"Valerie memang putriku, tetapi aku tidak pernah menginginkannya. Kau yang bersikeras untuk mempertahankan anak itu."
Ryke yang mendengarkan kalimat itu saja dapat merasakan sakit hati yang mendalam, bagaimana kalau Valerie sendiri yang mendengar kalimat itu keluar dari mulut ayah kandungnya sendiri? Ia tidak tahu lagi betapa hancurnya itu bagi Valerie.
Ryke mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangannya.
Kalau saja ia dapat mencekik leher pria itu saat ini juga, ia pasti akan melakukannya.
Dengan sangat kencang sehingga Alasteir Brown kehilangan napasnya dan meninggalkan dunia ini dengan cepat. Namun, sayangnya ia tidak bisa melakukan itu semua tanpa adanya perintah dari Susan Cooper.
"Bagaimana bisa aku membunuh janin yang tidak bersalah, Alasteir?" usutnya.
"Bagaimana bisa kau tidak tega membunuh janin itu dulu sedangkan di waktu yang bersamaan kau membunuh Vanya?" tanya Alasteir dengan dingin. "Aku tahu kau tidak bermaksud untuk membunuhnya, tetapi tetap saja. Kau lah alasan mengapa Vanya membunuh dirinya."
Lexi Branson menggelengkan kepalanya dan menahan air matanya.
"Kau rela menjadi pelacur untukku demi mencapai karir yang kau mimpikan. Menjadi bintang film kecintaan Amerika. Bagaimana rasanya, Lexi? Aku belum pernah menanyakan hal ini padamu. Sudah bersyukur dengan bantuanku yang membantumu masuk ke dalam management milik adikku? Tidak memerlukan kerja keras, melainkan hanya memerlukan selangkanganmu yang selalu terbuka untukku."
Tawa Alasteir Brown menggelegar memenuhi ruangan itu.
"Aku juga tahu, Lexi, kalau kau kini menjadi pemasok heroin terbesar di kalanganmu." Mata wanita itu membulat saat mendengar itu karena tidak ada yang tahu mengenai hal itu. Kecuali Alasteir Brown sekarang. "Kau terkejut aku mengetahuinya? Tidak perlu, Lexi. Aku akan melakukan segala hal untuk menyudutkanmu, agar kau dapat memaksa Valerie untuk menikah dengan Jassim Fahd."
Pada akhirnya, Ryke dapat mendengar tangisan dari wanita itu. Lexi Branson diserang oleh Alasteir Brown menggunakan memori kelam akan masa lalunya yang diungkit secara bertubi-tubi.
"Jadi, bagaimana? Mau kehilangan karirmu atau menyerahkan putrimu ke tangan kami?" tanya Alasteir sambil menyeringai.
*****
Sebenarnya Valerie kurang nyaman dengan pakaian dan penampilannya yang masih dengan tadi siang ia pergi, tetapi ia tidak memiliki waktu lagi untuk meminta Fionna membawakannya pakaian baru karena Greyson dan Xavier akan sampai di depan lobi hotel itu dalam waktu sepuluh menit lagi.
Jadi dengan waktunya yang sedikit itu, ia hanya mencuci dan mengulang hiasannya wajahnya dengan terburu-buru. Dan pada saat ia selesai mengaplikasikan lipstik merah pada bibirnya, ia mendapati panggilan telepon dari Greyson yang dapat diartikan bahwa kini kedua lelaki itu sudah sampai.
"Aku baru selesai memakai lipstik. Tunggu sebentar, aku akan segera ke bawah!" serunya sebelum mematikan panggilan itu secara sepihak.
Valerie pun langsung mengambil tasnya tasnya dan menutup pintu di belakangnya, kemudian ia sedikit berlarian menuju lift karena pintu lift nyaris tertutup. Setelah lift tersebut sampai di lantai dimana lobi berada, Valerie keluar dan kembali berlari menuju mobil sedan milik Greyson yang sepertinya baru pertama kali dilihat oleh Valerie. Namun, ia tidak akan bertanya karena ia sudah melakukan itu sebanyak seratus kali setiap kali Greyson berkendara dengan mobil yang berbeda-beda.
"Damien sedang ada disini juga?" tanya Valerie yang langsung memajukan tubuhnya ke tengah-tengah kursi pengemudi dan penumpang bagian depan untuk menilik Greyson dan Xavier secara bergantian sesampainya ia di dalam mobil tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irresistible Sight | Irresistible Series #2
Lãng mạn[ 18+ ] TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA YA! IRRESISTIBLE SERIES #2 Valerie-Ann. Memiliki hak istimewa yang diterimanya sejak lahir ke dunia dari rahim seorang Aktris papan atas tidak membuat hidupnya berjalan mulus. As a Nepo Baby, memang membuatnya memi...