If you (-18) get out and study!
Grey sedang bersantai di ruang tengah rumahnya, tanpa dia sadar ternyata Naira sudah membuka pintu utama, saat ini Naira sedang memperhatikan Grey.
"Ge..." Panggil Naira dengan nada kecil.
Grey tentu kaget dan menoleh ke belakang, saat tau Naira lah yang datang, Grey menghampirinya dengan berlari dan memeluknya erat.
"Sayang, aku kangen banget sama kamu." Keluh Grey kepada Naira.
Naira hanya diam di tempatnya, ia hanya membalas pelukan Grey yang tak kalah erat.
Tanpa Grey sadari ternyata Naira menumpahkan air matanya di pundak sang kekasih, saat Grey merasakan basah di pundaknya, ia buru-buru melepas pelukan dan memegang kedua pipi Naira dengan lembut.
"Hey, kenapa sayang, kok nangis gini?"
Naira tidak berkata apapun, ia semakin nangis dan menggeleng membuat Grey benar-benar bingung, di bawanya Naira ke sofa, mereka berdua duduk saling berhadapan, dengan posisi Grey yang sedang menangkup pipi Naira.
"Tell me, what happen?" Tanya Grey dengan khawatir.
Naira menatap Grey sendu.
"I'm sorry ge." Naira berkata lirih.
"For?"
"I'm pregnant from you."
DEG..
Jantung Grey berdetak sangat kencang mendengar fakta bahwa Naira hamil anaknya, perasaan campur aduk tidak bisa di elak, Grey bingung, sedih, senang, marah, takut, semua Grey rasakan.
"Hamil? Are u seriously?" Tanya Grey meyakinkan
Naira mengangguk dan menunduk tak berani menatap Grey.
"Oh my god. Gimana kalo media tau." Ucap Grey mengacak rambutnya.
Naira dalam hati semakin sedih mendengar Grey berbicara seperti itu, seolah kehamilan Naira adalah bencana baginya.
"Kamu gabakal tinggalin aku kan?"
Grey terdiam dan menatap Naira dalam.
"Kita gugurin ya?" Jawab Grey tanpa menjawab pertanyaan Naira.
Jelas Naira menggeleng kuat dan menolak tawaran Grey, bayi yang ada di dalam kandungannya adalah anaknya bersama Grey, mana mungkin Naira tega membunuh anaknya sendiri.
"Big no ge! Ini anak kita." Ucap Naira marah.
"Tapi gimana karir aku Naira!" Jawab Grey frustasi.
"Kita sembunyiin ini sampe dia lahir, aku mau jaga dia, jangan bunuh dia ge aku mohon." Ucap Naira memohon pada Grey.
Grey diam dan memegangi kepalanya, ia berdiri lalu menatap Naira.
"Besok kita temui mama, sekarang kamu aku anter ke apart, aku butuh sendiri." Ucap Grey dengan enteng membuat Naira bingung kenapa Naira tidak di libatkan dalam kefrustasian itu.
Naira hanya menurut dan membiarkan Grey mengantarkan ia ke apartemennya.
Saat di perjalanan pun tidak ada percakapan seperti biasanya, biasanya Grey selalu bercanda gurau, tetapi sekarang? Dia fokus ke jalan tanpa mau mengobrol dengan Naira yang nampak menunduk itu.
"Aku kan udah bilang waktu itu jangan keluarin di-"
"Yaudah! Salah aku, emang salah aku!" Sambar Grey dengan nada sedikit membentak Naira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sin of Grey | Ningselle
Fanfic"Kamu gabakal tinggalin aku kan?" Grey terdiam dan menatap Naira dalam. "Kita gugurin ya?" Jawab Grey tanpa menjawab pertanyaan Naira. 𝐆𝐫𝐞𝐲 𝐚𝐧𝐝 𝐡𝐞𝐫 𝐬𝐢𝐧𝐬 Trigger Warning: - HARSWORD - NSFW - FUTA © 𝚊𝚎𝚛𝚒𝚜