07 ㅡ Hawa Panas

22 9 0
                                    

(┛✧Д✧))┛彡┻━┻

     "Makasih banyak ya, Kaffa, bilangin ke Ibu kamu juga makasih, besok Tante main ke butik nya deh!"

     Kaffa tersenyum, menanggapi ucapan Lita, yang kini baru saja memberikannya sebuah paperbag berukuran sedang, berisi kotak makan, juga berisi kue brownies buatan wanita itu.

     Perlu di ketahui, hubungan orangtua Kaffa sendiri dengan orangtua Arka dan Auri ini sudah sangat dekat satu sama lain. Seperti saudara kandung. Dan ya, hari ini, sepulang kerja, Kaffa diperintahkan sang IbuㅡKinan, untuk mengantarkan kue brownies buatannya kepada Lita. Karena, ya, ini adalah salah satu keinginan Lita yang harus dipenuhi di tengah kehamilannya, atau lebih tepatnya, disebut ngidam.

     "Sama-sama, Tante, Kaffa langsung pamit pulang, ya? Tadi abis dari butik Ibu langsung kesini soalnya, mau mandi dulu, gerah," Kata Kaffa, disertai senyuman tipis nya

     "Iya, iya, silakan. Arka! Sini, ini Kaffa mau pulang!"

     Tak lama setelah Lita memanggil seperti itu, Arka datang menghampiri, mulutnya sedang penuh oleh makanan, sehingga hanya bisa ber-high five dengan Kaffa sebagai salam pamit.

     "Gue balik duluㅡ"

     Suara Kaffa berbicara bertepatan dengan suara sebuah motor yang berhenti tepat di depan rumah Lita. Dan ya, ternyata itu adalah Auri, yang turun dari motor seorang lelaki. Kebetulan pula, pagar rumah Lita sedang terbuka cukup lebar, jadi Lita, Kaffa, dan Arka bisa melihat keberadaan Auri dan lelaki itu dengan jelas di sana.

     "Makasih banyak, ya, Lang, sorry gue ngerepotin lo." Kata Auri, setelah melepaskan helm yang menutupi kepalanya

     "Santai aja, Ri, gue juga gak tega liat lo lemes kayak tadi, sekarang lo langsung istirahat aja. Tadinya gue samperin lo karena gue mau ajak lo main aja sih ke Universal Mall hari minggu nanti, soalnya gue baru aja dapet tiket bioskop gratis buat dua orang, itu pun kalau lo mau sih ..."

     Auri mendengar dengan saksama seluruh penjelasan dari Elang, sebelum akhirnya tersenyum getir, masih menahan rasa sakit di perutnya. "Gue pikirin dulu ya, Lang, nanti gue chat lo aja, sekarang gue masuk dulu,"

     "Iya iya, silakan, speed recovery, Ri."

     "Thanks,"

     Kemudian begitu Auri membalikkan badannya, ia di buat terkejut oleh penampakan Arka yang tampak sedang menatapnya tajam bak hendak menginterogasi, di tambah Kaffa yang berdiri di sampingnya dengan memasang raut wajah datar pula.

     Hanya Lita, yang melemparkan senyuman kepada Elang, karena Elang melambaikan tangannya kepada wanita itu. Kemudian setelahnya, motor Elang pun kembali melaju meninggalkan rumah Lita.

     "Kenapa, Sayang? Kok pucet gitu wajahnya? Sakit?" Tanya Lita, begitu Auri sudah sampai di hadapannya

     "Adek lagi hari pertama, Ma, Adek izin langsung ke kamar, ya, mau istirahat,"

     Baru saja Auri hendak masuk ke dalam rumah, tiba-tiba saja Arka menggenggam satu tangannya. Auri menatap sang Kakak, lalu lelaki itu tampak melipat kedua tangannya di bawah dada.

     "Biasanya pulang naik bus, kok hari ini beda, baru jadian?"

     Auri mengernyit, di buat bingung dengan ucapan sang Kakak. "Apa sih, Kak, temen doang itu, dia anterin aku karena aku gak kuat kalau jalan dari halte sampe ke rumah, lemes banget,"

     "Gak sopan itu anak cuman senyumin Mama doang, di kira gue tukang benerin AC di sini, kah?"

     "Duuh, udah deh gak usah ngawur, Kak, aku capek mau istirahat!"

sist(ruelov)er.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang