Babi kecilku..

162 10 3
                                    

Larut malam, Zhan menghampiri mobilnya sendiri, dia melihat Yibo yang sudah tertidur di dalam mobil dengan beberapa buku yang masih dia pangku.
"Kenapa tidak kembali lebih awal?" tanya Zhan.

Jim melihat dari kaca dan menjawab, "Terlalu banyak minum cuka, dan tidak ingin kembali."

Zhan tertawa kecil, mengambil buku di pangkuan Yibo dan memberinya jas untuk menjadikannya selimut.

Karna Yibo tertidur begitu nyenyak, Zhan memilih menggendongnya untuk menuju ke apartemen, Jim mengikutinya dari belakang membantunya untuk membawa barang Zhan ke atas. Zhan mengerti apa pun yang bisa membuat Yibo tak berkutik ketika tidur, semua barangnya di tata kembali seperti semula, bahkan suhu AC juga Zhan tau aroma terapi agar Yibo bisa tertidur lebih nyenyak.

Melihat Jim yang masih di ruang tamu dengan segelas air minum yang dia teguk, Zhan berkata, "Carikan aku seseorang untuk menjaganya di masa depan."

Jim menoleh ke arah tuan mudanya tanpa mengucapkan apa-apa, dia mengerti kekhawatiran Zhan sekarang, gelagat keluarganya sudah seperti akan meloncat dan menerkam dan mencabik-cabik Zhan nanti.

Zhan membuka lemari di sudut ruangan untuk mengeluarkan wine, mengangkat wine menunjukkan kepada Jim, "Ayo minum sedikit."

Jim tak berdaya melihat raut wajah Zhan, dia tersenyum dan mengangguk mengambil dua gelas dan duduk di balkon.

Zhan berkata terlebih dahulu, "Hari ini Yan ge bilang jika aku harus bersiap cepat atau lambat. Kau tau, perempuan tadi mengatakan apa?"

"Apa?"

"Aku seperti mayat berjalan." Zhan tertawa cekikikan mengulang hal tersebut, dia merasa sangat frustasi rikala orang benar-benar bisa menebak pribadinya.

Jim melihat Zhan tanpa bicara lagi, tangannya ingin terulur namun isakan Zhan membuat Jim mengurungkan niatnya.
"Ah sungguh, tolong besok bantu aku meminta obat tidur di rumah sakit."

Zhan menuangkan wine untuk ketiga kalinya, dia suka wine, itu yang Jim ketahui selama ini, ketika menginjak bangku perkuliahan dia mulai bisa mencicipi berbagai wine dari ayahnya yang memang sering memiliki teman bisnis yang kuat dan memiliki wine puluhan tahun yang bisa dia cicipi rikala mereka bertemu. Namun yang pasti Zhan akan selalu di dampingi Jim rikala dia merasa pusing.

Jim melirik ke arah Zhan yang masih meneguk alkoholnya, jarang, jarang sekali pria ini menikmati wine seperti kala itu. Mengingat banyak kejadian akhir-akhir ini sungguh membuat Jim khawatir, ia memang lebih dewasa daripada Zhan, rikala melihat Zhan seperti waktu dimana Zhan ambruk tak ada penopang dan ingin semuanya berakhir membuat Jim mengasihaninya sekarang. Setiap tegukan yang dia paksakan seolah Zhan ingin melupakan segalanya yang pernah terjadi dan tidur dengan baik tanpa khawatir apa pun.

.
.
Jim merapikan kamar yang berantakan rikala sang pemilik sudah tidur, tak banyak yang bisa dia lakukan rikala Zhan yang awalnya tenang mendadak hendak meloncat dari balkon yang membuat Jim hampir serangan jantung, hampir saja sedikit saja dia terlambat mungkin sekarang dia harus berurusan dengan polisi. Ketika membuka pintu kamar dia bertatapan dengan Wang Yibo yang meneguk air di meja makan.
"Sudah bangun?" Tanya Jim.

Yibo mengangguk, "Sedikit pusing."

Jim menjawab, "Kau terlalu banyak tidur, ini hampir larut, tidurlah, aku akan pulang."

Yibo mengangguk lantas masuk ke kamarnya, ia tak enak badan sejak siang ini, suhu AC bahkan dia tingkatkan agar tidak terlalu dingin, merasakan dinginnya selimut dia gemetar kedinginan. Yibo ialah manusia yang jarang sakit, sekali sakit pun tidak sampai membuatnya sedingin ini dan selemah ini. Ketika akan mencari obat di laci, tanpa sengaja tangannya malah menyenggol gelas hingga jatuh berantakan.

Prang!!

"Ahh benar-benar menyebalkan sekali!"rutuknya tak menghiraukan pecahan gelas dan memilih tidur.

Zhan terbangun, masih sedikit mabuk namun hatinya tak jenak mendengar pecahan gelas dari samping kamarnya.

.
.
.
Manusia paling sibuk itu Jim, pagi hari jam 8 pagi dia sudah masuk ke apartemen Zhan membuka pintu kamarnya namun kosong, ketika membuka pintu kamar Yibo agar anak itu segera berangkat sekolah dia malah mendapatkan tatapan sengit dari Zhan. Zhan mengibaskan tangannya dan menunjuk dengan dagu untuk segera keluar karena pangeran kecilnya baru saja tertidur.

Yibo yang merasa pergerakan Zhan, hendak membuka matanya dan melihat ke belakang, namun Zhan segera tepis dan memeluknya kembali agar merasa nyaman.
"Tidak, istirahat saja, tidak perlu sekolah, kamu sudah pintar."

Wajah Yibo memerah, bukan karna dia malu memang suhu tubuhnya belum turun sedari malam, Zhan bahkan bergadang untuk membantunya tetap hangat bahkan mengompres berulang ke dahinya yang seperti seseorang sedang menyalakan api unggun di dahinya.
"Sehatlah sayang, sakitnya berikan kepadaku.. sehatlah sayang.."rapalan mantra Zhan membuat Yibo tersenyum geli apalagi Zhan memukul pantatnya sambil mengucapkannya.

"Jangan memukul pantatku..!!"rengek Yibo, rikala Zhan tak henti-hentinya gemas.

Zhan tertawa cekikikan mengulang perbuatannya hingga membuat Yibo tertawa dengan hidung berairnya yang meleleh. Zhan mengambil tisu dan mengelapnya dengan lembut yang membuat Yibo sungguh tak nyaman bernafas.
"Ah aku tidak suka, sangat ahh" Yibo sibuk menyedot ingusnya agar tidak encer.

"Tidak nyaman sekali?"tanya Zhan.

Yibo mengangguk, hampir merengek apalagi suhu tubuhnya masih tinggi, benar-benar membuatnya frustasi untuk sakit lagi.

Zhan yang ikut prihatin dan geram secara tiba-tiba sekali memakan hidung Yibo yang membuat Yibo kaget setengah mampus. Pernahkah mengira jika dia akan sedot ingus seperti ini?

Ketika Zhan tampak melepehkan di tisu, Yibo seperti kosong, nafasnya mulai teratur namun apa tadi? apa yang terjadi? itu adegan menjijikkan namun..

"Apa masih tidak nyaman?"tanya Zhan.

Yibo tidak menjawab, Zhan membuka laci paling bawah di sebelah Yibo dan mengambil cairan dan meneteskannya ke hidung kekasih kecilnya dan mengulangnya lagi tanpa merasa jijik.

Zhan menatap Yibo melihat ekspresi bocah ini membuat Zhan tertawa, "Ada apa?kenapa seperti itu?"

Zhan yang mengerti langsung tertawa lagi dan mengelus rambut Yibo dengan lembut dan berkata, "Ahh yiboku.. ini bukan pertama kalinya aku melakukan ini padamu, di masa lalu aku juga melakukan ini supaya tidurmu baik."

Yibo memalingkan wajahnya, memunggungi Zhan karna malu, dia menepis, "Alkoholnya begitu kuat, aku jadi pusing." jantungnya berdebar begitu kencang tak karuan apalagi melihat senyuman itu yang membuatnya hampir mati terpukau.

Zhan tetap memeluknya mencium lehernya lantas memejamkan matanya, dia sudah sangat mengantuk, persetan dengan Yibo yang tersipu malu dia sudah tertidur sambil mengelus perut Yibo tanpa ia sadari kebiasaan buruknya ini.
"Babi kecilku.."gumamnya.

.
.
.
Tbc
Babi kecilku... Yang ga vote pantatnya bisulan 😘
Kalo votenya bisa lebih 20.. aku up deh, sebenarnya ini novel udah ada bab selanjutnya tunggu ke up aja

Harga Sebuah Cinta ( Zhanyi Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang