Tinggal beberapa bulan dengan Bian membuat Dara tahu, Bian adalah sosok pria yang hangat dengan orang terdekatnya. Walaupun agak - agak sih orangnya.
"Wes, Mas, biar aku yang ngelanjutin," ucap Dara yang datang dari dapur selesai mencuci semua perabotan dapur yang digunakan Bian tadi.
Sop ayam hasil kegabutan Bian cukup enak dilidah mereka berdua. Dan setelah makan malam selesai biasanya mereka menghabiskan waktu di living room untuk menonton tv ataupun sekedar bercerita.
Bian sering membantu pekerjaan rumah Dara. Mungkin pria berusia dua puluh sembilan tahun itu tidak enak hati jika segala pekerjaan rumah diselesaikan oleh gadis itu. Contohnya ya sekarang ini, Bian sedang melipat baju. Padahal ada Bra dan CD milik Dara di tumpukan baju baju kering itu. Malu banget TT..
"Ini udah selesai," Jawab Bian.
"Biar aku yang masukin ke lemari, Mas Bian istirahat aja," ucap Dara sambil meletakkan dua cangkir minuman dan camilan di atas meja.
Di mata Bian, Dara merupakan sosok yang luar biasa. Gesit dan cekatan saat melakukan pekerjaan rumah. Multitaskingnya bagus banget. Cocok kalau dijadiin istri. Hehe..
"Tuh kan, awet hujannya," ucap Dara sambil menikmati secangkir coklat panas buatannya.
Sementara Bian sedang asyik nyemil basreng yang kemarin ia beli di online shop.
"Bagi dong!" Dara berusaha memasukkan tangan mungilnya kedalam plastik wadah basreng super pedas itu.
"Enak banget tau, Babe, lo harus cobain!" Ucap Bian dengan ekspresi keenakan. Eh
"Kamu!" Ucap Dara mengingatkan agar Bian terbiasa dengan aku-kamu.
Pria dewasa itu terkekeh.
Padahal selama ini Bian tidak suka makanan pedas, namun karena terkontaminasi masakan Dara yang tidak bisa jauh dari rasa pedas kini Bian terbiasa.
"Aku baru sadar kalo rambut Mas Bian udah mulai panjang," ucap Dara sambil menyisir rambut Bian.
"Bagus kan?" Tanya Bian, "rambut gue emang cepet panjang," ucap Bian.
Ting Tong
"Pasti pizzanya udah dateng!" Ucap Dara bersemangat.
"Pizza?"
"Iya, tadi aku pesen pizza," jawab Dara sambil berjalan menuju pintu.
Tiga kotak pizza sudah berada di tangan Dara. Bian geleng - geleng kepala, siapa yang akan menghabiskan pizza sebanyak itu?
"Bangak banget, babe?"
"Ada film bagus, kalo nonton dirumah, wajib ada pizza!"
Film sudah dimulai, Dara dan Bian fokus dengan film, Bian dengan basreng di tangannya, dan Dara dengan tiga kotak pizzanya.
Adegan di film yang lumayan vulgar bikin Bian panas dingin. Maklum cowok normal.
"Babe.."
Bian mulai gelisah. Ditambah gadis di sampingnya ini hanya memakai kaus oversize dan hot pants yang mungkin hanya sebatas pangkal paha karena tertutup oleh kausnya. Bian juga meyakini jika Dara tidak memakai bra di balik kausnya itu.
"Babe, kamu sengaja ya?"
"Huh?"
Bian mulai mengendus ceruk leher Dara. Ada aroma vanila dan jasmine khas gadis itu, agak asem karena cuaca malam ini sangat panas. Mereka mulai terhanyut oleh suasana yang semakin panas.
Kini bibir Bian sudah bergerilya di bibir Dara. Mengecap betapa manisnya bibir ranum gadis itu. Jangan lupakan jari - jemari nakal Bian yang sudah merambat ke balik kaos Dara.
"Engghh.. Mas Bi," desah Dara saat ciuman mereka terlepas.
Bian mengangkat kaos gadis itu, dan termampang jelas dua bukit indah milik Dara yang pas di genggaman Bian. Bian mulai mengicipi pucuknya dengan lidah.
"Maahss.."
"Oh, shit!"
Tersadar akan sesuatu Bian berlari ke bilik toilet dan menutupnya dengan rapat. Ia tidak mungkin merusak gadis malang itu hanya demi nafsu sesaatnya. Bian memang menyayangi Dara, namun bukan dengan cara yang salah.
Dara yang hampir mencapai puncak bingung dengan kelakuan Bian menghampiri Bian ke toilet.
"Ah.. Dara," ucap suara di balik toilet.
Blush
Dara yakin Bian sedang memanjakan adicknya di balik pintu itu.
~~~
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving My Ladylord
Short StorySebatang kara √ Jomblo √ Pengangguran √ Itu yang Dara rasakan saat ini. Kehilangan orang tuanya ketika masih dibangku kuliah, diselingkuhi dan dicampakan sang kekasih, lalu tidak lama ia kena PHK. "nasib gue gini amat," tuturnya pada dirinya sendi...