Sementara itu di Jurer......
"Bonjour""Kiriman dari Asaka Ramen." Ujar Keichiro menyamar sebagai pembuat ramen.
"Servis pipa Haikawa." Disusul Sakuya. "Nico Tsukasa dari perusahaan asuransi."
Mereka berempat masuk kedalam Jurer dan disambut oleh Kakek tua yang berpenampilan rapih mengenakan tuxedo dan kaca mata. "Selamat datang!" Ujarnya sembari membungkukan badan.
Saat melihat petugas kepolisian sang Kakek terkejut bukan main karena merek mengenakan penyamaran. "Kami dari kepolisian global." Ujar Keichiro.
Sang Kakek terlihat gugup dan membenarkan posisi badannya, "Salam kenal."
"Namau Kogure, pemilik tempat ini." Sambung Kogure sembari membungkukan badan dan dibalas oleh para anggota kepolisian global.
"Jika mereka meminta uang tebusan...." Belum selesai Kogure berkata, para anggota kepolisian kecuali Noel dengan gesit menyiapkan alat penyadap yang mereka bawa dalam penyamaran. Merekapun berganti seragam dengan sekali tarik.
"Jangan Khawait." Ujar Keichiro sembari melepas kacamata penyamarannya. "Kami akan melacak keberadaan mereka." Sambungnya. "Mohon bantuannya," Kogure berujar sembari kembali membungkukkan badan.
Di tempat lain, tepatnya di sebuah gudang yang tak terpakai. Minato sedang memarahi managernya. "Kau itu managerku, tapi lihat apa yang telah kau lakukan?" Jerit Minato sambil menunjuk-nunjuk managernya.
"Menculik? Menculik?! Aku tidak berniat menculik orang-orang ini." Dengan nada frustasi Minato bersimpuh pada meja didepannya.
"Ayahku pernah bilang...." Sang manager bangkit, " Jangan pernah menyesali apa yang telah kau lakukan." Ucap sang manager dengan mantab.
"HUH?!" Gumam minato bingung melihat managernya.
"Tapi sekarang kita harus bagaimana?!" Ujar si Manager tak kalah panik dari minato. "Mana aku tahu!" Geram Minato, " Dasar bodoh! Bodoh!" Ia memukuli managernya. " Kau yang paling bodoh!" Sanggah Sang manager.
"Manager tak berguna!"
"Tadinya ku pikir kita di culik oleh Gangler." Ucap Kairi yang jengah melihat kelakuan dua makhluk yang menculiknya. "Tapi mereka tak punya brangkas" Sambungnya yang di angguki Umika.
" Yah, jangan buang-buang waktu, deh." Kata Kairi sembari melepaskan ikatan pada tubuhnya begitupun dengan kedua temannya.
"Hei! Hei, tunggu sebentar." Perintah Kairi mencoba menengahi Minato dan Managernya.
"Tenanglah." Sambungnya.Minato dan Si Manager terkejut melihat tawanan mereka dengan mudahnya melepaskan diri dari tali yang mengikat tubuh mereka. "Sebenarnya kalian ini siapa?" Tanya Toma dengan raut dingin ciri khasnya.
Minato dan Managernya saling mencuri pandang. "Kami... Berasal dari alam semesta lain." Jawab Minato.
"Apa?" Umika bergumam tak percaya.
"Alam semesta lain?" Beo Kairi.
"Kalian pernah menengar nama Hoshi Minato? Dia adalah bintang besar disana!" Jelas Si Manager.
Kairi dan kedua temannya memandang Minato dan Managernya heran dan tak percaya.Minato dengan tiba-tiba berlari ke arah panggung kecil yang ada di dalam gudang dan bergaya layaknya Michael Jackson.
"Tapi, saat kami sedang dalam perjalanan menuju konser ku....."Lirih Minato
"Tiba-tiba kami terhisap kedalam sebuah lubang hitam. Saat aku sadar, aku bukanlah bintang di alam semesta ini." Minato menjelaskan dengan nada yang putus asa.
"Di tengah keputusasaan ini, kami tak punya uang untuk membeli makanan serta tempat untuk berteduh...."
"Lalu dia menyerang seseorang agar kami bisa bertahan hidup." Sambungnya sembari merangkul Managerya. "Eh!" Gumam Umika.
"Bohong tuh!" Sela si Manager. "Aku Cuma mencuri mobil." Ucapnya.Mereka berdua pun akhirnya bertengkar kembali.
"Apa kau benar-benar seorang bintang?" Toma mencoba mengintrograsi keduanya. Umika berjalan mendekati kedua makhluk dari alam semesta lain itu dan menyodorkan ponsel miliknya. "Ini!"
"Hubungi bos kami dan mintalah uang tebusan." Usul Umika. "Uang tebusan?" Gumam Minato menoleh ke arah Managernya.
"Jangan khawatir, bos kami itu orang kaya." Sahut Kairi dan di angguki oleh kedua temannya.
Minato pun tergoda dengan tawaran 'uang tebusan' itu dan langsung mengambil ponsel yang di sodorkan Umika dengan raut yang bahagianya. "Sungguh?!" Jeritnya.
Suasana di jurer kian lama kian mencekam. Keichiro yang sudah menyelesaikan alat penyadap yang akan mereka gunakan pun berujar "Buatlah percakapannya selama mungkin."
"Dengan begitu kami akan mudah untuk melacak lokasinya."Sambung Sakuya yang duduk di sebelah Keichiro.
Suasana kembali menegang setelah Sakuya menyeleaikan kalimatnya. Namun tidak lama kemudian, dering telfon berbunyi. Membuat mereka yang berada di Jurer seketika terkejut.
Kogure menatap Keichiro yang di tatap memeberikan isyarat untuk menunggu aba-aba darinya.
"Bersiaplah." Ujar Tsukasa pada Sakuya yang berada disampingnya.Setelah yakin semua sudah bersiap, Keichiro memberikan isyarat pada Kogure untuk menjawab panggilan tersebut.Dengan anggukan mantab Kogure mengangkatt telfon tersebut.
"Ya, disini Bistor Jurer."
"Apa kau pemiliknya?" Tanya seseorang disebrang sana yang bukan lain adalah Minato.
"Ya"
"Baguslah kalau begitu. Jika kau ingin mereka selamat, maka siapkan lah uang tebusan."Ancam Minato.
KAMU SEDANG MEMBACA
KYURANGER X LUPINRANGER X PATRANGER
FanfictionKisah antara sang laki-laki paling beruntung dan gadis yang tiba-tiba ikut menjadi gadis beruntung. Berlatarkan movie dengan judul yang sama. Semua hanya fiksi dan karangan bebas sang penulis. So without lama-lama silakan di baca.