🔞
***
Di antara banyaknya hal gila yang pernah Danu dan Anjani lakukan bersama, menikahi satu sama lain menjadi yang paling gila sejauh ini. Siapa sangka hari sarat duka malam itu yang dipenuhi tawa hambar dan ketidakseriusan malah berbuah hasil seserius ini; pernikahan. Cuma butuh sebulan bagi mereka mempersiapkan pernikahan. Amat satset, padahal kata orang hari-hari sebelum pernikahan itu bakal diisi beragam permasalahan. Namun, tidak bagi Danu dan Anjani. Semuanya terasa lancar-lancar saja. Selain karena tidak terlalu banyak hal yang perlu diurusi karena pernikahan dilangsungkan tertutup, dihadiri oleh segelintir orang terdekat, juga karena Danu dan Anjani memiliki kemiripan selera. Tidak banyak perdebatan yang terjadi ketika mendiskusikan gedung, desain undangan, variasi makanan, souvenir, dan tetek-bengek lainnya.
Perihal restu orang tua, didapat lebih gampang daripada membalikan meja. Faktor bertetanggaan sejak Danu dan Anjani masih berbentuk bayi merah hingga kini menjelma dua manusia dewasa berumur seperempat abad adalah yang paling utama. Keluarga Anjani sudah tahu baik dan buruknya Danu hingga ke akar-akar, begitu pun sebaliknya. Tidak ada lagi kecemasan bagi mereka untuk menitipkan anak masing-masing kepada anak tetangga. Toh, sejak kecil Danu dan Anjani telah saling menjaga. Keduanya bak amplop dan perangko yang tidak terpisahkan. Ke mana pun Danu pergi, Anjani pasti mengikutinya. Sampai-sampai ketika Danu dan Anjani memberitahu soal rencana pernikahan mereka kepada orang-orang terdekat, reaksi mereka tidak terkejut sama sekali. Beberapa sahabat malah berkomentar bahwa hari tersebut memang bakal datang.
Yang terkejut justru Danu dan Anjani. Sampai malam ini Anjani masih sulit percaya kalau kepada Danu-lah sang ayah mempercayakan tugas menjaga Anjani. Bahkan meskipun kini Anjani tidak tempati kamarnya sendiri lagi, melainkan kamar barunya bersama Danu-tetap saja, pernikahan ini bak mimpi. Ya, mereka pindah rumah di hari itu juga. Pindah ke rumah yang bersebelahan dengan rumah kakak lelaki Anjani. Rumah yang telah sejak jauh-jauh hari dipersiapkan keluarga Danu untuk Danu berumah tangga.
Anjani manut saja ketika diusir tepat di hari pernikahannya oleh sang ayah, sebab letak rumah baru ini lokasinya tak jauh dari rumah orang tua Anjani. Kelewat dekat. Anjani buka pintu pun rumah yang ia tinggali sejak kecil itu praktis kelihatan-alias berhadapan langsung dengan rumahnya sekarang. Itulah alasan Anjani bisa selegowo ini.
Derit pintu kamar mandi mengudara, buyarkan lamunan Anjani. Beringsut ia lari ke sudut ruangan. Berjongkok di sana. Dan ketika Danu melangkah keluar sambil mengusak-ngusakkan handuk kecil pada rambut basahnya, Anjani kontan menutup wajah pakai tangan. Keadaan Danu yang setengah telanjang adalah alasan Anjani jaga pandangan. Padahal sebelumnya pun ia sudah berulang kali menyaksikan pemandangan eksotis tersebut. Anjani terkadang malah iseng bersiul sambil pamer tampang cabul, tidak berhenti menggoda Danu sebelum Danu beri ancaman akan mengunggah foto aib Anjani ke seluruh akun sosial media yang Danu punya. Gertakan tersebut selalu berhasil menundukkan Anjani sebab isi galeri ponsel Danu dipenuhi foto-foto pose jeleknya Anjani-jelek kata Anjani. Bagi Danu sih enggak, ya.
Menemukan Anjani berjongkok di sudut ruangan macam belek, Danu tak kuasa menahan gelengan. Sambil meloloskan kaos ke badan, ia bilang, "Lagi ngapain sih, Ja?" Lalu terkekeh lantaran Anjani berikan pengabaian. Setelah mengenakan kolor motif Iron Man pemberian Anjani tahun lalu di hari ulang tahunnya, Danu pun bawa langkah mendekati Anjani. Lelaki itu berjongkok tepat di hadapan istrinya. Sedikit memiringkan kepala dengan maksud ngintip wajah si perempuan. Sayangnya Anjani malah benamkan wajah kian dalam ke lipatan lututnya. Danu pun usap puncak kepala Anjani. "Udah penuh tuh eeknya, ayo cebok."
Anjani sontak menegakkan pundak, kemudian layangkan tatap keki. "Gue enggak lagi berak!" katanya dongkol.
"Cosplay jadi belek?"
![](https://img.wattpad.com/cover/376734015-288-k540440.jpg)