- 21

1.3K 205 86
                                    

Gur'latan. Gur'latan dilindungi oleh Laskar Guruhan, sekumpulan prajurit Santriantar yang dulunya dibabat habis oleh Retak'ka.

Bentuk kepemerintahan planet ini tersentralisasi pada keluarga diraja, kurang lebih berkonsep monarki absolut, tapi bercabang ke tata kepemimpinan primogenitur matrilineal, dimana seorang anak perempuan dari keluarga dirajalah yang akan duduk di tahta.

Biasanya tidak begitu. Kebanyakan orang menganut sistem primogenitur agnatik—anak laki-laki atas warisan orang tuannya. Tapi tidak di Gur'latan. Aku jadi curiga, apa Halilintar tidak mau muncul karena dia tahu, di Gur'latan, justru anak perempuan yang menjadi pemimpin? Tidak seperti Beliung di Windara, Halilintar tidak sekonyong-konyong menunjukkan diri dan langsung mengamuk meminta kursi tahta.

Kami sampai di Gur'latan dengan lagi-lagi difasilitasi oleh Kaizo. Selagi aku mengobservasi sekeliling, aku tidak berhenti memperkirakan kenapa Halilintar belum mau unjuk gigi.

Langit Gur'latan berwarna abu-abu gainsboro. Awan hitamnya mengepul di atas menara-menara pencawang yang digunakan untuk mengekstrak petir dari awan ke bentuk sumber daya energi siap pakai.

"Dulu, Retak'ka juga mendarat di sini." Betah menjadi tour guide regu penjahat, Gopal masih mendongengkan asal muasal semua objek di tanah air Gur'latan. "Dia datang dengan Ayu Yu, Cakada, Gogobi, Kechik."

"Oh, iya, iya," Jokertu menyahut. "Cakada dan Kechik. Benar. Mereka dipenjara di sebelah selku."

Ayu Yu. Dia juga tetanggaku di penjara antariksa. Tapi aku tidak mau mengklaim. Aku memilih diam.

Gopal menunjuk satu per satu pada menara-menara pencawang yang memagari area pemukiman Gur'latan, "Retak'ka memanfaatkan Voltra, dan menyedot energi elektro dari setiap pencawang. Dan segera setelahnya, Laskar Guruhan dikalahkan sepenuhnya,"

Gopal menyenggol pundak Fang, padahal Fang baru turun dari dek pesawat luar angkasa dan merapikan kerah bajunya, "Iya, 'kan? Fang? Kamu dan Kapten Kaizo waktu itu bahkan disuruh mengecek keadaan Gur'latan setelah serangan mendadak Retak'ka ke Gur'latan?"

Fang mengendikkan bahu, dan mengelus lengan atasnya, gugup, "Masa-masa kalut. Aku tidak bisa menolong banyak. Aku nggak terlalu suka berada di sini. Entah kenapa, Gur'latan membawa kenangan buruk."

"Jadi menurutmu Retak'ka itu membahayakan sekali?" Aku merespon dan menanyakan apa yang ada di pikiranku.

Kapten Separo, Jokertu, Jugglenaut, Fang dan Gopal lekas melirikku. Itu pertanyaan kasual. Semua orang tahu Retak'ka merepotkan untuk diurus. Untung dia udah diended up.

"Kenapa bertanya?" Gopal menatapku sinis. "Kalau Frostfire, Glacier dan Supra tidak ada, pasti Retak'ka sudah ..."

Aku menengok ke samping kanan dan kiri. Aku tahu Boboiboy ikut ke kloter pertama. Dia sudah lebih dulu didistribusikan untuk misi ke Gur'latan beberapa jam sebelum aku datang kemari. Aku hanya mengecek, supaya aku yakin, Boboiboy tidak akan mendengar kata-kataku. Dengan suara agak berbisik, aku membalas Gopal, "Bukankah Boboiboy itu penerus Retak'ka? Menurutmu seberapa berbahayanya Boboiboy kalau dia bukan protagonis?"

Gopal berkacak pinggang, "Kamu bicara apa? Mereka ada di sisi TAPOPS."

Aku menyipitkan mata, "Kamu hampir kecolongan keberpihakan Boboiboy, dengan insiden ini."

Bahuku dan bahu Gopal yang tadinya hampir bersentuhan karena kami bersitegang, dipisahkan oleh Jokertu. Jokertu menggeser tepi bahuku dan bahu Gopal agar kami menciptakan celah.

Boboiboy x Reader | The VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang