Selamat membaca.
**********
"Lho, kamu kan Roh penjaga bola amerta? Kok bisa di sini?" Athena memundurkan langkahnya sembari melirik sekitar begitu asing.
"Apa aku mimpi?" Athena mencubit tangannya yang tidak sakit. Lah bener mimpi anjir.
"Benar, aku masuk ke dalam mimpimu untuk membantu melenyapkan kutukan itu," jelasnya dengan serius.
"Kutukan? Apa maksud kamu karena ingatan aku kacau?"
"Benar. Sebelum itu, perkenalkan namaku Lume, Roh yang telah menjaga bola amerta selama puluhan tahun."
"Oke Lume. Tapi tadi kamu bilang mau bantu aku untuk lenyapin kutukan? Gimana caranya?"
Lume menunjukkan bola amerta, "sejujurnya aku tidak pernah mencoba ini sebelumnya, tetapi karena ini perintah dari Roh Api, aku yakin ini akan berhasil."
"Lah, aku dijadiin kelinci percobaan."
"Serius dulu Athena."
"Haaa iyaa. Terus aku harus apa?"
"Bunuh diri."
"Oke fiks penipu."
"Aku mengatakan benar! Aku hanya ingin membantumu menghilangkan kutukan itu! Hanya ini satu-satunya cara!"
Athena membuang muka, "mana bisa aku percaya sama kamu, huh."
Lume memegangi kepalanya menahan kesal, "kau itu reinkarnasinya, kenapa sifatmu kekanakan sekali sih?"
"Ya kamu pikir aja! Orang gila mana di suruh bunuh diri sama makhluk aneh mau-mau aja? Hah!" Athena menghentakkan kakinya kesal.
"Ugh. Baiklah aku salah, tapi aku tidak menipumu atau apapun, ini satu-satunya cara agar kau dapat menjalani kehidupan dengan tenang."
"Bukti."
"Ini bola amerta akan menjadi perantara untuk membawamu kembali ke tubuh Maera."
"... Tunggu! Jadi aku bunuh diri bakal masuk ke tubuh Maera lagi?"
Lume mengangguk lemah. "Athena, kau tidak seharusnya hidup, Maera yang masih hidup di dunia modern sedang mengalami masa kritis, jika kau tidak kembali, jiwamu akan hancur."
Seketika sekujur tubuh Athena merasa merinding, ia menatap kedua tangannya dengan takut. "Apa jangan-jangan selama ini aku ngerasa tubuh aku aneh dan sihir melemah karena raga Maera?"
"Kemungkinan 100% seperti itu. Dan lagi, pada awalnya Athena telah mati harus kembali hidup dengan memasukkan jiwamu ke dalamnya."
"Terus selama ini dunia modern berjalan seperti biasa? Dan Maera lagi ngalamin masa kritis?"
Lume mengangguk, menunjukkan sebuah lingkaran sihir yang berisi Maera tengah terbaring lemah di rumah sakit, sudah banyak peralatan yang menancap pada tubuhnya.
"Tuh kan apa firasat aku," gumamnya dengan panik. Ia menatap tubuhnya yang begitu menyedihkan dengan wajah pucat.
"Hanya bunuh diri?"
"Benar, tapi aku akan mendampingimu agar jiwamu tidak terbang ke alam atas."
"Ini rumit."
Lume tersenyum, mengusap kepala Athena dengan lembut, "aku harap dengan ini kau bisa menjalani kehidupanmu tanpa diikuti kutukan itu."
.
.
.Kedua matanya perlahan terbuka, menatap langit-langit kamar yang nampak asing. Dirinya sedang berada di kamar Andreas.
Perlahan bangkit, menelaah sekitar mencari keberadaan Andreas. Suara bisikan terdengar membuat Athena sedikit terkejut.
"Lume?" Athena menghela napas, "kamu ngagetin aku."
"Lebih baik kita lakukan cepat sebelum Andreas datang," pinta Lume yang di angguki Athena.
"Pake pedang ya kan?"
"Belati saja, biar mudah," jawab Lume, ia melihat Athena yang sedang mengambil belati di lemari kaca Andreas. Begitu banyak terpajang berbagai macam pedang serta belati di dalamnya.
"Cepat!"
"Ish iya!"
Athena nampak gugup, dirinya memegang belati yang begitu tajam membuatnya sedikit takut. "Pasti sakit kan?"
"Hanya sakit sementara, nantinya kau akan menjalani kehidupan indah, bukankah itu lebih baik?"
Athena mengangguk paham, "benar juga." Ia mulai mengarahkan belatinya pada jantung. "Ini bakal lebih cepet mati kan ya?"
"Banyak tanya!"
"Kamu coba deh di posisi aku!"
"Haaa iya iya aku salah!"
Kriett!
Pintu terbuka menampilkan Andreas yang membawa nampan makanan untuk Athena.
"Athena cepat!" pekik Lume dengan panik membuat Athena panas dingin.
Andreas melihat itu menjatuhkan nampannya lalu mengarahkan tangan pada Athena. Lume yang berada di dekatnya lebih cepat membantu Athena menusuk belati itu pada jantungnya.
Bruk!!
Tubuh Athena terjatuh detik itu juga dengan darah yang mengalir mengenai lantai kamar. Penampakan itu membuat tatapan mata Andreas menjadi kosong, tubuhnya terasa hampa ketika melihat Athena kembali bunuh diri untuk kedua kali di depan matanya.
Langkahnya sangat lemah ketika menghampiri Athena yang telah tiada dengan suhu tubuh menjadi sangat dingin. Wajahnya pucat pasi dengan mulut mengeluarkan darah.
Andreas tidak menangis, bahkan ia tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Terlalu sedih hingga dirinya tak mampu mengeluarkan air matanya.
Andreas memeluk erat Athena, dirinya sudah tidak bisa merasakan jiwa Althea lagi. Matanya menatap wajah Athena yang terpejam.
Keheningan melanda tanpa ada suara apapun. Tidak sanggup menghadapi hal seperti ini secara mendadak.
Hingga suara teriakan-teriakan dari luar dengan kobaran api diabaikan oleh Andreas sepenuhnya. Beberapa pengawal mendatangi Andreas yang masih setia memeluk tubuh Athena.
"Yang Mulia, kita di serang! Tolong berikan perintah!" Salah satunya angkat bicara. Akan tetapi tidak ada jawaban hingga ledakan api mengarah pada mereka membuat para pengawal itu tumbang.
Pria dengan pedang panjang meneteskan darah setiap dirinya berjalan. Ia menatap ke depan di mana Andreas tak berdaya memeluk Athena.
Gerald, dia telah melakukan pemberontakan setelah beberapa bulan lalu telah menyiapkan pasukannya. Dengan tatapan mata penuh dendam, Gerald mengarahkan pedang pada Andreas.
Gerald menatap tak menyangka pada tubuh Athena yang sudah seperti mayat, melihat tidak ada perlawanan dari Andreas, dirinya menusuk jantung Andreas dari belakang begitu cepat.
"Kita impas. Kak."
Tubuh Andreas ambruk ke lantai, dirinya bahkan lebih senang mati daripada hidup tanpa Athena lagi. Dengan ini, hidupku sudah selesai, terimakasih Athena, sampai mati pun, aku mencintaimu.
**********
Terima kasih telah membaca
TAMAT.
Makasi banyak untuk para readers yang udah setia baca cerita aku sampe akhirnya cerita ini tamat.
Udah dari awal aku buat cerita ini dengan tujuan sad ending, walaupun ya gak sad amat.
Tenang ajaa, aku udah siapin ektra part khusus kedua tokoh utama yang jadi ubi HAHAHAHAH. Dan juga aku bakal buat side story.
Jika ada yang mau ditanyakan, boleh banget komen, pasti aku jawab.
Mulai : 19 Agustus
Tamat : 19 September
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I the Reincarnation of a Goddess? (TAMAT)
Fantasía"Masuk novel beneran?" tanyanya kembali memastikan wajah di pantulan air danau. Wajah familiar membuat Maera berpikir. "Atau masuk ke dunia lain? Ahk kepala aku sakit," ringisnya seraya memegang kepala. Jangan bilang aku masuk novel yang terakhir ak...