Setelah selesai acara saling ngentotnya, kami berempat kemudian makan sarapan di pagi hari bersama-sama. Kondisi kami semua masih belum memakai apa-apa. Sungguh suatu hal yang menyenangkan bisa makan bersama dalam kondisi telanjang seperti itu. Mungkin nanti aku akan mencobanya dengan ibuku dan mbak Dina. Suatu saat nanti pastinya.
“Habis ini kita mau ke mall.. katanya Vina mau cari baju buat ke kantor” ujar mas Aryo setelah selesai makannya.
“Iya mbak.. gapapa kan kalo aku pinjam mas Aryo sebentar” imbuh mbak Vina dengan muka cantiknya.
“Iya gapapa dong.. jangankan sebentar.. lama juga gapapa kok, hihihi..” mbak Tika melirik ke arah suaminya.
“Hehehe.. iya udah.. yukk kita siap-siap sayang” mas Aryo kemudian menarik tangan mbak Vina.
“Cieee... udah sayang-sayangan nih sekarang.. cieee..” ucapku menggoda mbak Vina.
“Heehh.. awas yah kamu Ngga..”
“Apa.. apa... mbak Vina mau apa? Hehehee..”
“Udah Vin.. mandi aja dulu.. yukk”
Mas Aryo dengan mesranya mengajak mbak Vina masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan aku dan mbak Tika duduk di kursi dapur berdua. Mereka seperti pengantin baru yang mendapat kebebasan untuk bermesraan dimana saja. Aku hanya bisa tersenyum bahagia, begitu juga mbak Tika yang duduk di depanku.
“Ngga.. kamu hari ini ada acara apa?”
“gak ada mbak.. di rumah aja kayaknya”
“Hihihi.. kalo gitu ngentot lagi yukk..”
“Heh!? Ayokk.. mau dimana nih?”
“Kamarmu aja...”
Bukan cuma mas Aryo dan mbak Vina saja yang mendapat kebebasan baru, aku dan mbak Tika juga tak kalah bebasnya. Meski mas Aryo masih ada di rumah tapi mbak Tika dengan terang-terangan sudah mengajakku ngentot lagi. Sepertinya hari ini adalah hari yang panjang buatku dan mbak Tika.
Mbak Tika menarik tanganku menuju ke dalam kamarku. Akupun mengikuti kemauannya dengan senang hati. Batang penisku yang sempat lemas tadi kini sudah kembali tegak mengacung dengan sempurna. Memang di keluargaku sepertinya darah binal dan tukang ngentot mengalir pada tubuh kami. Baik ibuku, mbak Tika, mbak Dina dan juga aku sendiri kalau urusan ngentot seperti tak ada puasnya. Bisa berkali-kali dan tak pernah bosan atau kehabisan tenaga.
“Sini Ngga.. bikin memek mbak basah dulu”