Part 1

29 3 0
                                    

"Axel~ kamu dimana?" Langga, pemuda berusia 27 tahun yang sudah menjaga penginapan miliknya sendiri selama 10 tahun.

Mencari penjaga atap penginapan yang juga ia jaga selama ia membangun penginapan ini. Axel, rubah separuh manusia yang juga sudah membantu Langga dari awal ia merintis.

Tombak biru tua dengan perpaduan tosca ada di tangannya, ia merangkak mendekati Langga yang membawa makanan.

"Mam sini" Axel menggeleng, ia terlihat tidak mau makan padahal biasanya apa saja yang dibawa Langga akan dimakan selama disuapi olehnya.

Tapi sangat jarang sekali momen ini terjadi, "lho? Kenapa?" Axel tetap menggeleng, Langga menarik Axel hingga duduk di kursi panjang yang ada di sana.

Axel sudah ada di pangkuannya, bubur abalone yang ada di tangannya ia kesampingkan.

"Axel, kenapa nggak mau mam?" Axel masih menggeleng, Langga memikirkan beberapa kemungkinan. Hanya ada dua jawaban, antara Axel menyimpan sesuatu di mulutnya atau mulutnya ada masalah hingga meninggalkan luka.

"Buka mulutnya, Axel."

Axel menggeleng. Langga mengubah posisi pangkuannya menjadi Axel membelakanginya.

Dan Axel lengah akan hal yang akan terjadi, pipinya dicengkram tidak terlalu keras oleh Langga tapi menahannya untuk bergerak.

Jari Langga mulai membuka paksa mulutnya, sarung tangan kulit berwarna hitam ikut andil dalam pembukaan paksa mulutnya.

Dan akhirnya sesuatu yang ada di dalam mulutnya keluar, kupu kupu berwarna kuning keluar dari sana.

Liur membasahi sayap kupu kupu itu, dan Axel tidak bisa menatap Langga yang juga menatapnya.

"Kamu dapet darimana, astaga..." Langga nyaris tertawa, tapi mengingat jika ia tertawa pasti Axel akan mengulanginya lagi.

"Axel, kamu laper banget ya?"

Axel menggeleng, tapi perutnya langsung berbunyi. "Hah... cuci dulu mulutnya. Sini" air yang Langga bawa langsung digunakan untuk berkumur.

Mulut Axel ia buka hingga lebar, tiga gigi taringnya yang cukup besar, lima gigi taring yang cukup kecil dan gigi yang normal. Bersih tanpa bekas sayap kupu kupu lagi.

"Kalau laper pulang Sayang, jangan makan kupu kupu" Axel menatap tangannya yang dielus lembut oleh Langga.

"Lan-gga, ma-af" Langga mengangguk, "makan ya Sayang?" Axel membuka mulut membiarkan bubur abalone itu masuk ke mulutnya.

Tarian kecil ia lakukan ketika merasakan enaknya makanan yang dibuat Langga, ekor dan telinga yang juga bergerak semakin menambah lucu.

Wajah si rubah semakin memerah karena kepanasan, Langga menggendong Axel dan juga membawa piring makanannya ke lantai bawah.

Axel memainkan rambut wolf cut Langga yang dibiarkan terurai, tanda jika ia mengantuk.

Langga menaruh Axel di kamarnya, meninggalkan rubah itu disana. Axel sudah terlelap dan Langga kembali berjaga di meja resepsionis.

Kumpulan oneshot ritsutturu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang