Bab 16. Negosiasi

71 13 3
                                    

Setelah Amato dibawa pergi oleh Kaizo, Taufan dan Blaze memutuskan untuk pergi ke rumah sakit, sedangkan Gempa tetap tinggal di rumah bersama kedua adiknya yaitu Thorn dan Solar.

****
Di rumah sakit...

"Kenapa kalian baru datang? Apa ada masalah? Katakan apa yang terjadi?" Tanya Halilintar yang menyadari ada yang berbeda dari raut wajah mereka.

"Ayah telah dibawa pergi Kak" Ucap Taufan.

"Siapa yang berani bawa Ayah pergi?" Tanya Halilintar.

"Dia dibawa ke penjara sama manusia biadab itu" Ucap Blaze enggan menyebut namanya.

"Siapa maksud lo hah?" Tanya Halilintar.

"Pasti Kak Kaizo kan? Sudah gue duga, dia memang nggak akan biarin kita lolos dengan mudah. Ini baru permulaan, sebentar lagi dia juga bakal balas dendam ke kita atas apa yang kita lakukan pada Fang" Ucap Ice yakin.

"Gue nggak bisa terima semua ini" Ucap Halilintar hendak pergi.

"Kak lo mau kemana?" Tanya Taufan menghentikan Hali.

"Bukan urusan lo" Ucap Hali melepas tangan Taufan dengan kasar.

"Biarin aja Kak, Kak Hali tahu benar apa yang seharusnya dia lakukan" Ucap Ice.

****
Di Kantor Permana Corp....

"Atas dasar apa lo lakuin semua ini hah? Lo dendam sama keluarga gue kan. Kalau gitu bunuh gue sekarang, tapi jangan ganggu hidup keluarga gue lagi" Ucap Halilintar menyodorkan pistol ke tangan Kaizo.

"Aku tidak menginginkan hal itu, tapi sepertinya kau ingin negosiasi denganku ya? Baiklah aku terima, aku akan mengeluarkan Ayahmu dari penjara tapi dengan 1 syarat, kau harus menjadi budakku" Ucap Kaizo.

"Mulai besok sepulang sekolah datanglah ke kantor, aku ingin kau bekerja sebagai OB pribadiku disini, jika kau bisa bekerja dengan baik, maka aku akan membebaskan Ayahmu dari penjara, dan satu lagi, minta adik-adikmu untuk tidak macam-macam pada Fang dan teman-temannya, cobalah bersikap sopan santun, jika kalian ingin Ayah kalian bebas, mengerti!" Ucap Kaizo sekali lagi.

"Tapi..."

"Tidak ada penolakan, lakukan atau kau akan melihat Ayahmu di penjara seumur hidup. Dan dengar jika adikmu berani macam-macam lagi. Akan aku habisi kalian semua" Ucap Kaizo.

"Baiklah aku setuju, tapi dengan 1 syarat, jangan sampai ada orang yang tahu aku bekerja disini, terutama adik-adiku, aku yakin mereka pasti tidak akan mengijinkanku melakukan hal ini, bahkan diriku sendiri pun tidak. Aku melakukan semua ini hanya demi Ayahku" Ucap Hali lantas pergi dari ruangan Kaizo.

****

Keesokan paginya sepulang sekolah, Halilintar benar-benar datang ke kantor Kaizo. Dia berbohong pada adik-adiknya, bahwa dia akan pergi bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Awalnya Taufan dan Gempa juga ingin ikut mencari kerja. Namun Halilintar mengancam mereka, jika sampai ada salah satu dari mereka yang pergi bekerja atau mencari kerja secara diam-diam maka Halilintar tidak akan pulang lagi kerumahnya.

"Bagus sekali, pakaian itu cocok untukmu" Ucap Kaizo, memperhatikan Hali, yang kini telah mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian OB.

"Untuk permulaan, aku ingin kau membereskan seluruh ruangan ini. Aku ingin tata ruang di ruangan ku ini berubah, dan singkirkan semua hal-hal yang berhubungan dengan Amato, jangan sampai ada yang tersisa sedikitpun" Ucap Kaizo tersenyum licik. Sedangkan Halilintar hanya bisa mengepalkan tangannya kuat-kuat untuk meredam emosi.

"Dan ingat, buang itu ke tempat sampah dan bakar, jangan sampai ada yang tersisa, jika aku lihat kau menyimpan sesuatu, maka lihat saja apa yang akan aku lakukan untuk menghukummu" Ucap Kaizo dengan nada datarnya.

Kaizo melihat tangan Hali yang terkepal begitu erat.

"Tatap mataku saat aku sedang bicara" Ucap Kaizo berteriak.

"Hei, hati-hati jangan sampai bola matamu itu lepas dan menggelinding di hadapanku. Kalau begitu kerjakan, aku akan segera kembali" Ucap Kaizo menepuk pundak Hali, dan berlalu meninggalkannya.





Happy reading ya guys

Sepertinya ada yang mendapatkan mainan baru ya

Ya udah deh, kali ini biarin aja belum waktunya juga dia tobat dan lupain dendamnya

See you 👋😁

The Devil Boys Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang