"Jaemin? Jaemjaem? Jie panggil Jaemjaem caja ya?" Ucap Jisung dengan tatapan berbinar penuh permohonan.
Jaemin sebenarnya tidak setuju dengan panggilan yang terkesan terlalu imut itu, tetapi Jisung terlihat sangat-sangat menggemaskan jadi Jaemin tidak sampai hati untuk menolak permintaan roomate-nya yang merupakan seorang pembunuh dengan peringkat nomor 2 ini.
"Iya, panggil saja sesuka hati, Jie!" Ucap Jaemin, dia sedang merasa sangat senang saat dipeluk Jisung dengan erat, dia melupakan fakta bahwa di sebelahnya ini adalah seorang pembunuh dengan peringkat terbaik.
"Yeay! Jaemjaem cangat baik pada, Jie! Jie cangat-cangat cuka, Jaemjaem! Jie nanti akan membelitahu Jwi jika Jaemjaem adalah olang yang cangat baik!" Pekik Jisung dengan sangat gembira.
Jaemin tersenyum, jika begini artinya dia akan selamat bukan? Jaemin telah berdamai dengan sisi Jisung yang manis dan sisi Jisung yang manis ini berjanji akan mengenalkan dirinya dengan sisi Jisung dewasa yang mungkin sedikit menyeramkan walaupun Jaemin tidak yakin dengan kata menyeramkan itu, lihat saja wajah semanis ini mana bisa berubah jadi wajah yang menyeramkan.
Mungkin Jisung adalah definisi sweet but psycho, dan Jaemin setuju dengan sebutan itu. Tapi Jaemin tetap harus berhati-hati bagaimanapun Jisung sering membunuh rekannya sendiri.
"Jie, manis sekali ya!" Puji Jaemin, dia tersenyum dengan sangat menawan lalu mengelus-elus rambut Jisung tanpa sadar.
Jisung terdiam beberapa saat, pipinya memerah malu. "Jaemjaem, jangan sepelti itu ish!"
"Kenapa Jie?" Tanya Jaemin bingung.
"Wajah Jie jadi melah-melah kalena Jaemjaem puk-puk kepala Jie!"
Jaemin terkekeh, Jisung benar-benar menggemaskan, ingin rasanya Jaemin mengantongi anak manis ini agar bisa dilihat oleh dirinya sendiri.
"Jie jangan terlalu menggemaskan dong, Jaemin nanti tambah suka!" Ucap Jaemin, anggap saja dia gila karena menyukai pembunuh apalagi mereka baru saja bertemu.
"Jaemjaem cuka Jie?" Tanya Jisung dengan wajah terkejut, matanya membulat, bibirnya terbuka membentuk huruf 'O', dengan wajah sedikit memerah.
"Iya, habisnya Jie sangat lucu dan menggemaskan!"
"Jaemjaem cuka Jie, Jaemjaem belalti tidak tinggal-tinggal Jie Alone?" Tanya Jisung dengan wajah lugunya, bahasa yang digunakan Jisung juga belepotan.
"Iya, Jaemin tidak akan membiarkan manusia seimut Jisung sendirian!" Janji Jaemin.
"Pinky plomise?" Jisung menjulurkan jari kelingkingnya.
Jaemin menautkan jari kelingkingnya, "Ya, pinky promise!"
"Jie, cenang cekali kalena ada yang menyukai Jie, celama ini teman-teman tim Jie celalu ejek-ejek Jie!" Adu Jisung.
Jaemin akhirnya paham kenapa Jisung banyak membunuh teman setimnya ternyata karena ulah mereka sendiri.
"Lalu apa yang terjadi?" Tanya Jaemin penasaran.
Jisung langsung terkikik gembira, "Hehehe, Jie telkadang membunuh caat cedang ada di alea peltalungan, telkadang Jie akan congkel matanya caat dia cedang tidul!"
Pengakuan Jisung membuat Jaemin jantungan, "Itu semua Jie yang melakukannya?"
Jisung mengangguk, "Eum! Jie-lah yang telah bunuh-bunuh olang dan Jwi akan membelaskan hal itu!"
Sekarang sepertinya Jaemin harus berpasrah, dia kira yang hobi membunuh adalah sisi dewasa Jisung ternyata yang membunuh adalah sisi menggemaskan Jisung. Kalau begini Jaemin harus berhati-hati, dia tidak boleh membuat Jie tersinggung jika tidak ingin nyawanya melayang.
"Tapi kan Jaemin dengar tidak boleh membunuh diluar area pertarungan!"
"Jaemjaem benal! Tapi tempat ini adalah tempat di mana yang telkuat bica mengubah atulan jadi Jie bica dengan bebac kill kill olang nakal, hehe! Jie anak baik kan?" Tanya Jisung dengan senyum manisnya.
Walaupun merinding Jaemin nyatanya tidak bisa lepas dari sisi imut Jisung, dia langsung memuji Jisung tanpa pikir panjang, bahkan dia mengelus-elus rambut Jisung dengan begitu lembut.
"Iya, Jie adalah anak baik!" Puji Jaemin.
"Jaemjaem, nti caat Jie mau tidul, Jaemjaem puk-puk bumbum Jie ya?" Pinta Jisung.
"Bumbum?" Tanya Jaemin bingung.
Jisung mendecih agak kesal karena Jaemin tidak paham maksudnya, "Bumbum itu ini!"
Jisung mengarahkan tangan Jaemin untuk menyentuh bokongnya yang berisi dan sangat bulat serta empuk.
'Oh, Tuhan! Apakah ini cobaan yang harus dicobain?' pekik batin Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
School of Death
Action"Jika tidak ingin dimangsa, maka kau harus menjadi pemangsa"