chapter 二十一

66 15 22
                                    

HAPPY READING

21






"Sekarang, kamu sudah tahu alasannya?" tanya Seungmin. Seungmin yakin, mungkin saat ini, wajahnya pun sudah sedikit merona. Lelaki itupun berjalan menuju pagarnya untuk membuka kunci pagar. Namun, ketika dia berbalik hendak menggiring sepedanya untuk masuk ke perkarangan rumah, Seungmin bergidik ketika dia melihat wajah Felixia yang benar-benar datar, merona, dan kebingungan yang berpadu menjadi satu, justru tampak konyol di mata Seungmin.

"Muka kamu jelek banget. Kamu tidak bisa memberi ekspresi yang lebih bagus dari itu?" tanya Seungmin, menggiring sepedanya masuk ke perkarangan rumah.

"Apー jelek kamu bilang?" kata Felixia, tak terima.

"Ekspresi terjelek yang aku lihat hari ini."

"Hah? Kamu ya, benar-benar harus dicekik."

Hening sejenak. Seketika, suasana mereka kembali canggung. Seungmin tak tahu harus melakukan apa. Dia merasa tubuhnya panas dingin, menahan rasa malu yang muncul akibat apa yang baru saja dia lakukan beberapa menit yang lalu. Lelaki itu pun berjalan menaiki anak tangga menuju pintu depan rumahnya, lalu membuka kunci pintu tersebut. "Masuk."

Setelah Seungmin dan Felixia masuk, keduanya lagi-lagi hanya diam. Seungmin benar-benar tak tahu harus bagaimana.

"Kamu mau minum apa?"

Seungmin menepuk jidatnya dengan keras. Pertanyaan bodoh macam apa itu? Bukankah selama ini, dia tak pernah menawarkan minum kepada Felixia tiap kali perempuan itu berkunjung?

Namun, di luar dugaan, Felixia hanya menggeleng untuk merespon pertanyaan Seungmin barusan. Jika itu adalah Felixia yang biasanya, mungkin perempuan itu akan meledek atau menertawakan sikap canggung tak masuk akal yang Seungmin keluarkan. Namun, masalahnya, perempuan itu pun sedang berada dalam kecanggungan. Seungmin bisa melihat itu dari betapa Felixia menghindari kontak mata dengan Seungmin. Perempuan itu terus mengalihkan pandangannya, tampak takut untuk beradu pandang dengan Seungmin.

Seungmin menghela napasnya. Sepersekian menit, lelaki itu berjalan menuju ruang tengah, lalu meraih gitarnya dan duduk di karpet bulu yang terletak tepat di depan sofa tersebut.

"Felixia," panggil Seungmin, membuat perempuan yang sedang duduk di ruang tamu itu menoleh. Seungmin melambaikan tangannya, meminta Felixia untuk datang ke dekatnya. "Sini."

Felixia pun bangkit dari posisinya, lalu berjalan menuju ruang tengah. Seungmin yang duduk di atas karpet, lantas menepuk-nepuk sofa cokelat yang ada di hadapannya, meminta Felixia duduk di sana. Setelah mengambil posisi di sofa seperti yang Seungmin minta, perempuan itu menjatuhkan pandangannya ke arah jemari Seungmin yang mulai memetik senar gitar. Seungmin pun berhenti sejenak, lalu meraih ponselnya. Setelah membuka sesuatu yang Felixia tak tahu apa itu, Seungmin pun menyodorkan ponselnya ke Felixia.

"Ini lirik lagu yang mau aku nyanyikan sekarang. Kamu baca sambil dengarkan baik-baik. Oke?"

Felixia mengangguk.

Seungmin kembali memetik senar gitarnya. Melodi yang diberikan gitar itu mulai mengalun memenuhi atmosfir ruang tengah ini. Seungmin mulai menyanyikan lagu yang menggunakan lirik bahasa Inggris itu. Felixia pun menatap layar ponsel Seungmin dan membaca tiap bait yang ada di sana. Di atas lirik lagu itu, ada judul yang tertera. Lovely Luna, oleh Circus Guy.

You Are the Apple of My EyesWhere stories live. Discover now