Karena kejadian beberapa hari yang lalu, Reo terus memikirkan kesalahannya karena hanya diam saja. Kenapa dia tidak bisa memberikan pembelaan pada ibunya, dia harus membela ibunya ketika seseorang mengatakan hal-hal buruk tentangnya.
Padahal kenyataannya sang ibu tidak melakukan keburukan sama sekali. Itu sebabnya kenapa Reo membiarkan sang ibu menikah lagi, walaupun dia pernah meminta pada ibunya untuk tidak lagi menikah.
Rasa bersalahnya yang terlalu besar itu, membuat Reo semakin tak tertahankan untuk terus menyalahkan dirinya sendiri. Meskipun saat ini Hayat tidak mengatakan apapun lagi, bisa jadi dia akan mengatakan hal-hal buruk tentang ibunya lagi. Dia bahkan sengaja melakukannya, tidak peduli jika dia mengatakannya sebagai sebuah kebohongan yang menyakitkan.
"Hayat, aku mau ngomong sesuatu sama kau."
"Gak punya waktu buat ngomongin hal-hal nggak penting sama kau tuh, jadi jangan buat waktuku terbuang sia-sia," sahut Hayat yang hendak beranjak pergi.
Akan tetapi dengan cepat pula Reo menahannya, dia menatap Hayat lebih teduh lagi. Berharap Hayat mau mendengarkan apa yang ingin dikatakannya itu. Lagian tidak butuh banyak waktu, hanya untuk sebentar saja.
"Apa yang ingin kau bicarakan, cepatlah jangan buang-buang waktuku."
"Jangan membicarakan tentang keburukan ibuku, lampiaskan semua kekesalan mu padaku. Aku nggak apa-apa kok, aku juga nggak bakalan mengadu ke ayah. Aku akan menerima apa aja yang kau lakukan, asalkan jangan mengatakan hal-hal buruk tentang ibuku," ucap Reo saat mengatakannya dia tertunduk.
Jika saja dia menatap Hayat saat mengatakan kalimat tersebut, maka dia pasti melihat bagaimana Hayat tersenyum puas karena hal itu.
"Baiklah, aku harap kau lebih menerima keadaanmu. Karena aku ingin kau lebih menderita lagi," balasnya yang langsung pergi dari sana.
Reo juga tidak mempermasalahkan hal itu, jika dia yang harus menderita demi ibunya. Reo yakin sekali bahwa dirinya tidak akan menyesali keputusannya. Bagaimanapun Hayat memang sudah membencinya, dia terlalu mempercayai apa yang dilihatnya saja.
Bahkan Hayat tidak pernah mau mendengarkan penjelasan dari ayahnya, itu sebabnya kenapa dia dengan berani mengatakan hal-hal buruk tentang Tanti ibu—tirinya.
"Aku juga nggak akan menanyakan alasan kenapa kau membenci aku dan ibuku. Karena aku memang nggak penasaran," ucap Reo sebelum Hayat benar-benar jauh dari pandangannya.
Hayat juga mendengarnya dengan jelas, dia tersenyum miring. Ada banyak alasan kenapa dia harus menjadi seorang pembenci. Hayat selalu beranggapan jika keluarganya yang telah hancur berantakan itu, merupakan bentuk dari rencana Reo dan ibunya.
Karena kepercayaannya itu pula, Hayat tidak pernah mau mendengarkan kenyataan yang ada. Dia hanya percaya pada apa yang dilihatnya, bukan apa yang tersampaikan oleh ayahnya secara langsung.
Segala amarah dan kekesalannya terlampiaskan dengan tepat. Reo juga menerima hal itu, maka akan lebih baik lagi untuk Hayat. Bagaimanapun dia tidak akan membiarkan seseorang menghancurkan keluarganya, hanya karena ibunya telah meninggal.
◆:*:◇:*:◆:*:◇:*:◆
"Ternyata kau anaknya dari seorang wanita jalang ya. Kau bersembunyi di balik wajahmu yang polos," kata Adip dengan lirih, akan tetapi tepat di telinga Reo.
Saat ini Reo berusaha untuk mengabaikannya, bukan karena tidak bisa membela ibunya. Ataupun bukan karena dia tidak marah, Reo hanya ingin membuat keadaan membaik seperti sebelumnya.
Lagian teman-temannya juga tidak banyak yang percaya dengan apa yang mereka dengar. Melihat semua kelakuan buruk Hayat padanya, membuat beberapa teman-temannya lebih memihak pada Reo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf Karena Membuatmu Merasa Diabaikan [✓]
Teen Fiction"Aku tahu jika kau terluka. Tapi aku tidak tahu, bagaimana menyembuhkan lukamu." Dari seseorang yang telah disalahkan, dan menerima segala pelampiasan atas segala amarah yang tak tersudahi. Reo tidak merasa dirinya adalah orang yang baik, tapi dia a...