V

47 6 0
                                    

Matahari mulai terbit, Changbin baru selesai menyelesaikan pekerjaan nya. Ia merengangkan tubuhnya yang terasa sangat pegal.

Changbin melirik Jam dinding. Pukul 5.30 pagi. Ia menghela nafas lelah kemudian beranjak dari tempat duduk nya. Dan berjalan ke belakang meja kerja nya, disana terdapat ruangan rahasia tempat para Kaisar terdahulu beristirahat jika sedang banyak perkerjaan.

"Masih ada waktu 2 jam lagi, lebih baik aku tidur" Gumam Changbin kemudian terlelap.

"Yang Mulia bangun"

Suara Bibi pelayan mengusik tidurnya.

"Emmm setengah jam lagi"

Setelah mengatakan itu Changbin terbangun dan bergegas mandi.

Bibi pelayan tengah membantunya merapihkan pakaian yang ia kenakan.

Tok tok tok

"Yang mulia, tuan Jisung ingin bertemu"

"Hm? Jisung? " Changbin terlihat kebingungan.

"Suruh dia ke ruangan kerja ku, dan hidangkan sarapan di sana"

"Baik Yang mulia."

Terdengar suara langkah kaki menjauh setelah nya.

"Manis nya tua Jisung. " Ucap bibi pelayan yang tengah sibuk membantu Changbin mengenakan beberapa atribut.

"Sepertinya bibi sangat menyukai Jisung"

"Tentu saja, Tuan Jisung memiliki aura pemimpin. Aura nya sama seperti Permaisuri"

Changbin terkekeh geli mendengar jawaban bibi pelayan nya.

"Aku jadi merindukan ibu"

"Temui saja beliau Yang mulia"

"Bagaimana bisa, pekerjaan ku kan sedang menumpuk"

Ibunya memilih ikut bersama Kakaknya ke gereja, dari dulu Ibunya sangat menyayangi kakak nya di bandingkan dirinya.





Pukul 7 pagi. Changbin memasuki ruangan, disana sudah ada Jisung yang tengah duduk dengan tidak nyaman.

Melihat kedatangan sang kaisar membuatnya hendak berdiri namun ia urungkan niat karena bagian bawah nya terasa sangat sakit.

Cup

Changbin menghampiri Jisung kemudian memberikan kecupan singkat di kening pemuda manis itu.

"Ada perlu apa? " Tanya Changbin.

"Tidak ada Yang mulia, saya hanya ingin bertemu dengan anda" Jawab Jisung sembari menunduk dan meremat ujung baju nya.

"Apa masih sakit? " Tanya nya lagi.

"Sedikit" Jawab nya dengan pipi yang memerah menahan malu.

"Terimakasih untuk hadiah nya Yang mulia"

"Iya sama-sama. Apa kau menyukainya? "

Jisung  mengangguk dengan semangat tak lupa dengan senyuman manis yang terukir di bibir nya.

"Sangat suka Yang mulia"

"Bagus lah, setelah ini apa yang akan kau lakukan? "

"Hm sepertinya saya akan beristirahat di kamar, karena bagian sini masih sakit" Jawabnya sembari menuntuk ke arah bawah.

"Bagus, perbanyak lah istirahat agar kau cepat pulih"

"Baik Yang mulia"

Keduanya menghabiskan sarapan dengan khidmat.
Setelah selesai, Jisung pamit undur diri.

Bin HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang