🪐 Midnight Talk

82 13 0
                                    

Di tengah masalah yang melanda, Chanyeol fokus menghabiskan waktu untuk mempersiapkan festival yang tinggal menghitung hari.

Jika biasanya ia berangkat ke kampus sejak pagi bersama kekasihnya dan itu berlangsung lima kali dalam seminggu, kini ia hanya perlu datang di siang hari pada senin dan jumat pada siang hari.

Lelaki itu habiskan waktu siang hingga sorenya di perpustakaan untuk menyusun skripsi, kemudian dilanjut dengan berlatih bersama bandnya hingga malam hari.

Bermodalkan topeng bahagia yang selalu ia pasang tiap kali berjumpa rekan-rekannya, Chanyeol merasakan bahwa harinya berlangsung lambat sejak ia tak berjumpa kekasihnya pun dirinya yang tak terbiasa.

Besok adalah harinya.

Bandnya menyelesaikan rehearsal pada malam hari, tepat ketika hari hampir berganti. Jika biasanya Chanyeol bersemangat tiap kali festival diadakan, kali ini ia hanya berharap bahwa semuanya berjalan sesuai rencana tanpa ada hal lain yang ikut menghalangi.

Sehun memutar stik drum yang ada di tangan sambil diam-diam memperhatikan sang senior yang telah menjatuhkan diri ke lantai panggung sambil sesekali melirik ponselnya. Mengingat bahwa Chanyeol memang bersikap aneh sejak beberapa hari lalu membuat ia menyadari bahwa seniornya itu tengah menanti seseorang untuk menghubunginya.

"Gak balik, Bang?" Kairo mendorong bahu Chanyeol dan ikut berbaring di sisinya, "Biasanya tiap beres latihan langsung buru-buru balik karena ada yang nunggu."

Kairo ini.. manusia paling sibuk diantara ketiganya, juga seseorang yang paling tidak peka membaca situasi sejak Chanyeol dan Sehun mengenalnya.

"Galau, tuh!" Sehun menyahut sambil melempar salah satu stik drum miliknya yang langsung ditangkap oleh Kairo.

Lelaki berkulit pucat itu bangkit kemudian ikut membaringkan diri di sisi kiri sang senior, membuat Chanyeol kini diapit dua manusia minim akhlak yang sayangnya berstatus sebagai sahabatnya.

"Putus, ya?"

Kalau Sehun sih.. bicaranya memang sedikit, tapi cenderung nyelekit. Chanyeol dan Kairo yang sudah berteman lama dengannya pun masih sering mengelus dada.

Kairo melempar balik stik drum kepada pemiliknya, "Mulut lo, anjing!" kesalnya.

"Gak mungkin 'kan, Bang?" ia balik bertanya pada Chanyeol, "Couple goals kesayangan gue dilarang karam pokoknya!"

"Gak ada yang putus. Gak ada yang karam." Chanyeol bangkit dan mendudukkan diri setelah menepuk kuat bahu sohibnya di kanan dan kiri, "Mending diem, gue pusing!"

"Punya temen dua tapi gak ada gunanya sama sekali," dumalnya sambil berdiri. "gue balik." pamitnya kemudian melompat turun dari panggung.

"Tapi besok dateng bareng ayang 'kan, Bang?!"

Chanyeol tak menyahut seiring langkahnya mencapai parkiran, membuat Kairo mendengus sambil melirik Sehun yang mengangkat bahu.

"Apa gue bilang, putus tuh!" ia ikut beranjak dari posisinya dan melompat turun dari panggung, bersiap untuk pulang setelah mengantongi stik drum ke dalam ranselnya.

Kairo menggelengkan kepala dan ikut melompat turun menyusulnya, "Kalo Bang Chanyeol denger, abis lo kena gebuk." sebelah lengannya melingkar di bahu sohibnya.

"Gue nebeng balik, ya?"

Sehun mendengus kemudian mendorong bahu lelaki berkulit lebih gelap itu agar menjauh darinya.

"Seleb miskin!"

iya, ringan-ringan dulu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

iya, ringan-ringan dulu ya..

Regard,
cey!

His Car isn't Yours | Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang