part 4

1.4K 6 0
                                    

Semenjak kejadian malam itu, kami masih saja bersikap seperti biasanya. Tak ada perubahan yang kelihatan dari ibuku dan kami tak juga sekalipun membahasnya. Namun malam-malam berikutnya aku masih saja suka memasukkan batang kelaminku ke dalam lobang memek ibuku, tapi hanya sebatas masuk saja karena setelahnya akupun tertidur sampai pagi.


Mbak Dina yang mungkin mengetahui perbuatan kami juga tak pernah membahasnya. Meski kurasakan dia semakin mendekatiku selayaknya aku bukan adiknya. Kadang kulihat ada pancaran wajah menggoda saat dia melihatku. Sering kali pas kita hanya berdua saja dia malah membahas hal-hal seputar selangkangan. Aku yang belum terlalu paham apa maksudnya hanya menjawab iya-iya saja.


Semenjak kutemui dia bersama pacarnya di dalam kamar, aku tak pernah lagi melihat pacarnya itu datang ke rumah. Entahlah, apa mungkin dia dengan pacarnya itu sudah putus. Tapi kalau dilihat dari gelagatnya memang dia sekarang tak punya pacar lagi. Kalau biasanya sore dia dijemput untuk pergi ke luar, sekarang dia malah lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah saja. Bahkan kini dia sering menemaniku pergi ke ladang. Meski saat di ladang dia cuma duduk-duduk saja tapi bagitu sudah sangat membantu kalau ada teman bicara selagi menggarap tanah.


Beberapa hari lagi tanaman di ladang akan dipanen. Ibuku sudah memanggil orang untuk membeli tanaman kami. Sekarang tugasku hanya menjaga tanaman itu supaya tidak rusak sebelum dipanen. memang pekerjaan di ladang tidak seberat saat baru ditanam tapi menunggui tanaman yang akan dipanen malah menyita waktuku semakin banyak. Kadang aku pulang sore dari ladang karena khawatir ada hewan liar yang masuk ke tanah kami dan memakan hasil tanaman yang mau dipanen.


Seperti biasanya siang sehabis menengok tanaman, aku pulang ke rumah. Kebetulan mbak Dina juga ikut denganku karena bosan terus-terusan di rumah katanya. Setibanya kami di rumah, aku dan mbak Dina langsung ke kamar mandi membersihkan diri dari noda tanah dan keringat yang mengering.


“Kok sepi ya Ngga.. ibu kemana?”


“Paling tidur siang mbak..”


“Ohh.. iya juga..”


Selepas membersihkan diri, kami menuju ke dapur lalu makan. Kebetulan ibuku memang sudah menyiapkan makanan untuk kami ketika kami pulang dari ladang. Kamipun makan berdua sambil ngobrol tentang pacar mbak Dina yang bernama Gunawan itu. Dari keterangannya aku tau kalau ternyata mas Gun itu sudah punya pacar baru setelah sebelumnya meninggalkan kakakku karena dianggap kurang cantik katanya. Kakakku hanya ketawa-ketawa saja mendengar alasan pacarnya, karena kutahu benar kalau mbak Dina itu punya wajah cantik dan menggoda. Bahkan di desa ini kakak perempuanku itu adalah salah satu dari sedikit perempuan yang cantik.


“Ngga.. kamu tidur sama mbak saja.. jangan ganggu ibu”


“Hemm... iya lah mbak.. gapapa”


Selesai makan dan membersihkan alat makan yang kami gunakan, aku dan mbak Dina lalu beranjak masuk ke dalam kamarnya. Meski kamar yang biasa dipakai mbak Tika sudah kosong tapi aku masih suka tidur dengan ibuku. Jadilah kamar yang dulunya dipakai mbak Tika dibiarkan tetap kosong saja.

💖Keberuntungan Itu Ada💖 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang