Semua para tamu undangan pun bertemu tangan karena pengantin pria dan wanita sah menjadi suami istri, upacara pernikahan itu pun selesai. Para tamu mengucapkan selamat kepada sepasang pengantin baru yang sudah sah menjadi suami istri.
Terlihat seorang gadis cantik menggendong balita perempuan yang berusia 5 tahun, mereka berdua melihat ibu mereka menikah dengan seorang pria. Gadis cantik itu bernama Aelin Lizea Lamont dan balita perempuan di gendongannya bernama Adela Gia Lamont.
"Kak, kenapa mama menikah dengan pria itu?" Tanya Adela itu menatap ke arah sang kakak.
"Karena mama mencintainya, makanya mereka menikah," ucap Aelin.
"Lalu bagaimana dengan papa?" Tanya Adela.
"Papa sudah tenang di sana, kalau kamu sudah besar. Kamu akan segera mengerti," ucap Aelin.
Aelin menggendong Adela menghampiri sepasang pengantin baru yang sudah sah menjadi suami istri.
"Selamat atas pernikahan kalian, ma, om," ucap sang Aelin sambil tersenyum tipis.
"Jangan panggil saya dengan sebutan om, saya sudah menjadi suami ibu kalian dan otomatis saya ayah kalian juga," ucap Kaysen Lucenzo.
"Iya, om eh maksudnya papi," ucap Aelin.
"Anak-anak mama sangat cantik hari ini," ucap Elena Lucenzo.
"Mama juga cantik," ucap Aelin.
"Iya, mama sangat cantik," ucap Adela.
Awalnya Kaysen dan Elena sempat khawatir Aelin tidak menerima pernikahan mereka berdua, tapi nyatanya gadis itu menyetujuinya. Anak-anak Kaysen tidak mempersalahkan ayah mereka menikah lagi, asalkan wanita itu dari keluarga baik-baik.
"Papi, aku memiliki satu permintaan," ucap Aelin.
"Katakan saja, nak," ucap Kaysen.
"Biarkan aku masih memakai marga mendiang papa ku, hanya itu saja permintaan ku," ucap Aelin.
"Baiklah kalau itu mau mu, saya tidak melarang mu." Kaysen tidak memaksa Aelin memakai marga Lucenzo.
"Terima kasih, papi," ucap Aelin.
"Papi ingin memperkenalkan anak-anak papi kepada kalian berdua," ucap Kaysen. Pria itu melambaikan tangannya ke arah kedua anaknya tidak jauh dari sana.
Terlihat seorang pria dan perempuan cantik berjalan menghampiri mereka, sang pria memakai tuxedo berwarna hitam dan sang perempuan memakai gaun berwarna putih.
"Tolong perkenalkan nama kalian kepada saudari kalian yang baru," ucap Kaysen menatap kedua anaknya.
"Damon Orion Lucenzo," ucap Damon dengan nada datarnya. Dia putra sulung Kaysen.
"Hai adik-adik ku, namaku Selena Pearl Lucenzo," ucap Selena sambil tersenyum tipis. Dia anak kedua Kaysen.
"Sekarang giliran mu, nak," ucap Elena menatap ke arah Aelin.
"Nama ku Aelin Lizea Lamont dan ini adikku, namanya Adela Gia Lamont," ucap Aelin sedikit gugup dengan kedua saudara tirinya. Karena ini pertama kalinya dia bertemu dengan mereka berdua, sebab Kaysen selalu datang sendiri ke mansion Lamont.
"Ayo kita foto bersama," ucap Kaysen.
Mereka pun foto bersama di atas altar, Aelin menggendong Adela dan berdiri di samping Elena. Sedangkan Damon dan Selena berdiri di samping Kaysen.
⭐⭐⭐⭐⭐
2
hari kemudian...
Aelin sedang menyimpan beberapa pakaiannya ke dalam koper, sedangkan Elena dan Adela sudah tinggal di mansion Lucenzo. Gadis itu sengaja belum tinggal bersama keluarga barunya karena dia masih ingin berada di mansion Lamont, di mansion ini begitu banyak kenangan indah bersama mendiang sang ayah.
Tok...tok...
"Masuk," ucap Aelin.
Cklek
Terlihat seorang wanita cantik masuk ke dalam kamar Aelin, wanita cantik itu tidak lain adalah Elena. Dia menatap anak gadisnya sedang menyimpan beberapa pakaian ke dalam koper.
"Aelin, apakah kamu bahagia karena bisa memiliki keluarga yang lengkap lagi?" Tanya Elena sambil mengelus rambut Aelin dengan lembut.
"Aku bahagia kok, ma," jawab Aelin sambil tersenyum tipis.
"Mama senang mendengarnya, nak," ucap Elena.
"Ooo iya di mana Adela?" Tanya Aelin, gadis itu mencari keberadaan sang adik.
"Selena mengajaknya jalan-jalan, Adela tampak begitu antusias karena memiliki seorang kakak lagi," ucap Elena.
"Syukurlah kalau Adela sudah menerima kak Selena," ucap Aelin.
Aelin menyimpan foto pigura mendiang sang papa bersama dirinya foto di taman ke dalam koper, lalu menutup kopernya.
"Kamu sudah siap?" Tanya Elena.
"Iya, ma," ujar Aelin.
"Ayo kita berangkat," ucap Elena.
Elena dan Aelin keluar dari kamar, tidak lama kemudian mereka tiba di ruang tamu. Terlihat para maid berkumpul di sana bersama para bodyguard.
"Tolong jaga mansion ini sebaik mungkin, kemungkinan Aelin akan sesekali datang ke sini," ucap Elena dengan nada tegasnya.
"Baik, nyonya," ucap mereka.
Lalu Elena dan Aelin menuju ke halaman depan mansion Lamont, terlihat Kaysen bersender di mobil. Pria itu mengambil koper Aelin dan menyimpan ke dalam bagasi mobil.
"Papi tidak perlu repot-repot," ucap Aelin.
"Aelin, kamu sudah menjadi anak papi. Jadi papi tidak merasa repot," ucap Kaysen sambil tersenyum tipis.
Lalu Kaysen membuka pintu mobil untuk Aelin, lalu gadis itu masuk ke dalam mobil. Elena dan Kaysen masuk ke dalam mobil, lalu mereka meninggalkan tempat itu.
Selama dalam perjalanan menuju ke mansion Lucenzo, Aelin menatap ke arah luar jendela mobil untuk melihat pemandangan di luar sana.
"Besok kamu sudah boleh sekolah milik keluarga Lucenzo, Aelin. Surat-surat mu sudah papi urus semua, nanti malam seragam mu akan di kirim ke mansion," ucap Kaysen.
"Iya, papi," ucap Aelin.
Aelin sedikit senang karena akan bertemu dengan kekasihnya, tapi dia sedikit sedih karena harus berpisah dengan teman-temannya di sekolah lama.
Awalnya Aelin sedikit enggan pindah ke sekolah milik keluarga Lucenzo karena dia sudah kelas 12, tapi akhirnya dia menerimanya atas permintaan dari Kaysen dan Elena.
TBC...
Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.
Hai semuanya kakak kembali nih.
Semoga kalian suka dengan book ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY STEP BROTHER
FanfictionAelin tidak menyangka kalau sang ibu menikah lagi dengan seorang duda, ayah Aelin meninggal dunia sekitar 3 tahun yang lalu karena serangan jantung. Aelin dan adiknya ikut bersama ibu mereka tinggal dengan keluarga sang ayah tiri, Aelin memiliki 2 s...