Bab 18

72.3K 1.1K 53
                                    

"Kemarin Mamih telpon." Ucap Vano yang sedang terbaring nyaman di kasur dengan tangan nya berada di bawah kepala.

Rania meliriknya dari kaca meja rias. "Apa kata Mamih?" Ia kembali melanjutkan rutinitas skincare mahalnya.

"Cuma nanyain kabar, dan."

Rania menunggu nya tanpa minat.

"Minta kita ke Makassar."

"Kita? Kamu doang kali." Sela Rania datar.

"Artinya sama aja. Saya ke sana ya sama kamu juga."

"Hari apa?" Rania berdecak malas.

"Minggu depan kan ada tanggal merah."

"Gak bisa." Rania bangun dari duduknya. Wanita cantik dengan lingerie broken white itu menuju kasur mereka.

Rania cantik dan seksi tapi di mata Vano terlihat biasa saja. Berbeda jika Vano melihat Sarah, dalam balutan baju yang biasa biasa saja tetap terlihat cantiknya. Tiba-tiba Vano kepikiran sedang apa Sarah sekarang?

"Kenapa?"

"Aku udah janji sama temen kantor mau ke Lombok. Liburan."

"Gak bisa di cancel?"

"Gak bisa lah. Aku malah yang penanggung jawab nya." Rania menarik selimut dan mencoba tidur. Sungguh dia lelah sekali oleh pekerjaan kantor hari ini.

"Saya pulang sendiri aja kalau begitu."

"Hm." Rania bergumam acuh.

Awalnya Vano juga ingin tidur tapi teringat dengan pekerjaan nya yang harus segera ia kirimkan pada Juan. Lelaki dengan celana pendek abu-abu itu pun bergerak dari kasurnya meninggalkan kamar mereka.

Kalau sudah berada di ruangan nya, berkutat dengan apple pencil dan iPad, berkonsentrasi dengan sketsa yang dibuat, Vano bisa lupa waktu.

Bahkan sudah berjam jam terlewati Vano di ruangan nya. Sementara Sarah di kamarnya terbangun dari tidurnya dengan jantung berdegup kencang.

Dia kembali bermimpi mesum. Dalam mimpinya dia telanjang bulat, di atas tubuh Vano dan dia melakukan hal gila! Mengulum penis Vano sedangkan pria itu di bawahnya juga sama menjilati vagina nya.

Sarah ingat di mimpi mesum nya itu terjadi di siang hari, di garasi— samping mobil Vano yang masih basah oleh sabun.

Sarah bahkan sampai pipis dan Vano juga mengelurkan lendir putih yang menembak ke mulutnya.

Sungguh mimpi yang menjijikkan tapi.... Dia mengerang keenakan.

Sarah membuka ponsel untuk melihat jam berap sekarang. Ternyata jam 2 pagi. Dia melepaskan celana dalam nya yang sangat basah itu ke lantai. Keluar dari kamarnya karena dia butuh air dingin. Sarah masih terbayang bayang oleh mimpi yang selama ini muncul dalam tidurnya.

Apakah dia butuh berobat?

Ke dukun pintar?

Perempuan dengan dress tidur yang terlalu seksi itu menuangkan air dingin dari kulkas ke gelasnya. Setelahnya ia simpan gelas tersebut ke pantri dapur lalu membuka kulkas untuk mencari buah buahan.

Ada buah semangka, melon, anggur dan masih banyak lagi yanv masih tersisa. Sambil membungkuk di depan kulkas terbuka tangan nya membuka buka plastik.

Tanpa dia sadari ada Vano yang berjalan dengan wajah yang mengantuk ke arah dapur juga sambil membawa tumbler. Beberapa kali Vano menguap dan mmegrjapkan mata.

Langkahnya sudah menginjak dapur— tepat dua langkah di belakang Sarah dia baru sadar keberadaan perempuan itu. Vano terkejut tapi dia tidak berkedip.

Walaupun hanya beberapa detik, Vano jelas melihat bokong Sarah sebelum perempuan mungil itu berdiri dengan benar lalu berbalik badan.

Affair with My Uncle [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang