24

18 5 5
                                    

CERITA DENGAN GENRE THRILLER, MISTERI, DAN DARK ROMANCE.

PERINGATAN: BANYAK SEKALI ADEGAN KEKERASAN, UMPATAN KASAR, ADEGAN BERDARAH, DAN LAIN SEBAGAINYA. DIHARAPKAN UNTUK PEMBACA BISA BERTINDAK BIJAK DALAM MENERIMA INFORMASI. PEMBACA DIHARAPKAN BERUMUR 17 TAHUN KE ATAS DEMI KENYAMANAN MASING-MASING.

CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA, SAMA SEKALI TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN APA PUN.

SERI KEDUA DARI BOOK MAYARA.

SERI KEDUA DARI BOOK MAYARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

||• EPISODE 24 •||
.

.

.

Tiga minggu kemudian.

Hubungan Zayyan dan Maya mulai berkembang. Interaksi antar mereka pun semakin erat. Apalagi selepas kejadian itu, entah kenapa Maya malah semakin dekat dengan Zayyan. Dia sulit sekali untuk ditinggal. Hal itu membuatkan Zayyan harus memutar banyak alasan untuk membujuk Maya.

Zayyan juga memutuskan untuk mengambil cuti dari pekerjaan. Dia membutuhkan banyak istirahat untuk mengatur emosinya dan keputusan Zayyan mendapatkan sebuah persetujuan dari kantor pusat. Sekarang adalah hari terakhir di mana Zayyan menikmati liburannya. Untuk hari berikutnya, Zayyan harus mulai mencari korban lebih banyak lagi untuk menutupi hari kosong akibat berlibur.

Hhh, melelahkan.

Maya menggenggam telapak tangan Zayyan secara tiba-tiba. Mendongak sembari menatap Zayyan dengan antusias. Lalu menunjuk ke arah salah satu toko yang hendak mereka lewati. "Kak, aku mau beli es krim yang di sana. Boleh nggak?"

Ah, benar juga. Zayyan hampir melupakan Maya karena terlalu sibuk pada pikirannya sendiri. Sebagai hari terakhir sebelum dirinya akan disibukkan oleh misi, Zayyan mengajak Maya untuk berjalan mengelilingi kota. Sesuai dengan yang diceritakan, Maya selalu mengeluh bahwa selama ini dia sama sekali belum pernah melihat kota secara langsung.

Maka dari itulah, Zayyan membawa Maya untuk berjalan-jalan sore itu. Dia juga mengabulkan seluruh permintaan Maya. Gadis kecil itu terlalu banyak membeli barang yang tidak berguna dan sekarang dia malah ingin membeli es krim. Sungguh-sungguh seperti anak kecil ya?

Itulah yang membuat Maya semakin menarik di mata Zayyan dan dia cukup menyukainya.

"Tentu aja boleh, nggak perlu bertanya juga akan ku belikan kalau kamu mau. Ayo, kita beli es krim yang kamu mau," jawab Zayyan dengan enteng. Lantas menggiring Maya untuk memasuki toko tersebut.

Ketika mereka sudah masuk ke dalam toko, Maya terlihat sangat kegirangan. Sepasang iris mata cokelat terangnya itu pun memancarkan cahaya, berbinar di setiap kali melihat papan menu yang terpajang di hadapan mereka.

"Mau rasa apa?" Zayyan pun bertanya. Memperhatikan setiap pergerakan yang dihasilkan.

Maya berpikir, permukaan keningnya terlipat samar. Berusaha untuk menimbang-nimbang keputusan yang tepat. "Rasa apa ya? Aku bingung, menunya kebanyakan."

Malam yang Mengintai [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang