=> Bunga & Derita

15 1 0
                                    


Karya : Ray Nur fatimah

Kertas kotor bernoda darah itu aku peluk sekuat-kuatnya






Aku masih terpaku pada deretan bunga sepatu di hadapanku. Bunga yang telah terkatup layu seiring dengan telah lamanya aku menanti seorang pria yang mengajakku kencan di taman ini. Tiga puluh menit dari jadwal janjian, terasa tak jadi masalah saat dari kejauhan terdengar seseorang memanggilku.

Namun saat ku palingkan wajahku, aku kecewa bukan main ternyata hanya kegaduhan orang-orang diseberang jalan.

Kembali aku fokuskan perhatianku pada rangkaian bunga di hadapanku. Sesekali ku lirik wajahku pada kaca mungil yang sengaja kubawa. Aku harus memastikan saat Danis datang aku bisa terlihat lebih cantik.

Soalnya dia adalah laki-laki pertama yang aku persilahkan untuk mengajak diriku berkencan, ya walau hanya di taman kota saja.
Danis adalah teman se kelasku yang dua tahun terakhir ini aku idam-idamkan tembakannya. Padahal sebelumnya waktu menginjak kelas satu SMA aku sangat tidak akur dengan cowok tengil itu.

Tapi karena suatu moment saat aku cidera di perlombaan basket antar sekolah, dia dengan gagahnya membopong tubuhku. Dari kejadian itulah aku mulai mengalihkan pikiran jelekku kepadanya.
Dari yang tadinya evil yang paling dihindari, kini jadi sosok pangeran penolong yang dinantikan kehadirannya.

Jarum jam telah menunjuk angka sembilan.

" Oh Danis, setega itukah kamu ? udah dua jam nis hiks....." Aku terjatuh dalam tangis. Angan ku telah hancur lebur karena sebuah janji yang tidak ditepati.

Padahal masih hangat di memori ku, tadi siang saat jam istirahat aku mendapati sepucuk surat ber amplop merah jambu terselip di mejaku.

Hi Asmi.....

Malam ini aku harap kita bisa ketemu....
Ada beberapa hal yang perlu aku sampein ke lo Mi....
Gue.. Eh aku sssstunggu kamu jam tujuh di taman kota yaa....

-Danis-

Ku ulang kembali hingga tiga kali, aku baca dengan super apik, terutama dibagian pengirim.

" Oh tuhan, Danis ?" Suasana bahagia bercampur haru menyelimuti hatiku.

===========================

Nuansa kelas menjadi indah dipenuhi bunga warna-warni. Hingga seseorang menepuk pundakku. Dan suasana kembali berubah menjadi kelas dua belas saat jam istirahat. Sepi, dan terkapar tak berdaya buku-buku yang dilempar majikannya.

" Asmi...."

" Ehhh..... Via, kenapa Vi ?"

" Lo yang kenapa? Dari tadi Gue intip dari jendela lo senyum-senyum sendiri...."

Aku disuguhi pertanyaan yang membuat aku kikuk sendiri. Aku tidak bisa membayangkan seberapa merah wajahkun saat itu. Yang pasti saat itu aku benar-benar tertunduk.

" Eng....ngak ko Vi, aku gak kenapa-napa !" Sahutku gugup.

" Ya udah gue mau ke kantin aja, mau ikut gak mi ?"

" Oh gak, Makasih aku gak laper."

Aku segera membalikkan tubuhku, memburu kursi dipojokan kelas. Namun baru beberapa langkah, hartaku yang paling berharga disabet oleh orang di belakangku.

" Ehhhh.."

"Haaa... ternyata ini toh yang bikin lo jadi gak laper? Hahahah..."

" Via kembaliin!" ku rebut kembali kertas berharga itu.

Kumpulan Cerpen Cinta SedihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang