Abad Pertengahan

19 3 0
                                    

Di tahun yang tidak bisa di jelaskan nalar manusia manapun, banyak hal yang telah terjadi di dunia ini. Awal munculnya bumi sampai lahirlah berbagai macam ras kehidupan. Suku demi suku bermunculan menempati tandusnya bumi yang baru saja lahir itu dan membuat suasananya sudah tidak hening lagi seperti awal kemunculannya.
Itu adalah abad-abad pertengahan dimana beberapa kepercayaan kuno masih melekat, mendarah daging bagi semua masyarakat yang hidup di zaman itu. Salah satunya adalah kelahiran seorang anak yang memiliki darah setengah dewa dalam kehidupan masyarakat Timur. Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun berlalu anak yang di percaya sebagai titisan Déwa itupun tumbuh dewasa dan di puja-puji oleh orang-orang yang hidup pada masanya. Kekuatannya sebagai dewa pelindung membuat siapapun menerima banyak berkat darinya.
Namun hidup tidak akan selamanya ada di dalam kedamaian bukan? Pertempuran demi pertempuran mulai terjadi mewarnai bumi. Satu keluarga dari manusia pelindung yang di sebut dengan Yaksha itupun berguguran. Hingga menyisakan satu orang dewa pelindung yang selamat dari pertempuran tersebut. Manusia setengah dewa yang menjadi pujaan banyak orang itu berhasil selamat dari pertempuran namun dengan perasaan kacau yang menghantui jiwanya.
Dia adalah Adeptus Xiao. Seorang pria muda dengan perawakan yang manis dan gesit membuat siapapun terkesima jika melihatnya. Selepas pertempuran itu berakhir dia memilih untuk menyendiri di sebuah pulau nan jauh namun lagi-lagi di sebuah persimpangan jalan ia bertemu dengan seseorang dengan rambut kuning keemasan yang cantik.
Wajahnya cantik sekali. Seorang gadis manis yang dengan anggunnya membawa satu buah keranjang berisi buah-buahan segar di tangannya. Jantungnya tidak bisa berhenti berdetak ketika ia mengingat bagaimana rupa gadis itu saat melewatinya di persimpangan jalan. Xiao muda terus melewati jalan itu berharap dapat melihat gadis itu lagi, tapi yang dia dapat hanyalah rasa sakit hati ketika melihat gadis itu sudah menikah dengan seorang pria berambut merah dan memiliki seorang anak.
"Aku memang tidak layak dicintai" gumamnya.
Sang Yaksha muda kembali ke desanya tempat nya lahir dan menyendiri di sebuah gua sepi bernama Xiao Yuen. Dan lagi-lagi dia terkejut menemukan seorang sudah lebih dulu datang ke gua tempatnya menyendiri dengan kondisi tubuh yang menyedihkan. Xiao menghampiri orang itu dan menemukan seorang gadis berambut pendek keunguan sedang meringkuk memeluk luka di dadanya yang menganga.
"Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Xiao.
Gadis itu menoleh.
"Aku di serang sesuatu. Aku melawannya ketika dia mati, luka cakaran dari kukunya berhasil melukai dadaku" jawabnya lemah.
Xiao mencoba beramah-tamah kepada gadis itu - walaupun berat sekali - dengan menanyakan darimana asalnya sembari mengobati lukanya dengan heal yang dia miliki sebagai seorang manusia titisan Dewa.
"Aku Chenhe dari desa sebelah. Aku datang kesini untuk membeli sesuatu"
Ketulusan dan kelembutan gadis itu pada akhirnya meluluhkan kerasnya hati Xiao yang tertutup karena patah hati. Perlahan-lahan keduanya mulai saling dekat satu sama lain. Setelah pertemuan di gua Xiao Yuen tempo hari, semakin hari keduanya semakin dekat saja. Hingga Xiao sendiri mulai berani menceritakan rasa sedihnya ditinggal menikah oleh gadis yang ia sukai. Chenhe terkejut karena ciri-ciri gadis yang di sebutkan Xiao adalah temannya yang bernama Lumine.
"Dia Lumine, temanku. Ah dia menikah dengan pemilik perkebunan anggur terbesar di desa penghasil wine terbaik abad ini. Mr Diluc adalah pria populer yang kaya"

"Oh ternyata namanya Diluc. Aku tidak mengerti mengapa Lumine mencintai pria itu. Tapi aku bisa lihat dia bahagia dengan keluarganya. Ah...apakah mungkin reinkarnasi itu ada di masa yang akan datang?"

Setelah mendengar banyak cerita tentang Lumine, pernikahan nya dan kehidupan Chenhe lalu bagaimana Chenhe bersikap selama ini kepadanya Xiao seperti menemukan sebuah harapan baru dan semangat berbeda yang tidak ia temukan sebelumnya. Rasa kesepian, kesedihan, ketakutan, kemarahan dan semuanya yang menggelayuti jiwanya seperti perlahan hilang begitu saja semenjak kehadiran Chenhe di dalam kehidupannya.
Xiao mulai membuka hati dan niatnya menikah dengan Chenhe pun berbuah manis. Chenhe menerima permintaan pernikahan yang di layangkan Xiao kepadanya lewat sebuah surat yang dikirimkan seekor burung biru bersayap kehijauan yang indah di malam bulan Lunar. Tujuh tahun mengenalnya sebagai teman sudah cukup membuat Chenhe meyakini hatinya untuk menerima pinangan dari sang Yaksha muda.
Pernikahan terjadi di bulan Lunar dan beberapa tahun setelahnya Chenhe melahirkan satu orang putra yang di berinama Xiao Lian. Xiao sendiri sangat menyayangi Xiao Lian dan terus mengucapkan kata-kata tentang reinkarnasi dimasa depan. Berharap di keturunan selanjutnya akan ada kehidupan yang sama dengan apa yang di alaminya saat ini. Bukan karena ia menikah dengan Chenhe tapi bertemu lagi dengan Lumine dan menikahinya di masa depan. Entah apapun yang terjadi.
Sambil memeluk Xiao Lian di pelukannya, Xiao berbisik ;
"Tumbuhlah besar dan sehat hingga di masa depan nanti akan ada reinkarnasi terbaik diantara keturunan ini"
.....
Bersambung...

Wah hallo, udah lama ga muncul lagi perffan .. wkwkw hampir mau setahun menyelam ke genshin impact eh ada info Xiao Aether Canon denger2 ya udah dibuat aja sekalian ff nya!
Moga-moga nyambung ya wkwkw agak2 fiksi banget soalnya ga sama di game >< .. pokonya nikmati aja dan komen sebanyak-banyaknya wkkwkw kalau rame lanjut lagi kwkwkw

Zai Jian~~

#xiaoaether

The Reincarnation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang