Seminggu kemudian.
Dao masih setia menemani Ravina dia sesekali menginap di apartemen Ravina karena khawatir.
Ravina : Lu ga akan pulang dari apartemen gua hah? Gua udah baik-baik aja.
Dao : Gak akan sampe lu bener bener oke.
Ravina : Ya ampun bestieee gue *memeluk Dao* nih liat muka gue udah seger gue juga udah masuk kerja. Jadi lu ga usah khawatir. Kasian pacar lu dia pasti kangen lu Dao.
Dao : Tapi lu beneran gak papa kan? Pokoknya lu janji kalau ada apa-apa hubungi gue ya?
Ravina : Iya janji. *mengambil barang Kaspia*
Dao : Lu ngapain bawa barang tuh anak?
Ravina : ahhh ini, gue mau kasih ke orangnya. Gue udah gak papa, gue bakal kasih ini nanti pulang kerja, gue mau mengakhiri semuanya.
Dao : Lu yakin? *memegang tangan Ravina*
Ravina : eummmm. Udah yuk kerja yuk kita udah kesiangan.
Dao : lu ga bawa headphone.
Ravina : ini kan kemarau ga mungkin hujan. Udah ah yuk.Dao dan Ravina pergi bekerja, Dao melihat temannya sudah kembali normal bisa menjalani aktivitas seperti biasa, meski dalam hatinya Dao masih mengkhawatirkan Ravina.
.........Sementara Kaspia sudah memulai membuka tokonya kembali dia juga berusaha tetap melanjutkan hidupnya meski sesekali dia merasa hidupnya terasa kosong semenjak hari itu.
Kaspia : hmmm apa dia tidak akan pernah menemuiku lagi...
Setiap hari dia menunggu didepan tokonya hanya untuk melihat mobil Ravina melewatinya. Dia merasa sedikit lega saat melihatnya ini menandakan bahwa Ravina baik-baik saja.
Ravina juga tidak bisa menyembunyikan perasaannya yang sama kosongnya. Dia akan berpura-pura baik-baik saja di depan Dao namun saat dia sendiri Ravina hanya bisa menangis.
Hari itu berjalan seperti biasa, saat pulang kerja Ravina memberanikan diri mengirim pesan ke Kaspia, dia meminta Kaspia menemuinya di taman kota Ravina benar-benar ingin mengakhirinya.
"Halloo, ini Ravina. Tolong temui aku di taman kota, aku membawa barang-barangmu yang tertinggal di alpartemenku. Mari akhiri semuanya dengan baik-baik"
Kaspia yang membaca pesan dari Ravina awalnya merasa senang karena berpikir akhirnya Ravina menghubunginya. Namun setelah membaca isi pesannya Kaspia hanya bisa menangis apa yang dia takutkan terjadi mereka akan benar-benar asing.
Ravina malam itu sudah menunggu di taman namun Kaspia tidak kunjung datang.
Hingga tiba-tiba hujan besar terjadi di musim kemarau. Hujan yang tidak diprediski tiba-tiba mengguyur kota Bangkok malam itu.Melihat hujan yang tiba-tiba, Dao langsung mengingat bahwa Ravina pergi tanpa haedphone nya. Akhirnya Dao pergi ke toko Kaspia dan berharap temannya baik-baik saja disana.
Dao yang gelagapan datang di toko Kaspia yang sedang bersiap tutup.
Dao : Ya ya! Apa Ravina ada disini?
Kaspia : Phi Dao *memegang tubuhnya yang terkapah-kapah* phi Dao atur nafasmu, apa yang terjadi?
Dao : Cepat katakan apa Ravina ada sini?! *teriaknya*
Kaspia : Dia tidak disini, dia mau menemuiku untuk mengakhiri semuanya, aku tidak mau mengakhirinya jadi aku mengabaikan pesannya.
Dao : HAH?! Dia bilang janji dimana?
Kaspia : Katakan dulu apa yang terjadi? Dia mungkin ada di taman kota.
Dao : Apa?! Lu biarin dia nunggu di taman kota dengan kondisi hujan kaya gini?! Sakit ya lu orm!
Kaspia : Phiii... dia sudah besar ini hanya hujan. Dia bisa berteduh.
Dao : Jangan bilang lu gatau ya orm, dia trauma hujan, dia bahkan ga bisa denger suara hujan!!! Dia bisa mati kehabisan nafas gara-gara hujan!! Lu udah keterlaluan orm.Mendengar itu Kaspia tidak berpikir panjang dia langsung mengambil kunci motor milik karyawannya dan langsung pergi menuju ke taman kota.
Kaspia : Kenapa phi tidak pernah becerita tentang ini Kumohon phi bertahanlah. *Khwatirnya*
YOU ARE READING
GROW UP 👭GETHER
RomanceKaspia Kornnaphat 26 tahun (Orm) dikenal sebagai anak dari konglomerat di masa sekolahnya. Namun, dia harus menelan nasib yang pahit setelah Ayahnya mengalami kebangkrutan dan Ibunya meninggal. Saat ini Kaspia tinggal sendiri di Bangkok sedangkan Ay...