Prolog

213 22 0
                                    

Menceritakan seorang pemuda yang merindukan sebuah kasih sayang dan hangatnya sebuah keluarga. Sejak kematian sang ibu , Sang ayah dan saudaranya sangat membencinya. Selalu menyiksanya tanpa ampun setiap harinya, tiada hari tanpa siksaan dan hinaan. Dia ingin lawan tapi dia tidak mampu.

Setiap hari dia pasti akan selalu pergi ke makam sang ibu, menumpahkan semua isi hatinya di pusaran makam. Menceritakan bagaimana perlakuan ayah dan saudaranya sejak di tinggal sang ibu

"Mama , Bisakah Peat menyusulmu. Peat sudah lelah Ma." lirih Peat menatap batu nisan sang mama

"Andai saja mama tidak mempertahankan Peat untuk di lahirkan, mungkin sekarang Papa dan Abang War bisa hidup bahagia bersama Mama." ucap Peat bersamaan dengan tetesan air mata yang keluar dari mata indahnya

"Sejak kepergian mama , papa dan abang War sangat membenci Peat."lirih nya lagi

"Benar kata papa , Peat anak pembawa sial. Kehadiran Peat membuat papa kehilangan istri yang sangat dia cintai, dan abang War kehilangan sosok mama dalam hidupnya."

Hujan mulai turun dengan sangat derasnya, tidak membuat pemuda malang itu terusik. Dia masih bertahan di tempatnya. Dia masih ingin mengeluarkan semua isi hatinya pada gundukan tanah yang di dalamnya terdapat jasad sang mama yang dia sama sekali tidak akan pernah dia rasakan kasih sayangnya.

"Peat , aku mencarimu kemana-mana ternyata kamu di sini. Kenapa kamu masih di sini, ayo kita pulang nanti kamu sakit." ajak Fort ketika akhirnya dia menemukan sang kekasih

"Tinggalkan aku sendiri Fort, aku tidak ingin kamu terkena kesialan jika berada di dekatku. Aku masih ingin di sini" usir Peat

"Tidak , aku tidak ingin meninggalkanmu sendirian di sini. Ayo kita pulang"

"Pergilah, aku tau kamu pasti membenci aku karna aku telah membuat adek celaka dan sekarang berada di rumah sakit. Aku tidak ingin dirimu dan semua keluargamu mendapatkan musibah karna diriku"

"Tidak.. Fourth sudah menceritakan semuanya, bukan kamu penyebab adek celaka. Ayo kita pulang, tubuhmu sudah kedinginan seperti ini. Nanti kamu sakit"

"Hiks..hiks.. kenapa dunia ini jahat padaku. Tidak bisakah aku menanggapmu rumah untukku Fort. Tidak bisakah aku hanya milikmu seorang, tidak bisakah aku mendapatkan kasih sayang dari papa dan abang War. Apakah dengan kematian ku dapat membuat papa dan abang War bahagia??. Aku capek Fort, aku rapuh, aku juga ingin mendapatkan pelukkan hangat dari papa seperti Abang War, kapan aku bisa mendapatkannya. Bahkan melihat wajahku saja pa sudah sangat jijik" tangisan lirih dari Peat sangat menyayat hati siapapun yang mendengarnya. Air hujanlah menjadi saksi betapa rapuhnya kekasihnya saat ini

Fort memeluk erat tubuh sang kekasih yang sudah mengigil kedinginan

"Iya sayang , kamu milikku seorang. Aku akan menjadi rumahmu. Kamu tidak perlu memperdulikan papa dan abang brengsekmu lagi. Aku yang akan memberikanmu semua kasih sayang yang tidak pernah kamu dapatkan. Aku akan membalaskan semua rasa sakit dan penderita yang telah kamu rasakan selama ini pada mereka. Aku akan membuat hidup mereka sehancur mungkin seperti mereka menghancurkan mentalmu. Aku janji"

"JANGAN!! Aku tidak ingin membuat mereka tambah membenciku. Aku tidak ingin mama di atas sana membenciku dan menyesal telah melahirkan ku. Aku mohon hiks..hiks.. jangan sakiti mereka"

"Tapi..."

"Hiks..hiks..hiks.. Ayo putus fort, aku tidak pantas untukmu. Carilah kebahagiaanmu sendiri, kamu tidak pantas bersanding dengan pria rapuh sepertiku. Aku hanya akan mendatangkan kesialan bagimu"

"Tidakkk.. Jangan katakan itu, aku tidak ingin putus darimu aku sangat mencintaimu Peat. Ayoo kita sembuhkan lukamu dan ciptakan kebahagiaan untuk kita berdua"

"Hiks..hiks"

Guyuran hujan yang semakin deras tidak membuat pasangan ini goyah, Fort masih setia berada di samping sang kekasih, dia sangat mengkhawatirkan tentang kondisi mental sang kekasih.

Kondisi kekasihnya saat ini tidak bisa di katakan baik. Begitu banyak memar di tubuhnya, sudut bibir yang robek , pelipis yang terluka , kedua tangan seperti bekas cambukkan , seluruh wajah yang penuh dengan bekas pukulan.

Mungkin karna terlalu lama dia terkena air hujan membuatnya akhirnya pingsan. Untung saja Fort dengan sigap menahan tubuh sang kekasih, dengan panik Fort mengendong dan segera membawa kekasihnya ke rumah sakit

~~~~~

Haii semuanya 👋🏻

Aku kembali dengan cerita yang baru

Semoga kalian menyukainya yaa , jangan lupa tinggalkan jejak ya setelah membaca. Biar aku bisa tau ini ceritanya menarik untuk kalian atau tidak 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Eccedentesiast || FortPeat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang