bab 2-⁠☆

337 40 6
                                    

pagi ini sang bunda kembali meninggalkan Riku tanpa membangunkannya

melakukan rutinitas pagi meskipun sudah terlambat Riku berfikir untuk membolos saja

toh sang bunda tak ada di rumah, begitu pikir Riku

selesai bersiap dan mengenakan baju santai Riku hendak menginjakkan kaki di tangga sebelum kembali kaget ketika melihat sang bunda dan err lelaki asing sedang cuddle(?)

merasa ada seseorang kedua insan tersebut menoleh dan mendapati Riku sedang diam menatap mereka

Riku tersadar begitu melihat siapa laki laki tersebut

Lee Jeno

laki laki yang ia lihat sedang berjalan sempoyongan dengan dua wanita yang ia rangkul beberapa hari lalu

suara sang bunda menyadarkan Riku yang sedang tenggelam dalam ingatannya

"aku akan menikah dengan Jeno dan aku tidak berharap kau menghampiri pernikahan ku tapi sialnya rekan kerja ku ingin melihat anak haram seperti mu" cerca bunda Riku

"bunda akan menikah? tanpa persetujuan ku? begitu?" tanya Riku menatap kecewa sang bunda

"aku tidak butuh opini sampah mu Riku, apa perlu ku ingatkan lagi jika bukan karna mu hidup ku tak akan hancur brengsek!" ucap Karin(bunda Riku) menggebu gebu dengan mata yang berkaca kaca

"kalo bunda gamau ngeliat aku lagi fine! aku bisa keluar dari rumah ini asalkan bunda ga nikah sama laki laki bejat itu!" suara Riku meninggi sambil menunjuk Jeno

"JAGA UCAPAN MU BRENGSEK! ASAL KAU TAU JIKA KAU TIDAK LAHIR KE DUNIA INI HIDUPKU AKAN BAIK BAIK SAJA, TAPI KENAPA TUHAN MEMPERMAINKAN KU DENGAN MELAHIRKAN MU KE DUNIA!!" pecah sudah tangis Riku yang sedari tadi ia tahan begitu melihat sang bunda menumpahkan air matanya

air mata mereka berdua berlomba lomba meluruh melewati pipi mereka seakan akan yang terbanyak tumpah akan menang

Jeno menghampiri Karin dan mengusap punggung Karin yang bergetar karena tangisan nya

"jaga nada bicara mu dengan bunda mu Riku" kali ini Jeno yang berucap memperingati Riku

Riku menunduk kaki nya terasa melemas seperti jelly

"kenapa harus bunda?" Riku berucap lirih menatap kosong Jeno

"kemana dua wanita yang kau bawa keluar bar brengsek!" Riku kembali menegaskan ucapan nya

Jeno yang merasa Karin menoleh ke arahnya sontak membuat alibi

"perempuan apa maksud mu?! jangan karna kau anak dari Karin kau bisa seenaknya dengan ku, dan apa katamu tadi? bar? pfft sejak kapan aku menginjakkan kaki ku ke tempat haram itu!" Jeno berucap sedikit panik takut alibi nya terbongkar oleh Karin

"kalau pun jika aku berada di bar bagaimana kau bisa tau? apakah kau berada di bar tersebut? atau kau bahkan memasuki tempat haram tersebut?" tanya Jeno memandang remeh Riku begitu merasa Karin mulai berada di pihak nya

plak

"sebelumnya aku sudah memberikan keringanan dengan mu karena mengira kau sudah bertobat, tapi apa sekarang kau BERMAIN KE BAR MAEDA RIKU!?" ucap Karin getir di akhiri teriakan yang melengking

Riku terdiam, seakan ingin menjelaskan namun lidah nya kelu

Riku menoleh pada Jeno yang membuat pergerakan

"sudah sayang, jangan di lanjut oke, kau jangan terlalu stress ingatkan jika pernikahan kita tiga hari lagi?" ucap Jeno sembari mengusap punggung Karin dan hendak membawa nya berbalik pergi

jaeri ✧⁠◝ketos◜⁠✧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang