part 2

234 49 8
                                    

_
_
_

"Hahhh. Bohong, semua yang hyeong tulis ini bohong. Yoongi itu tukang
bohong, dan sombong" umpatnya.

Pagi berikutnya Jimin kembali berusaha mendekati Yoongi. Berdiri di depan kampus, dan seperti biasa Yoongi datang
dengan topi menutupi wajah dan langkah cepat nya.

Melihat Jimin seperti kemarin berdiri seperti menunggunya,dan kali ini
membuat Yoongi mulai risi.

"Soenbe ..." cegat Jimin. Jimin berlari kecil mengikuti Yoongi yang tak berhenti..

Padahal Yoongi sangat berharap Jimin tak menegurnya, dan tak merusak suasana hati nya hari ini, tapi ternyata Jimin lagi lagi memanggilnya.

Yoongi memang tak suka
terlalu sering berinteraksi dengan orang lain.

"Aaak, Soenbe tunggu.."

Langkah Yoongi terhenti. "Ya... Kenapa ?"

"aaa.. emmm apa soenbe mengingat ku ?". Jimin menanyakan itu lagi, untuk
memastikan apakah Yoongi masih tak ingat padanya, makanya dia tak datang
ke lapangan kemarin.

Yoongi kembali menjawab dengan menggelengkan kepalanya..

"Aaaa. Pantas saja kamu lupa janji akan mengajari ku basket kemarin sore" jawab Jimin dengan wajah yang mulai kesal.

"Janji ?, aku tak merasa pernah menjanjikan sesuatu." Jawab Yoongi

"Tapi kemarin...." Jimin terdiam.

"Aku hanya memberi mu info kalau sore banyak yang latihan di lapangan, kamu bisa datang dan semua orang pasti mau mengajari mu" jelas Yoongi lagi.

"Tapi aku menunggu mu..."

"Itu bukan urusan ku". jawab Yoongi ketus

Jimin tercekat dan terdiam, ini jauh dari bayangan dan harapan nya. Yoongi yang digambarkan Jiyoon dari buku diary yang dibaca Jimin berulang-ulang sangat hangat dan ramah. Tapi Yoongi yang berdiri di
depannya saat ini seperti
bongkahan es yang dingin
dan menakutkan.

Yoongi terdiam melihat reaksi lawan bicaranya, mematung dengan bola mata yang terlihat berkaca-kaca.

"Nangis ?, kamu nangis ? "
tanya Yoongi dengan nada
yang makin tinggi.

Bentakan Yoongi makin membuat jantung Jimin tak karuan, antara sedih dan ketakutan.
Jimin menggelengkan kepala, tapi air mata yang membulat di bola matanya malah jatuh dan Jimin
buru-buru mengusap nya.

"Kenapa kamu marah ?" Tanya Jimin sambil menundukkan wajahnya, tak berani menatap Yoongi yang mempelototinya.

"Oiiii, anak kecil. Aku memang tak pernah ramah. Kamu lihat ada banyak orang disini dan hanya kamu yang berani menegur ku. Tau kenapa ?, karna mereka takut dengan kemarahan ku. Faham !!!."

Setelah cukup lama mengintimidasi Jimin dengan tatapannya, lalu Yoongi melanjutkan langkah cepatnya menuju kelas.

Jimin melangkah lesu menuju kelas, mendadak hari ini terasa buruk. Sampai di kelas, Jimin melihat seseorang duduk di bangku yang biasa di duduki nya. "Mmmm, maaf ini tempat ku"

"Oh ya ?, siapa yang menentukan ?, dosen ?, siapa ?" Jawab Tata dengan
gaya dan ekspresi tengilnya.

Kim Taehyung atau yang akrab dipanggil Tata karena dia memanggil dirinya sendiri dengan sebutan itu.

Dia adalah mahasiswa semester 3, hari ini dia terpaksa masuk di kelas
Jimin karena harus mengulang mata kuliah ini setelah pernah debat dengan dosen nya dan berakhir dengan nilai
yang buruk.
Tata si paling badung namun ramah dan friendly dengan semua orang, dia nakal tapi menyenangkan.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang