🌵 Part 2 🌵

11 0 0
                                    

        Seorang laki-laki bertubuh jenjang dan gagah keluar dari bilik kamar mandi. Rambutnya masih agak basah ia sibakkan kebelakang tertutup peci hitam yang kini bertengger dipuncak kepalanya. Langkahnya menuju ruang kecil disamping kamarnya. Jam di dinding ruangan itu menunjukkan pukul 17.45 WIB, pria itu menggelar sejadah perlahan, posisinya sekarang sudah duduk bersila dengan sebuah tasbih digital yang melingkar dijari telunjuk tangan kanannya. Ia terus saja melafadzkan dzikir, setelah beberapa suara adzan terdengar mulai iqomah ia mengubah posisi duduknya menjadi berdiri dan menunaikan ibadah sholat maghrib.

" Assalamualaikum warahmatullah....Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...."

      Pria itu sekarang menegadahkan tangannya keatas,berdoa lanjut dzikir dan mengusap wajah manisnya terakhir ia kembali bersujud sebelum akhirnya ia menggulung sejadahnya dan kembali menaruhnya di laci kecil ruangan tersebut sekaligus melepas peci. Ia berjalan kearah meja makan dibukanya tudung saji diatas meja. Zonk tidak ada apapun dibalik tudung saji itu, ia meneguk secangkir air dari dispenser lalu berjalan menuju kamar dan mengambil sebuah kontak motor diatas nakas.

   Sebelum meninggalkan kamar ia melepas sarung yang tadi ia pakai dan berganti memakai celana hitam selutut dengan atasan kaos hitam berlogo kecil didada bidangnya dan sedikit sablonan dipunggung. Menggantung sarung dan mengambil sebuah tas kecil berisi beberapa lembar uang dan telepon genggam miliknya. Ia sekarang sudah berada diatas motor diparkiran sebuah kos kosan di Jakarta.

Klekkk....mberrrrrrr.....dug...dug...dug

Ia masih memanasi motor miliknya, namun perhatiannya tiba-tiba beralih ketika seorang laki-laki seumurannya menyapa.

" Mau kemana Dik?? tumben jam segini keluar? "

" Mau beli nasi bungkus lupa tadi sore pulang kerja ga mampir. Kenapa Dit? mau barengan? " ucapnya kepada Raditya.

" Di mana warung Mbok Yum apa di angkringan deket taman kota? "

" Lihat kondisi dulu kalau warung Mbok Yum ramai ya kita ke angkringan gimana oke ga? "

" Boleh gas lah broooo ayok!!! "

**********

" Malem Mbok " sapa Dika kepada pemilik warung

" Mbok Yum nambah gorengan satu es teh satu ya Mbok" sahut yang lain diujung ruangan.

" Ambil sendiri ya nanti tinggal totalan aja Nang Cah Bagus "

" Wokey siap Mbok " sahut pria diujung sana sekali lagi.

" Mbok Yum I am Comingggg....." sapa Raditya dengan ceria.

" Eeh Den Bagus Radit coming, kamu itu nek dateng mesti bikin rame to Nang Nang Sinang " celetuk Mbok Yum menimpali sembari menyentong nasi ke piring bulat di tangan kirinya. Sedangkan Raditya hanya meringis memperlihatkan giginya sembari menggaruk rambut ikalnya yang tak gatal.

" Mbok aku nasi lauknya telur dadar, opor daun singkong, orek tempe, sambelnya sedikit aja dua porsi tambah ini bakwan satu " ucap Dika sambil menyodorkan sebuah bakwan ke parah Mbok Yum.

" Minume apa Nang? "

" Es teh aja Mbok dua ya"

Dika menatap temannya yang masih mengamati satu per satu menu yang berada didalam lemari etalase. Ia menyambar dua potong mendoan, satu potong bakwan dan satu tusuk sate telur puyuh. lalu menyodorkan ke arah Mbok Yum. Dika yang melihat itu sudah tak heran. Temannya itu memang doyan makan banyak, yaaaaah pantas saja perutnya itu agak menyembul sedikit.

Rasa dan Karsa ( on going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang