chapter 十一

137 25 21
                                    

HAPPY READING

11






"15 menit lagi. Aku masih punya waktu, cepat bicara Detektif Beauregard!" Bangchan berujar tenang penuh penekanan.

Unit apartment pengap dengan seluruh jendela yang tertutup itu masih menjadi tempat dimana Hyunjae berada. Duduk terikat dengan rambut basah berkeringat, wajah dipenuhi lebam, juga kaki yang terlilit perban. Sudah satu minggu perban di luka bekas tancapan peluru itu tidak diganti. Hyunjae hanya berharap kakinya tidak infeksi lebih parah setelah ini.

"Hyunjae Beauregard, come on!" Pria dengan setelan hitam itu mulai tidak sabar. Hyunjae masih tak terpengaruh, kedua netranya hanya terus menatap Bangchan tajam.

"Dimana teman-temanku, Tuan Aragon?!" Hyunjae akhirnya menuntut. Pasalnya Tzuyu dan Juyeon memang tidak disana. Ketiganya memang sempat bertemu hari itu, sebelum akhirnya Hyunjae tidak sadarkan diri dan tak tahu apa yang kemudian terjadi.

"Ah, aku sampai lupa. Kau ingin lihat keadaan mereka?"

Hyunjae tidak menjawab, diam membiarkan Bangchan merogoh ponsel di saku celana. Pria itu mengetuk layar ponselnya beberapa kali sampai akhirnya berhenti dan menghadapkan layar itu tepat di depan Hyunjae.

"Brengsek!" Hyunjae melotot tajam. Matanya tidak salah menangkap isi ponsel Bangchan. Bangchan Aragon menunjukkan foto dimana kedua temannya terbaring tak sadarkan diri di sebuah ruang yang mirip dengan bangsal rumah sakit. Wajah keduanya pucat, sial apa yang sudah dilakukan pria itu sampai kedua temannya persis seperti orang sekarat. "Kau apakan mereka bajingan?!"

Bangchan tersenyum samar. "Mereka bisa mati dengan mudah kalau kau tidak mendengarkan perkataanku, Hyunjae."

Persetan dengan semua itu. Hyunjae muak. "Aku benar-benar tidak tahu kata sandi berkas itu keparat! Mau kau tanya ribuan kali pun jawabanku tetap sama!"

Hyunjae berteriak nyalang, tak peduli fakta bahwa tenaganya hampir habis sekarang. Amarahnya terpancing ketika melihat kondisi kedua temannya. Sampai sesuatu terjadi pada Tzuyu dan Juyeon, Hyunjae bersumpah akan membuat Bangchan menyesali segalanya nanti. Ia tidak akan membiarkan monster sialan itu lepas begitu saja.

Susah payah Hyunjae mengatur napasnya yang memburu, pria itu baru saja naik pitam, kedua matanya memerah, dadanya naik turun dengan tempo yang tak beraturan, kepala Hyunjae pening. Ia jarang sekali berada di titik semarah ini.

Bangchan terkekeh pelan. "Rileks sedikit, amarahmu tidak akan merubah apapun."

"bluesun." Hyunjae berucap tiba-tiba, berhasil membuat atensi Bangchan tanpa ditunggu langsung terarah lurus padanya. Tatapan pria itu berangsur tajam, terkejut dengan apa yang baru saja Hyunjae katakan. "Jelaskan padaku organisasi macam apa itu dan siapa wanita bernama Yoona Bellagamba?!"

"Bajingan." Umpat Bangchan. "Informasimu jauh juga ternyata. Siapa informan hebat yang bisa memberitahukanmu tentang semua itu?"

"Jawab saja pertanyaanku!" Hyunjae menyentak.

BUGH!

Satu pukulan keras kembali mendarat mulus di pipi detektif itu. Satu hal yang Hyunjae belum tahu, Bangchan tidak suka dipaksa, apalagi untuk membeberkan hidupnya.

"Kau tidak bisa memerintahku Hyunjae Beauregard."

"Mafia brengsek. Dasar pecundang." Hyunjae menambahi. "Markas persembunyian yang tersebar hampir di seluruh kota, cincin sebagai identitas, micro chip yang tertanam di tubuh, dan pimpinan kalian yang kini berada di Belgia. Informasi apalagi yang kurang, Bangchan Aragon?"

Beyond EvilWhere stories live. Discover now