BAB 20. RUANG DAN WAKTU

24 12 0
                                    

“Nggak nyangka aja kita ketemu lagi. Emang jodoh nggak kemana.”
— JEVANO ORION BAGASKARA.

“Memang takdir yang mempertemukan kita tapi belum tentu kita berjodoh.”
— ARUNA VELORA ZOELLA.

"Bilang kak siapa yang nabrak kakak, biar Rey bawa ke hadapan kakak buat minta maaf dan mempertanggungjawabkan perbuatannya!" tegas Ryder

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bilang kak siapa yang nabrak kakak, biar Rey bawa ke hadapan kakak buat minta maaf dan mempertanggungjawabkan perbuatannya!" tegas Ryder. Tentu sebagai adik dia tidak terima jika kakaknya seperti ini.

Namun Aruna masih tidak ingin bicara. Lebih baik dirinya diam saja, jika memang Jevan laki-laki sejati maka dia bakal mengaku.

"Gue!"

"Gue adalah orang yang nabrak kakak lo sampai begini!" pintu terbuka, terlihat Jevan datang dan dibelakang nya ada Key mengikutinya masuk ke dalam. Aruna dan Ryder menoleh melihat mereka berdua masuk.

"Lo?" Ryder dengan tatapan penuh emosi, dengan berani menghampiri Jevan. Tapi untung saja ia tidak kebablasan untuk memukulnya, karena melihat Key ada di samping Jevan.

"Gue minta maaf, gue sama adek gue nggak sengaja nabrak kakak lo."

"Adek?" Ryder heran saat Jevan mengatakan kalo Key adeknya.

"Iya, Jevan kakakku Rey!" ucapnya, Ryder makin tidak mengerti dengan inj, bagaimana bisa semua bisa kebetulan seperti begini.

"Aruna," Jevan mulai mendekati Aruna yang masih berbaring lemas di brankar rumah sakit. Aruna sedikit terkejut saat tangannya tiba-tiba di pegang oleh Jevan. Begitupun Key dan Ryder, mereka seperti patung yang hanya bisa melihat Jevan dan Aruna.

"Kak, kok kakak nggak marah sama dia?" Tunjuk Ryder pada Jevan. Aruna hanya menggeleng menandakan tidak usah. Yang terpenting sekarang bagaimana Aruna cepat keluar dari rumah sakit.

Mata Aruna dan Jevan sedang bertatapan. Sudah beberapa tahun mereka tidak ada kabar, lost kontak hingga hari ini mereka kembali di pertemukan untuk pertama kalinya setelah perpisahan sekolah.

Ada rasa haru yang terlihat dari mata Jevan saat dirinya masih bisa melihat mata indah Aruna. Dirinya seperti mendapatkan sebuah harapan untuk bisa kembali seperti dulu lagi.

"Kenapa senyum?" Aruna heran kenapa Jevan tiba-tiba tersenyum sendiri. Memang tindakan Jevan sepertinya masin sama seperti dulu.

"Nggak nyangka aja kita ketemu lagi. Emang jodoh nggak kemana." Ucap Jevan dengan percaya diri. Aruna yang mendengar tiba-tiba bingung. Mulai deh sifat Jevan yang dulu.

"Memang takdir yang mempertemukan kita tapi belum tentu kita berjodoh," Balasan Aruna. Ia tidak ingin memberikan harapan pada Jevan. Dan itu bukan prioritas nya sekarang.

"Ekhem!"

"Key kita keluar yuk, capek banget jadi nyamuk!" Senggol Ryder, sedikit berbisik. Key setuju dengan Ryder daripada harus menjadi nyamuk, lebih baik mereka pergi mencari suasana romantis juga.

S.M.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang