Pagi itu, Zhan datang ke rumah sakit dengan tenang. Beberapa orang menyapanya dengan ramah. Semua terlihat baik-baik saja, sampai seseorang menyapanya dengan ragu.
"Dokter, maaf, apakah Anda benar dr. Sean Xiao?" tanya lelaki itu.
"Ah, ya, benar. Ada yang bisa kubantu?" balas Zhan dengan ramah.
"Saya Liu Haikuan, Detektif Kepolisian Bei An. Apa... apa Anda tahu soal kecelakaan rekan kami tadi malam?"
"Ah, maaf, saya tidak berjaga pada malam hari. Dan saya turut menyesal akan kecelakaan rekan Anda, jika-"
"Detektif Wang Yibo mengalami kecelakaan tadi malam. Apa Anda tahu sesuatu?" tanya Detektif Liu lebih padat.
"Apa?! D-di mana dia?!" tanya Zhan kaget.
"Sudah di ruang rawat inap. Anda tidak perlu-"
"Tidak, tidak. Aku harus ke sana dulu. Aku harus lihat kondisinya," ujar Zhan sambil berjalan ke arah lift dengan terburu-buru.
Detektif Liu segera mengikutinya dan mengarahkannya ke ruangan tempat Yibo beristirahat. Sesampainya di sana, Zhan melihat wanita hamil yang sering diantar Yibo untuk ke tempat dr. Zhao. Zhan biasanya kesal ketika melihatnya, tapi kali ini wanita itu pun terlihat lelah dan matanya sembab. Seorang polwan memapahnya dan berusaha menenangkannya. Mungkin mereka akan memulangkannya.
Zhan kembali fokus pada kondisi Yibo. Ia masuk dan melihat dr. Meng sedang memeriksanya. Zhan merasakan jantungnya seperti hampir lepas ketika melihat keadaan Yibo. Kulit putihnya diperban pada beberapa bagian. Tak ada semburat merah yang mewarnai pipi dan bibirnya. Tangan kirinya dipasangi gips. Badannya yang tegap dan sedikit kekar sekarang terbaring lemah dengan dada yang naik turun secara teratur.
"Dr. Xiao, Anda juga di sini?" sapa dr. Meng dengan tenang.
"Y-ya? Bagaimana-"
"Jangan khawatir. Tidak ada kerusakan organ dalam. Tidak perlu sampai Anda turun tangan. Kita hanya bisa menunggunya sadar," kata dr. Meng berusaha untuk menenangkan Zhan.
"Baik. Terimakasih," pungkas Zhan.
"Tak apa. Aku pergi dulu."
Dr. Meng berlalu. Zhan mendekati ranjang pasien dan mengamati wajah Yibo. Ia sebenarnya sangat merindukan Yibo, hanya karena Yibo tidak pernah menjelaskan siapa wanita hamil yang selalu bersamanya, ia jadi merajuk selama berminggu-minggu. Ia merasa bersalah ketika tak mengangkat telepon Yibo kemarin sore. Ia menyesal selalu mendiamkan Yibo yang ceria, menghindari untuk bertemu dengannya, bahkan berbohong mengatakan bahwa ia tak ada di rumah sakit ketika jam makan siang.
"Dokter?"
Sebuah tepukan di bahu Zhan menyadarkannya. Detektif Liu memberi isyarat untuk bicara di luar kamar pasien. Zhan mengikutinya dengan setenang mungkin walaupun ia merasa sangat sangat sedih.
"Dr. Xiao, kami sudah menyelidiki tentang kecelakaan ini. Awalnya kami berpikir bahwa mungkin ini ancaman dari grup mafia yang sedang diselidiki oleh Detektif Wang selama beberapa bulan ini," kata Detektif Liu membuka pembicaraan.
"Tapi ternyata, itu tidak ada kaitannya. Kami sudah menemukan tersangka dan dapat dipastikan tidak terafiliasi dengan jaringan mafia. Orang ini merupakan orang bayaran," lanjut Detektif Liu.
Zhan memicingkan mata. "Kalian sudah tahu siapa yang menyuruhnya?"
"Uh... sebenarnya, ya, kami sudah menemukannya. Tapi...," jawab Detektif Liu dengan ragu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Heart!
FanfictionTampan, cerdas, kaya, dan profesional. Itulah gambaran diri dr. Sean, sang ahli jantung yang baru pulang dari Nan Yang setelah sekian lama. Usianya 32 tahun, dan ia ingin hidup dengan tenang sambil menemani kedua orangtuanya di Kota Bei An. Setidakn...