Bab 1 (part 6)

1 1 0
                                    

KEESOKANNYA

Langit sudah menunjukkan matahari yang mulai terbit, alaram handphone Zora menunjukkan pukul 06.00. Tangan Zora segera menyentuh handphone ia sambil mata tertutup.
Zora mematikan alaramnya dan segera bangun dari tempat tidurnya, ia langsung bersiap-siap. Setelah ia sudah rapi dia melihat kekaca riasnya yang sudah mengenakan seragam barunya itu.

"Oke, im ready for today" ucap Zora.

Zora mengambil tasnya dan menuju ke lantai bawah untuk sarapan di meja makan bersama keluarganya. Zora menarik kursi meja makan dan segera mengambil roti selai dan memakannya.

"Dek, kamu nanti ke kepala sekolah dulu ya. Ambil kartu pelajaran kamu" ucap mama Zora.

"Ya ma" ujar Zora.

"Dek, lu ntar jalan bareng bareng ya sama kita ya, sekalian ke ruangan kepsek" kata Vano.

"Apaan sih bang, ga usah deh aku ga mau di musuhin satu sekolah cuma karena aku jalan bareng ama kalian" ujar Zora menolak ajakan Vano.

"Ya kan kita bisa kenalin kamu ke temen temen sekolah biar tau kamu adik kita" jawab Farza.

"GA, aku ga mau. Nanti pada ngasih barang barang yang ga jelas ke aku buat kalian kalian pada, dan yang ada aku di teror satu sekolahan. Ga ga ada aku ga mau kayak gitu" jawabnya tegas sambil melipat tangan di dada, ekspresinya penuh ketidaksetujuan.

"Yaudah kalo ga mau, kita ga mau ngasih tau ruangan kepsek di mana" balasnya Vano dengan nada menantang, sambil menyilangkan tangan dan tersenyum puas.

"Ya udah, sorry ya aku masih punya mata dan mulut buta cari tau di mana ruangan kepsek and then i will not ask for your help to find the principal's room" balasnya Zora sambil tersenyum sinis, matanya menyipit penuh tekad dan meledek kakak kakaknya.

Mama dan papa menggelengkan kepala kelakuan anak anaknya yang pagi pagi sudah ribut yang tidak jelas dan saling meledek satu dengan yang lain.

"Shutt, udah udah brantemnya nanti telat lohh kalian. Mending jalan sekarang gihh"  katanya mama sambil menggerakan tangan seperti mengusir sesuatu, mencoba mendamaikan situasi.

"Iya deh iya, kita leave now" jawab Ares.

Zora dan kakak kakaknya beranjak dari tempat duduk dan bergegas ke sekolah.

WOLFREZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang