Cemburu

139 7 0
                                    

Gemericik suara air hujan mulai turun, menjadikan suasana terasa mulai dingin, ruangannya yang gelap dengan Zhan yang akhirnya tertidur dengan lelap setelah meracau kematian sedari tadi. Memastikan peringatan tak menghampiri nyawa pria sombong, Yibo melepasnya untuk sekedar menarik selimut dan menyelimuti pria tua agar sedikit hangat. Sayup-sayup pendengaran Yibo mendengar keributan, dalam hati mengumpat "bajingan apalagi membuat keributan selarut ini?"

Yibo lantas bangkit untuk mengecek suasana di luar, ketika dia mengeluarkan kepalanya suaranya sangat keras, ternyata itu di ruang tamu.
"Arghh aku menyesal setuju membawanya di masa lalu, kau bahkan masih sangat mencintai ibunya daripada aku yang mengurusmu selama ini, kau juga abai dengan ibumu sendiri suamiku..."

Tuan Xiao dan tetua tampak membisu, mereka masih saja di meja makan, di kala perdebatan memang tak di izinkan keluar dari ruang makan sebelum kepala dingin maka mereka berdebat hampir 2 jam sedari tadi.

"Aku tau, aku tau Ji An memang sangat cantik sekaligus cinta sejatimu, tapi aku istrimu, mengapa kau malah meneruskan semua asetmu selama 30 tahun kepada anaknya daripada anakmu sendiri."

"Dia juga anakku.."

"Xiao Yan juga anakmu..apa dia anakku sendiri? dia hampir lulus S2 nya dan kau belum membicarakan rencanamu untuknya, apa kau sedang pilih kasih dengan putraku?"

Tetua menghela nafas, berkata, "Menantu, beberapa hal memang butuh waktu, tolong sedikit bersabar saja."

Nyonya Xiao meninggikan suaranya, "Tolong beritahu aku, kesabaran apa yang tidak aku berikan kepadanya?! 30 tahun, selama itu aku harus menahan kesabaran sementara putraku tidak mendapatkan apa pun bahkan ketika dia akan menikah."

Nyonya Xiao menangis sampai meneteskan air matanya, tak bisa di pungkiri jika selama ini batinnya terluka, di depannya dia melihat suaminya sendiri masih berhubungan baik tak seperti teman dengan mantan kekasihnya di masa lalu. Tak bisa dia pungkiri, tak bisa dia bohongi lagi karna kehadiran putra asing membuat lukanya semakin kronis, cintanya yang setia tak terbalaskan malah di jadikan ladang luka menganga yang belum sempat terobati.

Dari hari pertama Zhan hadir tak sekalipun dirinya menyentuh anak itu, gak akan sudi, bahkan suaminya rela mengeluarkan uang lebih agar anak itu hidup dengan baik dengan peran ibu dari baby sitter.

"Jika tidak dalam satu Minggu, maka aku meminta cerai padamu."

Yibo berbalik ketika mendengar suara Zhan terbatuk kasar, Yibo mengambil air minum di gelas dan meminta Zhan untuk menelannya sedikit demi sedikit. Yibo berpikir sejenak melihat wajah sejahat Zhan, nyatanya dia menyimpan dendam dalam satu keluarga besar yang tertuju padanya.
"Jika di masa lalu, ketika aku sakit, ibu panti akan mengurusku dan membawaku ke rumah sakit dan memberiku hadiah, bagaimana denganmu?"

Zhan sedikit mengantuk, dia tersenyum lebar, "Apa yang kamu dengar?kenapa mendadak mengasihaniku?"

"Katakan saja!"

Zhan membenarkan tempat duduknya dan mengelus kepala Yibo dengan lembut, "Ibuku akan mengelus kepalaku seperti ini, hanya aku dan ibu."

"Ibu yang mana?"tanya Yibo, bingung.

Zhan kembali menekankan, "Ibuku."

Yibo mengangguk, Zhan menjadi gemas sendiri, dia tak bisa berhenti tersenyum rikala netranya masih bisa menangkap gambar Yibo sebanyak mungkin.
"Ayah bilang, aku tidak pernah sakit, atau jarang sakit, karna dia sejatinya tidak pernah ada saat aku sakit, wajar mengatakan itu."

Zhan juga menambahkan, "Kemarin pagi, dia mampir ke apartemen, dia menjengukku pertama kali saat aku benar-benar tidak mampu lagi hanya untuk berdiri dengan benar, dia mengajarkan aku berjalan pertama kali, menuju ke toilet, lalu aku berpikir wahh seperti ini rasanya dia hadir."

Harga Sebuah Cinta ( Zhanyi Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang