1. Satu

1.1K 148 25
                                    

"Sinting lo!" Pekik Jeni.

Kedua orang itu amat sangat tidak menyangka dengan rencana dari Sasha. Benar-benar tak masuk akal serta nekat. Resiko apabila mereka ketahuan, akan berakibat fatal.

"Ini masuk akal! Kita semua udah bosen idup susah. Anggap aja, kita bantuin Dani. Terus bonusnya ya hasil dari gue morotin si cowok itu."

Sasha berencana untuk menjadi ibu pengganti. Masalahnya, ia tak mengenal Bagus. Jadi ia memerlukan koneksi untuk bertemu dengan pria itu. Maka informasi dari Dani sangat diperlukan.

"Gue nggak setuju, Say. Ya kali gue ngorbanin elo buat ngebales si bencong. Apalagi jadi ibu pengganti, artinya elo ewita sama lakiknya Bagus. Elo kan masih perawan tingting, kayak Jenita juga! LC tapi nggak pernah ngamar."

Jeni mendengus kala Dani menyindirnya. Dia diam, masih saja dicela! Dasar bencong tak beradab. Dia memang belum pernah ngamar, ciuman saja pilih-pilih. Jeni itu wanita premium.

"Halah, peduli amat. Kan ceritanya gue nikah? Kalau udah diporotin berarti ya janda, misal cerai! Yang penting kan dapat duit buat dibagi. Pasti si konglo punya aset, kan? Jual aja satu rumah. Pasti dapat duit banyak. Lo mau nikah, nggak mungkin kasih istri makan pakai daun!"

"Lo juga, Jen! Kita berdua kerja cuma buat bayar utang orang tua. Padahal ortu gue udah ditanam, tapi ninggalin warisan utang. Kita berdua sama stressnya, elo yang diporotin keluarga, sekalian bayar utang. Ayolah, ini kesempatan emas."

Benar, ketiga sahabat itu mempunyai hubungan buruk denhan finansial. Memang ini rencana yang indah. Mendapatkan tumpukan uang dengan waktu singkat. Akan tetapi, apakah semua itu akan berjalan dengan baik?

"Emangnya lo mau morotinnya gimana?" Tanya Dani pada akhirnya.

"Lo tadi bilang, kalau cowok goblok itu bahkan ngebeliin Bagus rumah. Gue bakal buat rumah itu atas nama gue, baru dijual. Biar si Bagus sedih. Terus kita dapat duit."

"Lah, lo kan harus hamil, Sha. Gimana caranya pisah dari cowok itu, misal udah dapat rumahnya?" Giliran Jeni bertanya.

Senyuman terbit dari bibir Sasha. Rencana yang terputar di otaknya akan segera terlaksana. Ya ampun, ia sudah membayangkan akan berlibur dengan uangnya.

"Nah, ini tugas kalian berdua. Kita bagi tugas. Gue jadi istrinya, sementara kalian awasi pasangan itu. Potret kedekatannya, kalau perlu ya rekam. Gue bakal pakai itu buat alasan pisah, gampang."

"Eh, siapa tadi nama cowoknya? Elo belum ngasih tau gue."

"Namanya Arjuna."

"Wih, dari namanya sih cakep. Coba liat wujudnya, jangan sampai gue tidur sama kembarannya Kim Jong Un."

Dani menggeleng lemah, "Nggak punya gue fotonya. Tapi doi emang cakep banget."

"Halah, cakep-cakep kalo belok buat apa. Bikin rahim cewek nganggur aja."

Memang benar, jaman sekarang menjadi wanita harus ekstra hati-hati. Punya pasangan harus dilihat bibit bebet dan bobot. Salah sedikit, dapat penyuka sesama jenis. Menoleh sebentar, dapat pria tak bermodal dan bajingan. Andai saja wanita bisa menikah dengan kucing. Hidup di perkotaan besar, membuat Sasha sudah melihat berbagai jenis manusia.

"Berarti kita sepakat, ya? Buat kerja sama. Kalau diem, gue anggep setuju."

***

Pada akhirnya, mereka sepakat untuk bekerja sama. Merasa rencana mereka tak merugikan siapapun. Arjuna tak mungkin rugi dengan kehilangan satu aset saja. Sementara Bagus, ia pantas mendapatkan hukuman. Dunia ini terlalu indah bagi lintah penyedot uang. Justru Arjuna harus berterima kasih, jika tahu kedok Bagus akan terbongkar.

Love Options Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang