Hong Haein berdiri mematung di ruang tamu apartemen yang kini menjadi rumahnya bersama suaminya, Baek Hyunwoo. Kehidupan mereka berubah drastis dalam beberapa bulan terakhir. Grup Queens, perusahaan besar yang dulu dipimpin oleh keluarganya, bangkrut setelah diambil alih oleh Yoon Eunseong, seorang pengusaha licik yang tak henti-hentinya merongrong bisnis keluarga Haein.
Satu per satu, bisnis keluarga jatuh ke tangan Yoon, dan tak lama kemudian, Queens Group kehilangan segalanya. Penipuan, manipulasi saham, hingga kebijakan keuangan yang menghancurkan perusahaan itu membuat Haein dan keluarganya kehilangan semua aset mereka. Rumah mewah, mobil berkelas, bahkan perhiasan dan baju-baju mahal yang biasa dikenakan Haein kini hanya menjadi kenangan. Semua yang dulu dianggapnya sebagai simbol status sosial lenyap begitu saja.
Sejak pernikahan mereka, Haein dan Hyunwoo memang tidak benar-benar tinggal sebagai pasangan yang intim. Sebagian besar waktu mereka dihabiskan dengan rutinitas masing-masing. Haein sering sibuk dengan kehidupan sosialnya, sementara Hyunwoo lebih banyak tenggelam dalam pekerjaannya. Namun, dengan situasi sekarang, Haein tahu bahwa mereka tidak bisa lagi hidup seperti dulu.
Suatu malam, ketika Haein sedang duduk di sofa apartemen kecil mereka, memandangi jendela dengan tatapan kosong, pikirannya dipenuhi oleh berbagai keputusan yang harus dia ambil. Di belakangnya, Hyunwoo baru saja selesai mencuci piring. Suasana hening menyelimuti ruangan, hanya terdengar suara pendingin ruangan.
Haein menelan ludahnya, berusaha merangkai kata-kata yang sejak tadi berputar di kepalanya. Dia memang tipe orang yang sulit menunjukkan perasaannya, apalagi mengakui kelemahan. Tapi kali ini, dia merasa harus mengambil langkah besar.
"Baek Hyunwoo..." panggilnya pelan, suaranya nyaris tersamar.
Hyunwoo berhenti sejenak, lalu menoleh ke arah istrinya dengan sedikit bingung. Mereka jarang berbicara secara langsung akhir-akhir ini, apalagi untuk topik serius. "Ya? Ada apa?" tanyanya sambil mengelap tangannya dengan handuk kecil.
Haein tetap memandangi jendela, tidak langsung menoleh ke arah Hyunwoo. Ada sedikit kecanggungan yang terasa di udara, dan Haein merasa tidak nyaman dengan perasaan ini. Namun, ia mencoba menenangkan dirinya.
"Aku... tidak mau ikut pindah ke Yongdu-ri," katanya cepat, seperti ingin segera menyelesaikan kalimatnya sebelum keberaniannya hilang.
Hyunwoo mengerutkan kening, sedikit kaget dengan pernyataan itu. Dia mendekat ke sofa, berdiri di samping Haein yang masih menghadap jendela. "Kau tidak mau ikut ke sana? Kenapa?" tanyanya pelan, penuh rasa ingin tahu, tetapi tidak menekan.
Haein menghela napas panjang, masih enggan menatap suaminya langsung. "Aku cuma... tidak mau," jawabnya singkat, suaranya terdengar sedikit lebih defensif. "Aku tidak cocok hidup di pedesaan, Hyunwoo. Dan... aku tidak mau tinggal bersama orang tuaku, bibi dan adikku serta keluargamu juga. Itu... terlalu rumit."
Haein dalam hati: Aku mau berduaan dengan suamiku.
Hyunwoo menatap istrinya dengan kebingungan yang jelas. Dia tahu bahwa Haein bukan tipe yang mau terbuka dengan mudah, apalagi tentang hal-hal yang menyangkut perasaan atau keinginannya. Tapi mendengar ini membuat Hyunwoo terdiam sejenak. Sebenarnya, dia tak menyangka Haein lebih memilih tinggal di Seoul bersamanya daripada kembali bersama keluarganya atau tinggal di Yongdu-ri.
"Jadi... kau mau tinggal di sini? Bersamaku?" tanya Hyunwoo dengan nada pelan, tapi penuh kebingungan.
Haein menggigit bibirnya, merasa semakin canggung. Ia berusaha menjaga sikapnya yang biasanya angkuh, tapi dalam hatinya, ia tahu bahwa ia tak ingin sendirian. "Iya... tapi jangan salah paham. Aku cuma tidak mau jauh dari kota. Lagipula, apartemen ini... meski kecil, lebih nyaman buatku," ucapnya sambil menghindari tatapan Hyunwoo, suaranya sedikit gemetar, berusaha terdengar tegas meski kenyataannya ia gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
⏳Queen of Missqueen | Soohyun Jiwon
General Fictionkehidupan rumah tangga Baek Hyunwoo dan Hong Haein setelah Queens grup bangkrut. publish: 20092024 end: