang sendiri dan aku ngerti banget kalau kamu enggak bisa ikut pulang sama aku" ucap Jasmine lembut sambil merapikan mantel yang digunakan Layla, meski bukan musim salju namun dua orang Indonesia ini tetap merasakan dingin saat musim semi.

"Ya sudah kamu baik-baik ya dijalan, pokoknya kalau udah sampai Indonesia langsung hubungi aku ya, oh iya jangan lupa juga sampaikan salamku buat Abi, Umi dan Hadwan bilangin juga aku minta maaf banget karena enggak bisa ikut pulang padahal ini adalah hari paling penting dalam hidup kamu" ucap Layla sambil mengusap pipinya yang entah sejak kapan sudah ditetesi air mata.

"Iya Layla pasti aku sampaikan kok, kamu juga baik-baik disini selama aku enggak ada, dan satu hal" Jasmine terhenti seketika rautnya sedikit muram, "Tolong sampaikan maafku pada Akira Deisuke ya, aku tidak bisa menerima perasaannya dan bahkan aku enggak bisa sekadar memberikannya kesempatan" lanjut Jasmine dengan raut semakin muram.

"Aku bakal nyampaikan ke Ken kok Jas, tenang aja dan kita kan udah sepakat sama-sama percaya bahwa Ken akan mengerti dengan keputusan yang kamu ambil Jas" balas Layla sambal tersenyum berusaha menghibur Jasmine.

"Sama satu lagi Lay, sampaikan maaf aku juga ya karena enggak sempat pamitan dengan Ken, aku bahkan merahasiakan keberangkat aku ini" Jasmine menambahkan dengan ekspresi merasa sangat bersalah kepada Ken.

Layla yang mendengar ucapan Jasmine tentang merahasiakan keberangkatannya itu seketika terdiam, karena baru saja dia mengirim pesan singkat pada Ken tentang keberangkat Jasmine, dan bisa dipastikan saat itu Ken sudah membaca pesannya atau mungkin sudah dalam perjalanan untuk menyusul Jasmine.

"Lay kamu mikirin apa?, kok diam aja?" tanya Jasmine keheranan melihat ekspresi Layla yang berubah drastis. "Eh enggak apa-apa kok Jas hehe" Layla menjawab kaku karena telah berbohong pada sahabatnya.

"Ya sudah kalau gitu Lay, aku masuk ya aku mau check in juga" ucap Jasmine mengingat jam keberangkatannya satu jam setengah lagi, memang masih ada waktu tapi Jasmine lebih suka menunggu didalam karena merasa lebih tenang dari pada berlama-lama diluar.

"Eh kok cepet banget sih Jas, bentar lagi ya" ucap Layla berusaha mengulur-ulur waktu agar Akira Deisuke punya waktu sekadar untuk melihat Jasmine sebelum pulang ke Indonesia.

"Iya kamu kan tahu sendiri Layla, aku enggak suka nunggu diluar, aku merasa lebih aman aja kalau udah didalam tinggal nunggu jadwalnya aja, daripada nanti-nanti kan" Jasmine menjelaskan kembali sesuatu yang jelas sudah diketahui oleh Layla.

"Aku masih mau ngeliat kamu lama-lama Jas" jawab Layla sembarang dengan mata berusaha mencari kehadiran Ken berharapa laki-laki Jepang itu sudah ada disana dan berhasil menyusul mereka.

"Kamu ada-ada aja Lay, udah ya aku check in, kamu baik-baik disini, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap Jasmine sambil melepas pelukan pada sahabatnya lantas berjalan menjauh dan melambaikan tangan.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Layla sambil membalas lambaian tangan Jasmine dengan tatapan kosong karena memikirkan bagaimana nasib Akira Deisuke sekarang.

Segera setelah kepergian Jasmine, Layla merongoh kantong dan mengambil ponselnya, kontak yang bernama Akira Deisuke segera dia telpon. "Tut, tut, tut" sialnya panggilan suara disambut oleh nomor Ken.

Chotto matte kudasai, sugu ni foro shimasu (Tunggu aku sebentar, aku segera menyusul)

Itu pesan singkat dari Ken beberapa menit yang lalu, jelas sekarang Ken pasti dalam perjalan untuk menyusul mereka.

Layla masih berdiri ditempat tepat Jasmine meninggalkannya sekitar satu jam yang lalu, Layla risau menunggu Ken hingga pegal berdiri selama satu jam tidak dia rasanya, wajahnya masih celingak celinguk menunggu sosok Ken, sesekali juga matanya berusaha melihat jam tangannya memastikan bahwa Ken masih punya waktu jika ingin bertemu dengan Jasmine sebelum pesawat yang akan membawa Jasmine berangkat.

"Layla" suara berat yang khas milik Ken membuyarkan kerisauan Layla, segera dia menoleh ke arah suara yang memanggil namanya. "Aduh Ken kamu telat, eh salah" Layla menggulang ucapannya dengan bahasa jepang "Otto Ken, okuremashita" (Aduh Ken, kamu telat) ucap Layla dengan raut sedih bercampur kasihan melihat Ken berkeringat di musim semi ini, jelas laki-laki Jepang itu pasti sudah berlari dari parkiran hingga sampai dihadapan Layla sekarang.

"Ken, I'm sorry" (Ken, aku minta maaf) ucap Layla meminta maaf karena merasa sangat tidak enak dengan Ken, apalagi melihat sorot mata Ken yang jelas menunjukkan dia adalah laki-laki yang tulus.

"Daijobudesu Layla" (Tidak apa-apa, Layla) jawab Ken dengan senyum samar yang berusaha dia tunjukkan pada Layla.

Akira Deisuke Layla Ruqayyah berjalan pelan, mereka tenggelam dalam pikirannya masing-masing saling diam satu sama lain tanpa sepatah katapun, jalan yang tadinya dilewati dengan cepat oleh Ken kini terasa begitu panjang, isi kepalanya bermain-main lama selama perjalanannya. Ken tenggelam dalam pikirannya tentang surat yang belum dibalas Jasmine, tentang kepulangan Jasmine yang tanpa sepengetahuannya, tentang jawaban yang belum dia dapatkan, tentang keraguannya akan bertemu dengan Jasmine lagi yang entah kenapa sudah dia ragukan.

Sedangkan Layla tenggelam dalam pikirannya tentang rasa khawatir pada sahabatnya yang sedang dalam perjalanan pulang ke Indonesia, tentang keputusan yang diambil oleh Jasmine akan menerima lamaran, tentang rasa iba pada Akira Deisuke laki-laki Jepang yang berjalan lesu di sampingnya, sesekali mata Layla melirik melihat wajah teduh milik Ken terlihat sedang berduka.

"Arigato Layla" (Terima kasih Layla) ucap Ken sambil membungkukan badannya di depan Layla. "Yeah" jawab Layla kaku seakan tidak tahu kata-kata apa yang pantas dia ucapkan untuk menjawab ucapan terima kasih Akira Deisuke. "Layla, anata o ie made tsurete kaeri ma shou" (Layla,biar aku antar pulang) ucap Ken sambil membuka pintu mobilnya untuk Layla, "Mochiron" (Tentu) balas Layla sambil tersenyum menerima tawaran Ken padanya.

Mobil Ken melaju meninggalkan bandara berbarengan dengan sebuah pesawat yang terbang meninggalkan Negeri Jepang, Ken dan Layla hanyut dalam perjalanannya, Ken memandang kosong jalan raya, sedangkan Layla memandangi bunga-bunga sakura sepanjang jalan.

Disisi lain Ning Jasmine Alleya juga memandangi Negeri sakura dari balik kaca pesawat Negeri itu perlahan terlihat semakin kecil dan kecil hingga akhirnya tinggallah awan putih yang bisa Jasmine lihat. Sudut matanya meneteskan air mata, entah kesedihannya meninggalkan Negera itu adalah kesedihan meninggalkan manusia yang hidup di Negera sakura itu.

Segera tangan Jasmine menghapus bulir kecil yang jatuh dari sudut matanya lalu disusul dengan sepasang ujung bibir yang terangkat, sebuah senyum manis terukir di wajah sedih Jasmine, entah ini akhir dari ceritanya atau justru malah awal cerita yang sesungguhnya.

"Watashi no tegami wa hento sa rezu, watashi no sakura wa mo karete shimaimashita

Do iu wake a, anata no kikan wa watashi tachi no haru no monogatari no owari no yo nikanjimasu"

"Suratku tak terbalas, sakuraku pun kini sudah layu

Entah kenapa kepulanganmu itu rasanya adalah akhir dari kisah musim semi kita"

-Akira Deisuke-

AR-RAHMAN BUKAN UNTUK JASMINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang