Jam sudah menunjukkan pukul 7.00 namun mentari nampak masih setia bersembunyi di balik awan yang kembali menumpahkan benih-benih air hujan."Aaaaaaaahkk"
Teriakan histeris seorang gadis yang menggema disetiap sudut ruangan, seketika memecah keheningan dirumah kediaman Devian,
Naas nya suara tersebut membuat Arsya terkaget, hingga lelaki itu terjatuh dari sofa tempat nya tidur,
Sesaat lelaki yang masih dalam keadaan setengah sadar tersebut mulai menelisik kesetiap sudut rumah nya,
"Aaaaaark"
"Kayza" Arsya refleks bangkit dan segera mencari asal suara teriakan tersebut,
Arsya dengan cepat segera menaiki anak tangga untuk segera sampai di lantai dua rumah nya,
"Aaaaaaaaaa"
"Kayza" Arsya mulai berteriak memanggil Kayza dengan wajah khawatir,
"Kayza"
Langkah Arsya seketika terhenti saat mendapati gadis yang ia cari tengah duduk dengan lutut terlipat, bahkan kedua tangan Kayza nampak mencengkram kuat rambutnya,
"Kayza" panggil Arsya lirih, sembari berjalan pelan untuk menghampiri Kayza,
"Aaaaaaarkk, pergi pergi" teriak Kayza semakin keras,
Namun tidak peduli apa yang Kayza katakan, Arsya Dengan perlahan duduk berjongkok didepan gadis tersebut,
Kedua tangan Arsya perlahan terulur untuk melepaskan cengkraman tangan Kayza yang tengah menjambak rambutnya sendiri,
"Arhggh" Dengan tatapan mata yang memerah Kayza justru mendorong Arsya hingga tersungkur kelantai,
"Kay, ini gue Arsya"
Tidak perduli apa yang gadis itu lakukan, Arsya tetap kembali mendekati Kayza dan berusaha untuk menenangkan nya,
"Kay takut, kay mau sendiri" ucap Kayza sembari menatap Arsya dengan penuh ketakutan,
"Kenapa Kay?" Tanya Arsya dengan sabar
"Kay ngga mau"
"Gue ngga akan nyakitin lo kay"
"Ada Ayah" tutur Kayza dengan bibir bergetar, membuat Arsya menatap bingung gadis didepannya.
"Kay takut" rintih nya
"Pria iblis itu sudah mati kay" ucap Arsya yang kemudian membawa Kayza dalam pelukan nya,
Namun ketika Kayza mencoba melepaskan dekapan Arsya, lelaki justru semakin erat memeluk nya, hingga Arsya mampu merasakan nafas Kayza yang tidak beraturan.
***
Disebuah ruangan dengan pencahayaan yang redup nampak seorang pria yang bertubuh kekar tengah menatap foto usang yang terpasang pada dinding bercat putih yang nampak mulai mengelupas,
"Gue janji dendam itu akan terbalas kaka" ucap nya seakan tengah berbicara dengan foto didepan nya,
"Kematian Dharma dan Aliza itu semua salah mu Kayza" gumam sosok tersebut dengan rahang yang mulai mengetat,
***
"Arsya sayang" panggil seorang wanita cantik saat mendapati kedatangan pacarnya,
Ia adalah Devia Azaira, gadis berusia 18 th yang sudah menjadi kekasih Arsya 2 bulan ini,
Hubungan yang terjalin bukan lah cinta, bukan pula persahabatan, melainkan perjodohan yang Vitania sepakati dengan ayah dari Devia,
Haruskah sehancur itu hati Arsya, saat setelah gadis yang ia cintai pergi, kemudian perjodohan yang tak pernah ia harapkan terjadi, walaupun Vitania memberikan nya waktu untuk mengenal Devi semua tetap saja terasa sangat berat,
"Sayang kenapa diam" tanya Devia melihat Arsya yang terdiam dengan wajah datar nya,
"Gue gpp"
"Kok kamu lama banget sih yank, aku kan udah nungguin kamu sejak setengah jam yang lalu"
"Gue ada urusan" respon Arsya datar,
Jika saja Arsya tidak mempunyai hati, mungkin iya tidak akan lagi mempedulikan gadis didepannya tersebut,
"Yaudah yuk yank kita jalan" ucap Devi sembari menggandeng manja tangan Arsya, hingga membuat lelaki itu menghembuskan nafas malas,
Dengan penuh keterpaksaan pun Arsya mengiyakan apa yang gadis itu ingin kan untuk pergi makan malam ke restoran bintang 5.
***
Saat tengah menunggu makanan yang Devia pesan, gadis tersebut perlahan mulai mengulurkan tangan dan mengelus tengkuk leher lelaki didepan nya,
"Argh" namun dengan Refleks Arsya langsung menghempas tangan Devia,
"Ih sayang kamu kenapa sih"
"Plis Dev, ngga usah sentuh² gue" tutur Arsya dengan tatapan tidak suka,
"Tapi kan kamu pacar aku"
"Tapi gue ngga suka" ungkap Arsya yang kemudian membuang muka,
"Permisi ka, ini pesanan nya" suara seorang pelayan yang tiba tiba datang mengantarkan makanan seakan mencegah perdebatan yang akan terjadi diantara mereka,
"Makasih" ucap devia pada pelayan tersebut dengan ramah, namun tidak dengan Arsya yang justru memasang wajah malas,
"Sayang aku suapin ya" tawar Devia sembari tersenyum tipis pada Arsya,
"Gue bisa makan sendiri" saut Arsya yang kemudian segera menyantap makanan didepan nya, tanpa menatap Devia yang tengah duduk didepan nya,
Perlakuan Arsya membuat Devia menghembuskan nafas panjang menatap lelaki didepan nya tersebut, walau pun 2 bulan sudah mereka jalani sebagai sepasang kekasih, namun seakan hati Arsya benar benar sudah terkunci ia bahkan tidak memberi kan Devia kesempatan untuk menjadi gadis yang dicintainya.
"Bisa pulang sendiri kan" ucap Arsya saat setelah lelaki itu selesai menyantap makanan nya, sembari bangkit dari duduknya.
"Tapi,,"
"Ngga usah manja" potong Arsya sebelum Devia selesai bicara,
"Kamu mau bikin Tante Vita sedih gara gara anak lelaki nya membuat seorang gadis pulang sendirian di tengah malam" jelas Devia dengan tatapan mengancam,
"Baik, gue anterin pulang"
"Gitu dong sayang" Ucap Devia merasa puas, dan segera menggandeng tangan Arsya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Kayza
Teen Fiction"Intinya lo harus sembuh demi gue!" "Gue ngga akan biarin pria iblis itu bawa lo pergi!" Arsya Deviano lelaki yang sebelumnya tidak percaya dengan cinta, terjebak dalam sebuah rasa dengan dua wanita. Dapatkan Luka nya Diakhir Cerita!!! ⚠️NO PLAGIAT...