Everything Has Limits

332 43 0
                                    

5 Tahun lalu semenjak Kaspia dan Ayahnya memilih menetap di Pattaya. Kaspia mengarang semua cerita tentang Ravina. Setiap kali ayahnya menanyakan tentang Ravina dia akan menjawab seolah-olah Kaspia masih terhubung dengan Ravina.

Ayah Ravina : Apa orm tidak ingin menemui lingling ke Bangkok?
Kaspia : Aku masih ingin disini yah. Nanti aku pasti memulai semuanya lagi di bangkok.
Ayah Ravina : emmm apa lingling begitu sibuk, kapan dia akan mengunjungi kita ?
Kaspia : Dia sangat sibuk ayaaah. dia baru memulai kerjanya.

Setelah 3 tahun tinggal di Pattaya dan memulai bisnisnya berjualan roti Kaspia berpikir untuk pindah ke Bangkok karena pasar di pattaya sangat sulit untuk mengembangkan bisnisnya. Kaspia memulai semuanya sendiri dengan bekal kemampuannya membuat roti yang diajarkan ayahnya.

Satu tahun berlalu meski hanya menggunakan foodtruck dan hanya menjual roti lapis bisnisnya termasuk berkembang, penjualannya selalu meningkat. Dia berpikir untuk menemui Ravina jika memiliki senggang waktu namun Kaspia khawatir akan mengganggu hidup Ravina yang mungkin sudah berjalan dengan baik.

Sampai dua bulan sebelum pertemuan mereka, Kaspia tidak sengaja berjualan tepat di depan perusahaan Ravina. Saat sedang berjualan dia mendengar beberapa karyawan yang menyebut nama Ravina.

Karyawan 1 : Tolong dua roti lapis isi ayam.
Kaspia : okee mohon tunggu sebentar.
Karyawan 2 : ya, kau tau sekarang aku sangat prustasi karena berada di tim manager Ravina.
Karyawan 1 : ohhhhh aku tau, aku pernah merasakannya dia benar-benar gila kerja. Uhhh malangnya nasib mu.
Karyawan 2 : Ahhh dia benar-benar menyebalkan. Dia bahkan selalu menolak makan bersama dengan karyawan lain, dia tidak pernah mengobrol dengan kami kecuali soal pekerjaan.
Kaspia : *membuat roti lapis* maaf aku mendengar kalian siapa yang kalian maksud bolehkah aku tahu?
Karyawan 1 : eiiii kami tidak bisa memberitahu mu kau bukan bagian perusahaan.
Kaspia : Ahhhh, aku memiliki saudara yang bekerja di perusahaan kalian, aku takut saudaraku terkena masalah yang sama seperti kalian.
Karyawan 2 : ahhh begitu, katakan pada  saudara mu hindari satu tim dengan Ibu Ravina Kwong itu sangat menyulitkan.
Kaspia : (kurasa itu benar-benar p'lingling) *dalam hati* tapi bukankah itu bagus dia profesional tidak mencampur urusan pekerjaan dan pribadi.
Karyawan 1 : heiiiii kau tidak akan tahu rasanya, dia seperti wanita gila saat bekerja dia tidak pernah tersenyum, ahh pokoknya dia menyebalkan. Memikirkannya saja membuatku ingin mengumpat.
Kaspia : *memukul pemanggang dengan keras* arghhhhhh!! Oh maaf maaf aku melihat lalat disini, sangat mengganggu. Ini pesanan mu *memberikan roti lapis*  kurasa kantor kalian memiliki banyak lalat tidak berguna, baru kali ini aku melihat lalat di pemanggangku.
Karyawan 1 : ahhh begitukah. Terimakasih rotinya kami sudah membayar *melihatkan ponselnya*
Karyawan 1 : apa dia benar-benar berbicara tentang lalat? Kenapa aku merasa tersinggung *berbisik*
Karyawan 2 : aku juga tidak tahu, tapi aku merasakan hal sama. Sudah mari pergi *berbisik*
Kaspia : owwwh terimakasih. Hati-hati dengan lalat tidak berguna.

Kaspia merasa kesal mendengar orang-orang membicarakan hal negatif tentang Ravina.

Kaspia : kenapa berbicara begitu, mereka bahkan tidak mengenal P'ling secara pribadi. Arghhhhh ini membuat mood ku tidak baik.

Karena sudah tahu keberadaan Ravina, secara diam-diam Kaspia memerhatikam Ravina dari kejauhan dia belum memiliki keberanian untuk menemuinya secara langsung. Kaspia bisa melihat bagaimana aktivitas Ravina yang seperti robot, pagi bekerja malam pulang terkadang minum sendirian lalu pulang hanya itu aktivitas Ravina yang dilihat Kaspia selama dua bulan.

Sebulan sebelum bertemu, Kaspia mengikuti Ravina malam itu, dia kembali terlihat pergi minum sendirian. Kaspia menggunakan topi dan masker agar tidak dikenali Ravina. Malam itu seperti biasa Ravina mabuk hanya dengan meneguk 3 gelas kecil alkohol.

GROW UP 👭GETHERWhere stories live. Discover now