NJ-35

3.7K 332 74
                                    

"Mau pinjam buku apa?" tanya wanita yang bertugas menjaga perpustakaan SMA Laksana.

Wanita berwajah garang dengan kaca mata tebal berbentuk kotak itu menatap tajam Aisley, sosok murid yang wajahnya tidak familiar dimatanya. Karena tidak familiar, berarti sudah bisa dipastikan Aisley bukanlah murid yang biasa pergi ke perpustakaan. Dan pasti Aisley tidak tau tentang peraturan perpustakaan ini.

Aisley sebenarnya bingung kenapa wanita yang masih termasuk guru itu menatap tajam dirinya. Padahal mereka baru bertemu hari ini. Tapi ia tetap harus menghormatinya. Jadi, tanpa merasa tersinggung ia mengatakan alasan mengapa ia kemari. "Buku paket tambahan untuk mapel sejarah kelas 11, Bu."

"Memangnya disuruh pinjam sama guru pengajar sejarah mu? Atau kamu diberi tugas yang mengharuskan untuk meminjam buku tersebut?" tanya Bu Regina, si penjaga perpustakaan berwajah garang tadi.

"Opsi kedua, Bu. Tapi kalau mau menghabiskan waktu istirahat di sini dulu nggak papa kan, Bu?"

Tatapan tajam Bu Regina sama sekali tidak berubah. "Silahkan, tapi apakah kamu sudah mengetahui peraturan pinjam buku dan baca buku di perpustakaan ini?"

"Belum."

"Baiklah, dengarkan perkataan saya baik-baik. Peraturan pertama, dilarang mengambil sendiri buku yang hendak dipinjam. Biarkan saya sebagai petugas di perpustakaan ini yang mengambilkan. Kalau ramai, baru boleh ambil sendiri tapi tetap dengan pengawasan saya. Kedua, batas waktu pinjam buku tidak lebih dari tiga hari. Kalau melebihi itu denda 10rb perhari. Dan jika sampai melebihi satu minggu akan langsung denda 100rb.

Ketiga, kembalikan buku tersebut ke saya, jangan dikembalikan ke rak sendiri dengan asal-asalan. Keempat, ada peraturan khusus untuk menghabiskan waktu atau baca buku di perpustakaan. Diantaranya, tidak boleh ramai, tidak boleh membawa makanan ringan atau berat, tidak boleh membawa benda tajam yang berpotensi bisa merusak buku, dan diperkenankan untuk membawa buku bacaan sendiri," jelas Bu Regina dengan nada tegas.

Kedengarannya sedikit berlebihan berlebihan tapi peraturan tentu dibuat agar buku-buku di perpustakaan tidak cepat rusak. Dan Aisley menghargai peraturan yang telah ditetapkan tersebut.

Aisley mengangguk paham lalu berkata, "baik Ais sekarang paham, Bu. Kalau begitu Ais permisi buat duduk di sebelah sana ya. Ais sudah bawa buku bacaan sendiri kok."

"Bagus kalau kamu sudah bawa buku bacaan sendiri. Silahkan menikmati waktu baca di perpustakaan sesukamu. Dan untuk buku yang hendak kamu pinjam akan saya siapkan. Nanti sebelum kamu pergi dari sini silahkan diambil di meja ini." Setelah Bu Regina menyelesaikan ucapannya Aisley segera melangkah ke meja yang ingin ia tempati. Tak lupa sebelum meninggalkan Bu Regina sendirian Aisley melemparkan sebuah senyuman tipis yang dibalas anggukan kepala oleh Bu Regina.

Aisley memperbaiki duduknya agar tetap nyaman untuk beberapa menit kedepan. Baru kemudian ia mulai membuka buku yang dibawanya sedari tadi.

Ah, sebenarnya itu bukan buku pelajaran atau buku non-fiksi, melainkan sebuah novel yang sempat ia baca sipnosisnya saja di awal ia tiba di dunia fiksi ini.

Kenapa baru ia lanjutkan baca sekarang?

Entah ia juga tidak tahu. Tapi yang pasti novel yang satu-satunya dimiliki oleh raga yang ia tempati ini tidak pernah ia keluarkan dari tas ransel sekolahnya.

Kalau dilihat dari sipnosisnya, novel ini sepertinya menggunakan sudut pandang pertama pelaku utama.

Tanpa menunggu lagi, Aisley segera membaca prolog novel tersebut. Meski janggal rasanya di awal ia membuka buku tersebut, karena dibandingkan novel, buku ini justru seperti sebuah diary seseorang yang dibentuk mirip novel.

new journey!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang