.
.
.
"Aku tidak yakin kau bisa menangkapnya, secara kau baru saja bergabung dengan anggota kami sekitar beberapa bulan yang lalu."
Minho mengepalkan tangannya erat, ia mendongak menatap sang atasan yang masih ragu dengan kemampuannya.
"Sebaiknya kau mengatur lalulintas saja Minho."
"Tapi, Pak saya yakin bisa mengerjakan sebuah kasus berat. Cukup beri saya dukungan penuh."
Pria paru baya berpangkat tinggi itu nampak menimbang, menelisik dirinya dari atas sampai bawah sebelum menghembuskan napas lelah.
"Baik. Besok temui aku, ada satu kasus yang akan kau rampungkan."
Mata Minho melebar dengan bibir terbuka tak percaya, ia membungkukkan badannya berulang kali sembari mengucapkan terimakasih.
"Kalau begitu bagaimana jika sekarang kembali ke tugas awal?" celetuk sang atasan yang langsung ia angguki antusias.
"Terimakasih, aku berjanji tak akan mengecewakanmu." ungkapnya serius. Ia berbalik keluar dari ruangan itu.
Akhirnya besok ia akan terlepas dari tugasnya mengatur lalulintas di jalan raya. Ia akan mulai menyelidiki sebuah kasus seperti yang diimpikannya sedari lama.
Lantas dengan cepat ia masuk ke dalam mobil patroli dan melaju dengan perasaan senang luar biasa.
"Yahhh! Akhirnya!" pekiknya kegirangan. Ia hampir sampai di tempat biasa ia menertibkan pengendara di jalanan sebelum secara tiba-tiba ada seorang pemotor yang melesat melaluinya tepat saat lampu merah menyala.
Pelanggaran. Ia sontak tancap gas mengejar motor sport hitam itu yang rupanya juga memacu kecepatan melebihi batas.
Sirene berbunyi, ia terus fokus meskipun beberapa kali dirinya hampir kehilangan jejak si pemotor yang dengan mudahnya melewati mobil-mobil lain.
Kakinya menginjak pedal gas kuat-kuat, hari sudah menjelang malam, membuat aksi kejar-kejaran kedua kendaraan itu ditemani oleh sinar senja yang menakjubkan.
Keduanya berada di atas jembatan layang dan Minho tanpa ragu menyalip sebelum menghentikan mobil patroli yang dikendarainya tepat di depan si pemotor yang seketika mengerem mendadak.
Cepat-cepat ia keluar, menghampiri pengendara motor itu yang terduduk masih dengan helm full face yang menutupi wajahnya.
"Kau melanggar aturan Tuan. Tolong tunjukkan kartu identitas mu." pintanya.
Dapat ia lihat pemotor itu akhirnya melepas helm full face miliknya sembari tersenyum manis padanya.
"Benarkah? Aku rasa tidak." kelit pemuda dengan surai berwarna blonde.
"Pak polisi—"
"Jangan memanggilku begitu aku punya nama." potong Minho ketus, ia meraih kertas dan pena kemudian menulis surat tilang untuk pemuda di dekatnya yang malah terkekeh geli.
Pemuda itu turun dari motornya, menatap kertas di genggaman tangannya lalu merenggutnya cepat.
"Hei! Kembalikan! Kau mau cari gara-gara?" geramnya.
Alih-alih mengembalikan surat tilang yang dibuatnya, pemuda tersebut justru merematnya dan membuangnya ke sembarang arah.
"Lee Minho. Hmm nama yang bagus." celetuknya tanpa rasa bersalah.
"Oh ya, Minho bagaimana kalau kita saling mengenal satu sama lain? Namaku Jeongin."
Jeongin mengulurkan tangannya yang seketika Minho tepis kasar, ia menatap pemuda itu sengit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Kids Oneshoot
Historia CortaBeberapa oneshoot dari kapal yang ada di skz termasuk kapal-kapal goib. And sorry guys i don't like blowjob so kalian gak bakal nemu adegan itu di book ini. Dan disini cuma oneshoot ya bukan twoshoot ataupun threeshoot jadi satu bab bakalan langsung...