10.

54 9 0
                                    

Jericho dengan beberapa orangnya sudah mempersiapkan rumah sebaik mungkin. Kedua orang tuanya akan datang. Jadi, membersihkan seluruh bagian rumah hingga bagian terkecil pun sangat penting.

Kepribadian orang tua Jericho dan Miko sangatlah sempurna. Mereka berdua bukanlah orang biasa. Di negara besar ini, orang tua Jericho dan Miko adalah sosok yang sangat di butuhkan. Mereka sangat terpandang.

Jericho menunggu orang tuanya di lounge maskapai yang sudah di sediakan. Lounge ini hanya bisa di access oleh penumpang first class.

"Akhirnya, ketemu juga sama bujang satu Papa." Ucap Indrawan—Papa Jericho.

"Adek kamu sibuk banget ya kuliahnya. Sampai-sampai whatsapp Mama juga jarang dia bales loh, Jer." Mira mengadu lembut pada anak sulungnya atas sikap anak bungsunya yang sering mengacuhkannya.

"Gitulah, Ma. Dia beneran fokus buat nilai bagus. Maafin aja. Toh juga yang mau standar itu, Papa sama Mama, kan?"

"Iya sih. Tapi, Mama kangen sama dia." Mira adalah wanita yang sempurna jika dilihat semua mata laki-laki. Parasnya yang cantik, tinggi semampai, ukiran tubuh yang juga cantik membuat semua pasang mata melihatnya tanpa cacat. Suaranya yang lemah lembut juga jadi alasan mengapa Indrawan sangat mencintainya.

"Papa memang menaruh harapan besar sama kalian berdua supaya bisa jadi penerus yang layak. Cuma kadang, Mama kamu nih nggak berhenti ngomel kalau sehari saja salah satu dari kalian nggak ada kabar," Indrawan juga laki-laki yang dari paras saja sudah sempurna. Ditambah lagi kepintaran yang dia punya membuat hidupnya begitu lancar. Semua bisnis yang dia jalani begitu sukses. Otak dan parasnya sama-sama sempurna.

Mira langsung mencubit pelan perut sang suami hingga membuat terkejut. Jericho menanggapi orang tuanya dengan tertawa singkat. "Kita pulang sekarang?" Tanya Jericho.

"Ayo. Sudah kangen rumah!" Mira sangat antusias.

Perjalanan dari bandara menuju rumah Jericho cukup memakan waktu yang tidak sebentar. Mira sempat tertidur di bangku belakang karena bosan mendengar anak dan suaminya hanya berbincang tentang bisnis.

Sesampainya dirumah, netra Indra tertuju pada mobil yang sangat asing. "Mobil baru?" Tanya Indra pada Jericho.

"Bukan, Pa. Itu punya Jovan. Inget Jovan?"

"Oh! Jovan si anak ganteng tinggi itu? Temen kamu?" Mira sedikit mengingat ketika Jovan pernah berkunjung kerumah sebelum dirinya dan Indra memutuskan pergi ke luar negeri.

"Iya, Ma. Kayaknya Jovan sudah nunggu kita." Jericho membawa koper orang tuanya kemudian mengikuti langkah Indra dan Mira untuk masuk ke kediamannya.

Jovan tengah duduk sedikit gugup dengan Sessa disampingnya. Ia hanya bisa menerka apa yang akan terjadi. Inginnya, semua baik-baik saja. Tapi, ia sangat dibuat bimbang. Berbeda dengan Sessa yang santai seraya membaca majalah terbaru.

Saat pintu terbuka, fokus Jovan dan Sessa langsung tertuju pada pintu rumah Jericho. Ketegangan Jovan meninggi saat ia sudah melihat sosok Indrawan dan juga Mira disisinya.

"Jovan, apa kabar?" Indrawan langsung bersalaman dan memeluk gagah Jovan.

"Baik, Om. Om sama Tante gimana kabarnya?"

"Kita baik. Eh! Bawa siapa ini?" Mira menyadari kehadiran Sessa.

"Oh ini temen Jovan sama Jericho juga," Jawab Jovan gugup.

"Temen? Masih muda banget! Pantesnya jadi temen Miko ini," Ucap Mira.

"Memang aku temen Miko, Tan. Cuma juga kenal mereka berdua ini dengan baik. Jadi ya, kita semua berteman," Jelas Sessa.

Trust Me | Jaeren X NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang