Pertemuan di Bawah Langit KotaJay Jo menyandarkan punggungnya pada pagar yang membatasi atap sekolah, matanya menerawang jauh ke cakrawala kota yang dipenuhi gedung-gedung tinggi.
Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya, membawa rasa tenang yang aneh, seolah semua masalah dan beban yang ia bawa menghilang bersama hembusan angin.
Sepedanya tergeletak di dekat kakinya, seakan menunggu tuannya kembali mengayuh jalanan yang menantang.
Tapi hari ini berbeda. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Sesuatu yang tak bisa ia abaikan.
Langkah kaki terdengar mendekat dari arah belakang. Jay sudah tahu siapa itu tanpa harus menoleh.
Noah, dengan aura percaya diri yang selalu menyertai setiap gerakannya, menghampiri dengan senyum kecil di wajahnya.
Dia tidak pernah benar-benar menghilang dari hidup Jay, bahkan sejak pertama kali mereka bertemu di jalanan sebagai dua pesaing yang saling menghormati.
Seiring waktu, hubungan mereka berubah menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar rivalitas.
Mereka saling memahami dengan cara yang tak bisa dijelaskan, bahkan tanpa kata-kata.
Noah berhenti di sebelah Jay, berdiri dengan kedua tangannya masuk ke saku jaketnya.
Tatapan matanya juga tertuju ke cakrawala yang sama.
"Pikiranmu kacau lagi, ya?" tanya Noah, tanpa menoleh.
Jay menghela napas. "Hanya... memikirkan beberapa hal."
Noah terkekeh pelan, seakan bisa membaca apa yang sedang dipikirkan Jay. "Aku tahu apa yang kau pikirkan.
Kau terlalu keras pada dirimu sendiri. Tidak semua harus kau bawa sendirian."
Jay diam, tatapannya tetap terpaku pada pemandangan di depan mereka.
Noah selalu memiliki cara untuk menembus bentengnya, sesuatu yang jarang bisa dilakukan orang lain.
Mungkin karena Noah adalah orang yang, dalam banyak hal, mirip dengannya.
Keras kepala, kompetitif, tapi pada saat yang sama, memiliki keinginan kuat untuk melindungi orang-orang di sekitarnya.
"Aku hanya... ingin semuanya berjalan dengan baik. Untuk tim, untuk kita semua.
" Jay akhirnya menjawab, suaranya rendah namun penuh keteguhan. "Aku tidak ingin mengecewakan kalian."
Noah menghela napas panjang sebelum menoleh ke arah Jay, ekspresinya melembut.
"Kau selalu terlalu keras pada dirimu sendiri, Jay. Kita tim, ingat? Kita akan melakukannya bersama. Bukan hanya kau yang harus memikul semua ini."
Jay akhirnya menoleh, menatap Noah. Ada kehangatan yang tak terucapkan dalam pandangan mereka, sesuatu yang lebih dari sekedar persahabatan biasa.
Mereka adalah dua jiwa yang menemukan keseimbangan di tengah kekacauan jalanan dan kehidupan yang penuh tekanan.
Noah kemudian tersenyum, senyuman yang selalu mampu membuat ketegangan yang Jay rasakan sedikit mencair.
"Lagipula, kalau ada yang bisa diandalkan di sini, itu kau. Aku cuma memastikan kau ingat bahwa aku selalu ada di sini kalau kau butuh bantuan."
Jay tak bisa menahan senyum kecil yang muncul di sudut bibirnya. "Aku tahu."
Mereka berdiri di sana beberapa saat, membiarkan keheningan bicara untuk mereka.
Angin yang terus bertiup terasa semakin menenangkan, seakan menjadi saksi bisu dari hubungan yang semakin erat di antara keduanya.
"Ayo turun," Noah akhirnya berkata, memecah kesunyian. "Hari ini masih panjang, dan aku ingin tahu seberapa jauh kau bisa mengejarku."
Jay tertawa kecil. "Kau tahu aku selalu bisa mengejarmu, Noah."
Noah tertawa, suaranya penuh semangat. "Kita lihat saja!"
Dan dengan itu, mereka berdua berlari menuju sepeda mereka masing-masing, bersiap untuk menantang jalanan kota yang menanti.
Mereka berdua tahu bahwa ada banyak hal di depan yang menanti mereka-pertarungan, tantangan, dan mungkin lebih banyak hal yang tidak terduga.
Tapi selama mereka berdua bersama, mereka tahu bahwa apa pun yang datang, mereka bisa melewatinya.
Di bawah langit yang luas, di antara hembusan angin yang terus menerpa, Jay dan Noah terus melaju, dua sahabat yang tak terpisahkan oleh apa pun, bahkan oleh batas yang tak terlihat di hati mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
WIND BREAKER ~ONE SHOOT~
FanfictionMc Cool kita Jay Jo Dengan Pasangan yang berbeda beda 😎