BAB 34

21 1 0
                                    

Tak ada yang banyak harus kulakukan disini, hingga akhirnya aku memutuskan untuk keluar istana. Yah walau aku sebelumnya mendapat peringatan dari Yelen.

Aku menggunakan jubah agar tak terlalu mencolok, hingga saat sampai di kamar Alina, aku mengetuk pintunya pelan.

"Alina, ini aku."

Suara pintu dengan cepat terbuka, aku dapat melihat anak itu dengan pengasuhnya, Alina tersenyum lebar dan memelukku.

"Aku merindukanmu Kak!"

Aku hanya tertawa pelan dan membalas pelukannya, sudah sekitar dua Minggu kami tak bertemu, walau hanya dua minggu tapi itu lama sekali.

"Nyonya mengapa anda berada diluar istana?"

"Aku.. aku diizinkan, jangan khawatir."

Pengasuh itu hanya mengangguk pelan dan tersenyum, kemudia mempersilahkan kami untuk masuk. Aku terkejut melihat kamar ini begitu rapi dan teratur, uang yang kuberikan pada sang pengasuh rupanya tak sia sia, dia mengatur uang itu dengan benar.

Tanaman, rak buku, meja belajar, semuanya patut di kagumi.

"Bagaimana nyonya? uang yang anda beri terlalu banyak, sehingga akhirnya saya membeli peralatan peralatan ini, Alina jadi lebih semangat untuk belajar."

"Ya, semuanya sangat baik, tak sia sia aku mengandalkan semuanya padamu!" Aku tersenyum pada sang pengasuh.

"Terimakasih Nyonya, silahkan duduk, saya akan membuatkan kalian berdua teh."

Aku hanya mengangguk dan menghampiri Alina yang memegang sebuah buku, aku bertanya tanya apa yang sedang dia baca.

'Bola magis'

"Apa aku boleh membacakanmu buku itu?"

"Tentu, silahkan." Alina memberikan buku itu padaku.

Aku mengambil buku itu dan membuka lembaran pertama, disana aku dapat melihat ilustrasi bola yang dilapisi magis bersinar terang.

'Orang orang mengatakan bahwa bola ini adalah bola kejayaan, banyak orang mengoleksi bola bola ini karna hanya bisa dibeli dan dibuat oleh para penyihir yang bisa disebut Mage atau Enchanter.'

"Bola bola itu keren sekali, apakah mereka asli?" Alina memperhatikan buku yang ku genggam.

"Ya, mereka asli."

"Jadi dimana aku dapat melihat mereka?"

"Ada banyak tapi mungkin tidak disini."

Alina menahan ekspreksi cemberut di wajahnya, tetapi per lahan dia mulai kembali penasaran.

"Lalu apa itu Mage dan Enchanter?"

Aku tersenyum dan membalik halaman buku itu kehalaman selanjutnya, sebuah ilustrasi seorang perempuan memakai baju ala² ahli sihir.

'Kami menyebut mereka Mage atau Enchanter karna mereka dapat menguasai sihir dengan benar, tetapi selain Mage dan Enchanter ada juga Witch. Bisa dibilang Witch adalah penyihir yang memiliki kejahatan murni. Maka dari itu, orang orang biasanya membenci Witch. Witch lemah dalam air maka para warga desa yang menganggap seorang jahat layaknya penyihir akan dihukum ditenggelamkan sungai, danau, maupun laut.'

"Buku ini seperti menyindirku."

"Bagaimana? apa kamu sudah mengerti?"

"Ya, menarik sekali, tetapi apakah witch benar adanya?"

"..Ya, bahkan sepertinya hukumannya juga nyata."

Tak lama kemudian, pengasuh memegang sebuah nampan berisikan sebuah teh dan juga susu diatasnya.

Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang