"Segala cara ungkapan, luapan, emosi maupun hasrat seseorang itu berbeda-beda, kita istimewa dengan sendirinya"
Happy reading 🤗🤗🤗
088××××
Ara ini imoo, dateng ke cafe depan sekolah kamu, imoo tunggu sini ya..
Kiara :
Iyah imoo
Netra Kiara mengarah pada keberadaan Zara, gadis itu tengah mengambil mobil diparkiran, tadinya dirinya akan menebeng Zara akan tetapi ternyata Inez menjemputnya dan sedang menunggu dirinya dicafe seberang
Tuk tuk tuk...
Kiara mengetuk kaca mobil Zara dan barulah kaca tersebut terbuka
"Zara, sorry gak jadi bareng yah, soalnya imoo jemput gue dan udah nunggu gue dicafe seberang katanya""Oh gitu ya udah gue duluan yah"
Bruk!!
"Eh, maaf gak sengaja" tubuh Kiara berbalik dan tanpa sengaja malah menabrak tubuh tegap pemuda dihadapannya dan netra Kiara membola karna baru kali ini dirinya melihat seorang pemuda dengan rambut sebahu itu, begitu tampan dan menawan, jika dilihat dari dekat kedua alisnya tebal, patrias yang begitu sempurna, tunggu... Bukankah?
"Eh.." tubuh Kiara sontak melangkah mundur karna ditatap begitu intens oleh raga pemuda dihadapannya netra pemuda itu menyipit seolah tengah meneliti sesuatu"Raeza, ditunggu sama pelatih ayok" Vanez melirik tajam pada Kiara, untuk apa tadi Raeza menatap lekat pada gadis baru itu untung saja dirinya langsung menghampiri keduanya dan itu membuat Kiara menghela nafas lega karena sedari tadi gadis itu menahan nafas karna terlalu gugup
"Gue nanti kesana"
"Loh rae, mau kemana!!!" Vanez menatap sebal tubuh Raeza yang berjalan melewatinya dan melangkah pergi, baru gadis itu berbalik dan melihat punggung tegap Raeza yang mulai mengecil
"Ngapain Raeza ke taman belakang sekolah?"
"Kalau gitu saya duluan yah" Kiara melengos pergi tanpa menunggu jawaban dari Vanez, yang penting dirinya sudah berpamitan dari pada harus menghadapi gadis yang tadi melirik dirinya begitu tajam dan menusuk entah apa salahnya
"Hai... Kiara kan?"
"Eh Iyah?" Tubuh Kiara tersentak karna seseorang tiba-tiba saja berdiri disampingnya dan menyodorkan sebuah map dihadapannya
"Namaku Meisa, ini titipan dari pak Supri, jangan lupa diisi dan besok langsung kasih ke ruang TU katanya"
"Oh Iyah makasih Meisa"
"Kalau gitu aku duluan yah"
Netra Kiara mengarah pada map yang dipegangnya dan menoleh pada Meisa yang sedari tadi berjalan dengan buku yang masih begitu antusias gadis itu baca tanpa melihat langkah didepannya seolah gadis itu sudah hafal dengan area sekitarnya
"Sikutu buku"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Raksi
Teen FictionKilasan takdir setiap insan itu berbeda mereka memiliki akhir yang begitu berharga atau hanya dikenang semata Tragedi seolah lenyap seketika dengan bergantinya hari demi hari, beberapa bulan berlalu dan tahun berganti, sosoknya tidak mendapat keadil...