Back To Be Human

2.5K 77 3
                                    

[Arabella]

Arabella mencium bau kekacauan.

Sore itu dia baru saja pulang dari melakukan-hal-menyenangkan di taman. Melempari anak-anak dengan kumpulan tar lumpur yang ia buat dari kotak pasir. Dia tertawa karena itu. Dia tak peduli dengan cibiran orang lain.

Dia ingin bebas.

Namun, saat ia tak sengaja lewat di sebuah rumah sederhana, seorang anak yang menurutnya berumur lima tahun berdiri menatapnya tajam. Arabella yang berharga diri tinggi merasa terganggu. Dia berjalan mendekat kepada gadis kecil itu.

Malang nasibnya. Bukan bermaksud mengacaukan. Tapi, anak itu mulai berteriak sambil membuka sebuah kotak yang dia pegang.

"KECOAK!" teriak si Gadis Kecil.

"TIDAK!"

Dan Arabella memukul jatuh kotak itu. Cairan berwarna ungu tua tumpah dari pecahan botol-botol kaca yang ada di dalam kotak. Si Gadis Kecil pun terlihat ketakutan. Dia terus bergumam tentang ketidaksengajaan memecahkan ramuan-ramuan itu.

"Kotak ini bukan kecoak!" bentak si Gadis Kecil. "Kecoak itu ada di belakangmu!"

Si Gadis Kecil berlari masuk ke dalam rumah.

Arabella menoleh ke belakang. Seorang pemuda berkostum kecoak nampak bingung melihat dia. Dengan canggung, Arabella menyapa, "Halo." Lalu semua buram.

Pemandangan menjadi gelap, tubuhnya terasa ringan. Sepersekian detik kemudian, Arabella yakin tubuhnya ambruk ke tanah, tapi jiwanya terbang entah kemana.

°°°°°°°

[Sena]

Sena dengan santainya berjalan melewati taman. Langkahnya tak bersemangat-seperti biasa.

"Dunia ini membosankan. Terlalu statis." Gumamnya. Kakinya terus berjalan melewati jalanan beraspal. Kakinya terus melangkah, sampai ada sesuatu yang membuat dirinya mematung.

Orang-orang berlarian menuju ke arahnya. Tidak, mereka tidak ingin menghajar Sena, tapi melarikan diri. Terlihat gumpalan asap yang keluar dari halaman sebuah rumah. Asap itu berwarna kehijauan pekat dan menyeramkan.

"SELAMATKAN DIRIMU! SEBELUM KAU BERUBAH!" Teriak salah satu orang yang berlari. Asap itu semakin membesar, namun Sena tetap mematung di tempat.

"Sial!!" Umpatnya karena tak bisa menggerakan tubuh. Jantungnya berpacu cepat, dan tiada energi untuk bergerak. Padahal, tepat di hadapannya adalah makhluk-makhluk menjijikan. Oger, dan berbagai makhluk lain yang berterbangan. Tak menyangka, makhluk tak masuk akal yang selalu ia tonton di film fantasi bisa ia lihat disini. Mereka mengamuk, memakan apa saja yang di hadapan mereka.

"Cepat lari bodoh!!!" Tangannya langsung di tarik oleh seseorang seiring penglihatannya yang mulai memburam.

°°°°°

[Tamara]

Tamara memeluk dirinya sendiri di ujung ruangan. Perlahan tangan kecilnya menekan tombol berwarna merah. Tombol darurat yang akan menutup rapat jendela dan pintu.

Perlahan air matanya keluar. Ya, rumahnya di penuhi asap berwarna hijau yang menyeramkan.

"Aku benci kecoak!" teriaknya sambil beruraian air mata.

Tamara mengitip keluar jendela. Anehnya, asap itu seolah memiliki pemikiran sendiri. Asap itu seolah mengejar semua manusia yang berlari.

Tamara berteriak kaget saat melihat kakak yang tadi menyebabkan kekacauan ini. Dia ... tembus pandang? Tu-tunggu ... kata Nenek kalau yang tembus pandang itu ...

Back To Be HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang