Mereka berada di suatu ruangan yang aneh. Gambar-gambar aneh terlukis di dinding ruangan yang gelap itu. Mereka bingung apa yang harus dilakukan. Suara mesin yang biasanya terdengar kini tak bersuara sedikitpun.
"Ini game apaan dah? Gak jelas banget," gerutu Nana yang kesal karena benar-benar tak mengerti maksud permainan ini. Kemudian, ia berjalan perlahan meninggalkan teman-temannya yang terdiam bingung. Nana mengamati gambar yang berada di dinding ruangan itu.
"Na! Tungguin kita dong, jangan sendirian entar ada hantu,loh." Suara Audrey membuyarkan fokusnya, ia berhenti dan menoleh kebelakang, melihat teman-temannya yang tertinggal sedikit jauh. Melihat Nana yang berhenti, ketiga gadis itu berlari kecil menyusul Nana.
Saat mereka berjalan beriringan, mereka merasakan ada yang aneh pada tubuhnya masing-masing. "Eh, badan aku tiba-tiba kaku ...." Elissa kebingungan. Sontak, ketiga gadis lainnya reflek melihat tubuh masing masing yang ternyata sama kakunya dengan Elissa.
Karena panik, Audrey yang melihat tubuhnya yang kaku tak bergerak kemudian berteriak. "AAAAAA! BADAN AKU JUGA GA BISA GERAK, GIMANA INI!! "Lalu disaut oleh teriakan gagah Nana. " MAN ROBBUKAA!!!" Sontak, bahu Nana langsung dipukul pelan oleh Aeri. "Belum meninggal ege, gajelas. "
Dalam sekejap mata, mereka melihat ruangan berbeda. Tubuh yang sebelumnya tidak bisa digerakkan, kini tidak lagi.
"Eh, ini kok kita di tempat lain lagi? Bentar ... " Elissa melihat seluruh anggota tubuhnya sembari menggerak-gerakkannya. "Yey, badan aku udah bisa gerak."
"Aku juga," saut Aeri, Audrey, dan Nana secara serempak.
"Sekarang kita ada di mana? Kok banyak lego yang semakin ke atas?" Dahi Aeri berkernyit bingung.
"Ini kayak game roblox yang parkour itu kan? Ejet ini mah, kan aku lulusan roblox." Sombong Nana memamerkan keahliannya dalam bermain game parkour.
*Foto ruangan*
Selamat datang di game berikutnya. Di sini kalian harus menaiki balok-balok plastik atau lego dan mempunyai tiga kesempatan. Apabila salah satu dari kalian terjatuh, maka nyawa berkurang satu dan akan mengulang dari awal lagi.
"Hah, beneran ini? Dikira kita Spiderman kali, bisa ngeluarin jaring biar ga jatuh. Mana ada lego yang kecil lagi, susah itu," gerutu Audrey. Ia merasa game ini sangat tidak adil. Bagaimana bisa melewati lego yang semakin ke atas semakin kecil?Sudah bisa ditebak di sini, siapa yang pertama maju dan paling percaya diri.
"NA AWAS JATUH! GILA KALI LANGSUNG LOMPAT GITU!" Teriak Aeri panik melihat Nana yang langsung melompat ke arah lego yang lumayan tinggi dari mereka.
Mendengar teriakkan Aeri, Nana yang sudah naik ke balok pertama hanya menyeringai. "Ini mah gampang. Satu menit selesai, tinggal lompat lompat kaya di mario bross itu."
Tiba tiba, muncul Audrey yang melompat ke balok yang sama dengan Nana, membuat Nana sedikit oleng karna kemunculan gadis itu yang tiba tiba. "Dor! " Teriak Audrey yang mencoba mengagetkan, tetapi sudah diketahui duluan oleh Nana. "Apaan?" Ucap gadis itu datar.
Disisi lain, Elissa sibuk meyakinkan Aeri bahwa melompat ke balok tempat kedua temannya sudah melompat itu tak apa dan tak membunuh seseorang.
"Gapapa, Ri. Coba aja yuk sama aku?" Bujuk Elissa dengan nada selembut mungkin. Aeri tampak ragu sejenak. "Kalau mati gimana-" "GA BAKAL, UDAH YA UDAH, AYO LOMPATT!" Teriak Elissa yang sudah sedikit emosi, lalu memegang pergelangan tangan Aeri dan melompat bersama gadis itu ke balok.
Setelah mereka masing-masing tahu cara bermain parkour, mereka memainkan nya dengan lumayan lihai dan tak memakan banyak waktu, serta hampir dapat menyentuh balok paling atas atau balok final.
Keempat gadis itu menganga lebar ketika melihat balok terakhir. Balok itu sangat jauh dan lebih tinggi dari mereka. Membuat mereka satu sama lain menjadi frustasi.
"TIDAKKK ... BALOK NYA JAUH BANGET! EMANGNYA KAKI KITA SETINGGI KARPET LIPAT APA YA?!" Teriak Audrey frustasi. Ia tampak sudah sangat lelah dengan game-game yang dimainkannya.
Elissa langsung menghela nafas berat, sama frustasi nya. Gadis itu kemudian memijat pelipis nya, mati matian mencari cara. Sedangkan Aeri hanya duduk diam, lelah karna melompat lompat. Diantara ketiga gadis itu, hanya Nana yang tampak menatap tajam balok yang jauh dari mereka itu. Dahinya berkernyit seperti labirin, menandakan berpikir keras.
Suasana sunyi. Tiba-tiba ....
KAMU SEDANG MEMBACA
1st, Forbidden Game (End)
ФэнтезиBerawal dari meletakkan pion saat menyiapkan uang untuk bermain game tersebut. Keempat gadis itu terhisap ke dalam dunia game tersebut. Mereka berusaha untuk bertahan hidup di dalam dunia game yang penuh rintangan. Dengan tujuan menemukan portal gat...